SuaraBojonegoro - Seni karawitan adalah warisan leluhur di tanah jawa, yang kini keberadaanya mulai tergerus zaman, seiring perkembangana seni musik modern menjadi tantangan dan bergesernya seni tradisional ini. sempat tertekannya seni karawitan pada masa pki juga merupakan kendala perkembangan seni gamelan ini.
Mulai menjamurnya musik modern di negeri in, semakin menyisihkan seni seni tradisional gamelan Karawitan yang pernah dikembangkan oleh para Wali Songo dalam menyebarkan aggama Islam salah satunya adalah seni tradisional gamelan karawitan.
Jenis seni ini mulai berkurang para penggemar dan peminatnya dibanding seni tradisional yang lain seperti langen tayub, Seperti di sampaikan salah satu penabuh gamelan Karawitan Rusdianto (36).
“Karawitan mulai sulit mendapatkan penggemar, sehingga hanya pada acara acara seremonial; tertentu yang biasanya di adakan oleh pemerintahan, barus seni ini kelihatan,” Kata Rusdianto.
Menurut Rusianto di kabupaten Bojonegoro beberapa sekelompok anak muda yang peduli dengan seni karawitan mencoba menggali potensi dan melatih diri agar bisa mempertahankan warisan leluhur ini, meskipun disisi lain tidak sedikit kawula muda yang enggan dengan musik tradisional karawitan ini.
"Kami bersama teman teman berusaha masih mempertahankan seni karawitan ini dan berupaya memperkenalkan kepada khalayak muda seperti di sekolah sekolah dan kegiatan organisasi lainnya," Terangnya pasa suarabojonegoro.com.
Rusdiantojuga menceritakan bahwa seni karawitan ini mengalami berbagai kendala sejak pada tahun 1965, pada masa gerakan g 30 s pki, karena para penabuh gamelannya saat itu merasa ketakutan di tuduh sebagai anggota PKI, dan banyak pemain karawitan masa itu memilih berhenti bermain gamelan karawitan.
Sulitnya menabuh gamelan tradisional untuk karawitan ini ternyata merupakan satu filosofi, sebagai bentuk melatih kebersamaan antar sesama masyarakat, karena sulitnya menabuh gamelan tersebut.
“ untuk memelajari menabuh gamelan ini harus memakan waktu yang sangat lama, sehingga selain melatih kebersamaan juga melatih kesabaran,” imbuh Rusdianto. (Anggoro)
Mulai menjamurnya musik modern di negeri in, semakin menyisihkan seni seni tradisional gamelan Karawitan yang pernah dikembangkan oleh para Wali Songo dalam menyebarkan aggama Islam salah satunya adalah seni tradisional gamelan karawitan.
Jenis seni ini mulai berkurang para penggemar dan peminatnya dibanding seni tradisional yang lain seperti langen tayub, Seperti di sampaikan salah satu penabuh gamelan Karawitan Rusdianto (36).
“Karawitan mulai sulit mendapatkan penggemar, sehingga hanya pada acara acara seremonial; tertentu yang biasanya di adakan oleh pemerintahan, barus seni ini kelihatan,” Kata Rusdianto.
Menurut Rusianto di kabupaten Bojonegoro beberapa sekelompok anak muda yang peduli dengan seni karawitan mencoba menggali potensi dan melatih diri agar bisa mempertahankan warisan leluhur ini, meskipun disisi lain tidak sedikit kawula muda yang enggan dengan musik tradisional karawitan ini.
"Kami bersama teman teman berusaha masih mempertahankan seni karawitan ini dan berupaya memperkenalkan kepada khalayak muda seperti di sekolah sekolah dan kegiatan organisasi lainnya," Terangnya pasa suarabojonegoro.com.
Rusdiantojuga menceritakan bahwa seni karawitan ini mengalami berbagai kendala sejak pada tahun 1965, pada masa gerakan g 30 s pki, karena para penabuh gamelannya saat itu merasa ketakutan di tuduh sebagai anggota PKI, dan banyak pemain karawitan masa itu memilih berhenti bermain gamelan karawitan.
Sulitnya menabuh gamelan tradisional untuk karawitan ini ternyata merupakan satu filosofi, sebagai bentuk melatih kebersamaan antar sesama masyarakat, karena sulitnya menabuh gamelan tersebut.
“ untuk memelajari menabuh gamelan ini harus memakan waktu yang sangat lama, sehingga selain melatih kebersamaan juga melatih kesabaran,” imbuh Rusdianto. (Anggoro)