TUBAN - Parahnya kondisi pantai di wilayah Kabupaten Tuban sepanjang 65 Km perlu adanya trucukisasi sebagai langkah awal untuk mengatasi masalah abrasi dan pengikisan pantai. Sebab penanaman mangrove (pohon bakau-red) akan tidak ada artinya jika trucukisasi tidak di lakukan terlebih dahulu.
"Trucuk adalah langkah awal sebelum pohon bakau kita tanam, karena tanpa trucuk bakau yang kita tanam akan habis digerus gelombang. Sebab tidak adanya penahan gelombang," kata aktivis lingkungan Tuban, Atmo, di kediamannya di Widang..
Menuru Atmo, kawasan pesisir sebagai wilayah rawan tsunami mutlak dijadikan zona konservasi yang diarahkan pada pemeliharaan ekosistem padang lamun, terumbu karang, dan mangrove. Tak terkecuali pantai utara di Wilayah Tuban.
Oleh karena itu, langkah pemkab setempat bersama masyarakat di pesisir pantai utara Tuban dalam upaya merehabilitasi dan membangun vegetasi perlindungan pantai dengan penanaman mangrove dalam radius minimal sejauh 200 meter dari garis pantai ke arah belakang, patut didukung semua pihak. Tinggi vegetasi, yang disarankan antara 10 sampai 15 meter," katanya.
Atmo mengatakan, untuk menghalau gelombang tsunami ketebalan mangrove harus mencapai 1.200 meter atau dua kilometer ke daratan. Selain itu efek tsunami akan semakin pendek ke daratan pada lahan pesisir dengan kebun ekstensif dan tanaman yang padat. -
Menurut dia, hutan mangrove yang biasanya didominasi tanaman bakau, palem, liana, epifit, dan sikas dapat juga menahan abrasi pantai atau pengikisan daerah pantai akibat gerusan gelombang laut dan juga sebagai tempat memijah ikan konsumsi, misalnya bandeng.
"Fungsi mangrove di sini sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung abrasi, menahan lumpur dan perangkap sedimen agar tidak longsor," tutur Atmo .
Tingkat keberhasilan penanaman mangrove ditentukan kecocokan lahan, menurut Bambang, jenis tanaman serta melihat pasang surut kondisi pantai.
"Jadi sebelumnya harus dilakukan evaluasi lahan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan jenis tanaman karena jenis pohon mangrove ada 89 varietas," ungkap Atmo. (ami/SuaraBojonegoro).
"Trucuk adalah langkah awal sebelum pohon bakau kita tanam, karena tanpa trucuk bakau yang kita tanam akan habis digerus gelombang. Sebab tidak adanya penahan gelombang," kata aktivis lingkungan Tuban, Atmo, di kediamannya di Widang..
Menuru Atmo, kawasan pesisir sebagai wilayah rawan tsunami mutlak dijadikan zona konservasi yang diarahkan pada pemeliharaan ekosistem padang lamun, terumbu karang, dan mangrove. Tak terkecuali pantai utara di Wilayah Tuban.
Oleh karena itu, langkah pemkab setempat bersama masyarakat di pesisir pantai utara Tuban dalam upaya merehabilitasi dan membangun vegetasi perlindungan pantai dengan penanaman mangrove dalam radius minimal sejauh 200 meter dari garis pantai ke arah belakang, patut didukung semua pihak. Tinggi vegetasi, yang disarankan antara 10 sampai 15 meter," katanya.
Atmo mengatakan, untuk menghalau gelombang tsunami ketebalan mangrove harus mencapai 1.200 meter atau dua kilometer ke daratan. Selain itu efek tsunami akan semakin pendek ke daratan pada lahan pesisir dengan kebun ekstensif dan tanaman yang padat. -
Menurut dia, hutan mangrove yang biasanya didominasi tanaman bakau, palem, liana, epifit, dan sikas dapat juga menahan abrasi pantai atau pengikisan daerah pantai akibat gerusan gelombang laut dan juga sebagai tempat memijah ikan konsumsi, misalnya bandeng.
"Fungsi mangrove di sini sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung abrasi, menahan lumpur dan perangkap sedimen agar tidak longsor," tutur Atmo .
Tingkat keberhasilan penanaman mangrove ditentukan kecocokan lahan, menurut Bambang, jenis tanaman serta melihat pasang surut kondisi pantai.
"Jadi sebelumnya harus dilakukan evaluasi lahan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan jenis tanaman karena jenis pohon mangrove ada 89 varietas," ungkap Atmo. (ami/SuaraBojonegoro).