13 Desember 2015

Ngopi Bareng Para Ketua Silat Bojonegoro, Jadi Ajang Diskusi Budaya

    Minggu, Desember 13, 2015  

Edisi : Minggu, 13 Desember 2015
Penulis : Anggoro

Perguruan silat di Bojonegoro yang sering diindentikan dengan tawuran dan perkelahian, yang biasa juga disebut sering melakukan pertarungan jalanan, sebenarnya harus mampu dicermati lebih dalam oleh Masyarakat, karena terkadang riuh kecil adanya tawuran yang sering di indentikkan dengan silat, kebanyakan mereka bukan warga atau anggota silat.

Kenapa Demikian, sebenarnya inilah Bojonegoro, dengan meningkatnya Budaya Silat dan banyaknya perguruan silat yang ada seringkali diindentikan dengan perkelahian, maupun tawuran, masyarakat harus sedikit mau melihat sisi lain, bahwa adanya tawuran harus dilihat siapa dan bagaimana status si pelaku tawuran.

Selama hampir 4 tahun isu perkelahian antar warga silat sudah tak terdengar lagi yang dulu seringkali disebut, kini sudah bergulir seiring kebutuhan serta peningakatan Sumber Daya Manusia, tak ketinggalan peran dari para ketua perguruan silat Di Bojonegoro yang peduli dan saling membuka diri untuk saling bersilaturahmi antar perguruan silat baik dalam kegiatan seremonial maupun kegiatan santai. 

Seperti yang dilakukan oleh para petinggi silat Di Bojonegoro, ngopi bareng menjadi salah satu media untuk mendekatkan diri baik secara pribadi maupun secara organisasi, "Saatnya kita ini berfikir kedepan, silat ini kan salah satu budaya bangsa saat melawan penjajah belanda dan juga sebagai pembelajaran bela diri, banyak manfaat yang terkandung didalamnya salah satunya adalah ajaran persaudaraan," Kata Didik Rianto, Dari Tapak Suci Putra Muhhamadiya Bojonegoro. 

Wahyu Subagdiyo, Ketua Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate, juga menyampaikan bahwa silat ini budaya bangsa yang patut dilestarikan, dengan mengembangkan budaya silat turut juga mengangkat martabat bangsa, "Pengembangan budaya ini tentu tidak mudah harus benar benar dimulai dari diri kita sendiri, dengan mempelajarinya serta memhami nya sebegai bentuk upaya pengembangan," Kata Wahyu, sambil menuang kopi cangkirnya saat ngobrol bareng di kantin Kodim 0813 Bojonegoro. 

"Sekarang sudah saatnya berubah di dunia persilatan Bojonegoro, masyarakat memang harua memahami siapa yang melakukan perkelahian dengan menamakan organisasi silat tertentu, jelas bukan orang silat, Yang harus lebih dipahami mereka adalah oknum," Tambah Tono, Ketua Pencak Organisasi Cabang Bojonegoro. 

Sementara itu mulainya berkembang silat di manca negara terutama Malasiya, memang membuat pelaku Silat berhati hati, karena dengan berkembangnya pencak silat di Malasiya bisa terjadi Klaim yang dilakukan bahwa pencak solat berasal dari negara tersebut.

"Kita semua memang harus menyadari bahwa silat bukan untuk saling beradu kekuatan terhadap bangsa sendiri, namun menjadikan silat sebagai budaya pemersatu bangsa, sehingga kebersamaan antar sesama warga silat bisa tercipta," Sambung Sasmito Anggoro, Ketua Persaudaraan Setia Hati Winongo Bojonegoro. 

Didalan Pencak silat terdapat ragam budaya dan juga pengetahuan dan pendidikan filosofi manusia yang mampu merubah karakter manusia, seperti pendidikan saling menghargai, pendidikan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa, dan juga gerak dan jurus dalam silat yang sebenarnya mengandung arti kebaikan kepada sesama manusia dan Tuhan.



Masrukin, Ketua Pencak Silat RASA, juga mengamini dari komentar para ketua Pencak Silat lainnya, karena apapun manusia memang tidak lepas dari sejarah dan Budaya yang timbul dan didalam sejarah itu tumbuhlah ajaran ajaran yang mengandung arti pendidikan budi dan pekerti untuk manusia.

Selain membahas budaya silat, para ketua pencak silat Bojonegoro ini juga banyak membahas soal Sejarah Bojonegoro, mulai dari Budaya dan penemuan fosil fosil yang ada juga menjadi diakusi seru soal Bojonegoro di masa lampau. 

Dijelaskan oleh Supangat, ketua Margoluyu Bojonegoro bahwa Bojonegoro memang dalam sejarah tak lepas dari nama nama pendekar besar yang pernah singgah dan hidup di Bumi Bojonegoro pada masa lampau, seperti Sejarah Legenda Angkling Dharma, Sejarah Aryo Penangsang, Dan banyak pendekar pendekar majapahit lainnya dari Bojonegoro maupun yang singgah di Bojonegoro, "dan yang perlu digali adalah sejarah pra sejarah dari hasil hasil penemuan fosil dan benda purbakala gang ada," kata Supangat.

Ada yang perlu dipertanyakan, sebenarnya dan banyak menjadi perranyaan maayarakat Bojonegoro, banyaknya perguruan silat, yang berdiri dan berkembang pesat di Bojonegoro kebanyakan berasal dari luar Bojonegoro, nah... Apakah ini juga ada bagian dari cerita sejarah dan legenda dimasa lalu, bahwa Bojonegoro pernah menjadi persinggahan para pendekar dan para tokoh sejarah dimasa kerajaan?

Bersambung...

© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9