Reporter : Rabani P
“Salah satu rekomendasi kita adalah pemberian ruang khusus untuk ajang selfie pengunjung,” ujar Agus Budiono, salah satu aktifis dari Pokja Kebudayaan. Menurutnya, budaya bukan hanya masalah kebiasaan tradisional turun-temurun, namun juga hal-hal baru yang justru bisa dimanfaatkan.
Ia menjelaskan, ruang yang dimaksud adalah semacam photobooth yang langsung menunjukkan ciri khas Bojonegoro dan obyek wisata yang bersangkutan. “Karena saat ini, selfie sudah menjadi kebiasaan. Dengan adanya photobooth yang menarik dan berciri khusus, maka secara langsung akan mempromosikan obyek tersebut, terlebih penggunaan media sosial sudah hal yang jamak,” tambahnya.
Sementara itu menurut mereka, saat ini kegiatan wisata di Bojonegoro yang tak dapat dilepaskan dengan kegiatan selfie tersebut masih belum cukup menunjukkan simbol khusus yang membuat pemirsanya mengetahui lokasi obyek wisata tersebut.
“Misalnya di kolam renang, semua kolam renang khan vuewnya sama. Atau di alam terbuka, karena landscape Bojonegoro belum begitu dikenal luas, maka kami rasa photobooth itu lumayan efektif,” tambahnya.
Photobooth sendiri merupakan sebuah ruang yang diberi ciri buatan sebagai lokasi berfoto pengunjung. Hampir semua obyek wisata ataupun event yang ada di Indonesia sudah sejak lama menambahkan photobooth ini.
“Karena selain murah, efektifitasnya cukup terbukti menarik minat wisatawan untuk sengaja ataupun tidak sengaja untuk ikut mempromosikan obyek wisata dan event yang bersangkutan. Jadi tidak hanya sekedar banner,” pungkasnya. (Rab/Red)