09 Juli 2014

Prilaku Remaja Di Bulan Ramadhan

    Rabu, Juli 09, 2014  

SuaraBojonegoro - Di dalam bulan Puasa tentunya banyak kegiatan yang dilakukan sebagian Umat Muslim dengan beribadah semaksimal mungkin. Tidak terkecuali dengan kalangan remaja dan anak-anak yang merupakan bagian dari keluarga atau lingkungan di sekitar kita. Sholat Tarawih, Tadarusan di Masjid atau Musholla, hingga Pesantren kilat di Sekolah, merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Selain itu juga bagi anak-anak dan kalangan remaja yang berusia belasan tahun, bulan Ramadhan adalah momen yang sangat mereka tunggu.

Mungkin ini, tidak seperti bulan-bulan biasanya, di bulan Ramadhan, waktu malam terasa panjang untuk digunakan dengan berbagai rutinitas di Masjid dan rumah. Apalagi banyak orang tua yang memberi kelonggaran pada anaknya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat saat tengah malam, seperti mengaji atau membangunkan sahur keliling kampung/ kompleks perumahan.

Yang menjadi budaya bagi sebagian remaja adalah kegemaran membangunkan orang sahur dengan menabuh gamelan, atau biasa di sebut Uklik, adalagi yang menyebut tong tong klek, atau kalau bahasa Sumberrejo Bojonegoro adalah Uprakan.

Kegiatan ini adalah membunyikan alat Musik berbagai jenis, ada kentongan, ada besi yang di benturkan, ada jerigen yang di tabuh, gong, rebana dan lain sebaginya yang bisa di manfaatkan. Merkepun rela bangun lebih awal dan bahkan untuk menunjukkan kekompakkan agar anggotanya tidak ada yang hilang, secara bersama sama mereka tidurdi Mushola.

Jam 2.00 WIB tiba para remaja ini langsung bergegas menyiapkan peralatan mereka dan melakukan kegiatan rutin membangunkan warga muslim untuk melakukan kegiatan sahur bagi yang berpuasa, dan bagi yang tidak berpuasa mungkin akan menganggu pulas tidur mereka.

Kegiatan Sebagian remaja yang membangunkan warga untuk sahur ini sangat berdampak positif, dan tidak sedikit warga yang senang dengan kegiatan ini, namun dari para remaja dan bahkan anak anak yang melakukan kegiatan membangunkan orang sahur tampaknya tidak ada tendensi atau berharap imbalan, inilah terkadang yang membuat keikhlasan ini tumbuh dari prilaku anak anak remaja ini.

Namun tidak semuanya demikian, ada juga sebagian remaja yang memanfaatkan malam dengan kegiatan yang menganggu kenyamanan dan ketentraman masyarakat dianataranya adalah balapan liar, yang sering terjadi di jalan Veteran Bojonegoro,lepas tengah malam, sering sekali kita jumpai segerombolan anak muda yang melakukan kegiatan bahaya ini, tanpa ada yang bisa mengendalikan atau membubarkanya.

Patut disayangkan jika acara balapan liar itu justru memakan korban dari pelakunya sendiri, entah menabrak kendaraan lain atau menabrak sisi pembatas jalan. Terlebih lagi adalah jika sang pembalap liar itu meninggal sia-sia, hingga hilanglah harapan dari keluarganya untuk berkumpul bersama di hari Idul Fitri.

Nah selain balaban Liar, ada juga kegiatan remaja yang juga menggunakan motornya untuk saling menjaga gengsi dan menganggu ketentraman masyarakat, yaitumembunyikan motornya secara keras dengan sengaja knalpot di jebol dan suaranya menjadi besar, hal tersebut justru di lakukan saat pagi hari setelah subuh.

banyak kita temui kejadian tersebut di jalan jalan yang jauh dari pemukiman, si perbatasan Desa yang menghubungkan anatara kecamatan Rengel dan Plumpang. dan prilaku para remaja ini  mendapatkan perhatian yang tidak miring dari masyarakat sekitar, karenasuara keras puluhan motor ini sangat menganggu masyarakat.

Banyak prilaku remaja lain di dalambulan ramadhan yang seharusnya dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan ibadah, justru tidak sedikit pula yang terjerumus dengan budaya yang sebenarnya tanpa kita sadari sangat menganggu lingkungan masyarakat.


Penulis: Malinda Syilvia

© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9