Selasa, 01 November 2016
Reporter : Iwan Zuhdi
Namun, sedekah bumi di makam Mbah Semaleng di Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro tampak berbeda dengan sedekah bumi didaerah lainya. Pasalnya, sedekah bumi dimulai dengan menebarkan ratusan uang pecahan 500 rupiah kepada masyarakat desa setempat, di sekitar makam Mbah Semaleng.
Salah satu warga, Susilo mengatakan, sedekah bumi ini diikuti para petani dan masyarakat dengan cara melakukan doa bersama. "Sedekah bumi ini digelar rutin setahun sekali, tepatnya usai masyarakat panen raya. tetapi di sini kita melakukan tebar uang dulu sebagi bentuk syukur terhadap rezeki yang melimpah," kata Susilo, Selasa, (01/11/16)
Lebih lanjut, Ia mengatakan dalam tradisi tebar uang ini diikuti oleh peseta dari anak-anak dan orang Dewasa. Sedangkan nominal uang yang ditebarkan lebih dari 5 juta.
"Soalnya satu orang aja minimal tebar uang minimal 50 Ribu," ucapnya.
Hal senada juga dikatakan, Kang Rais, salah satu sesepuh di Desa Semambung itu menjelaskan, tujuan kegiatan ritual ini adalah mensyukuri hasil panen. Tradisi sedekah bumi atau nyadran adalah kegiatan masyarakat yang dilakukan setiap satu tahun sekali dengan bacaan tahlil, yang ditujukan kepada para alim ulama dan masyarakat yang telah meninggal dunia.
"Harapannya, kedepan bisa lebih baik lagi. Disini kita memohon ridho dari Allah SWT, dalam tahlilan ini ditujukan pada sesepuh kita yang telah mendahului kita, semoga amal ibadah para alim ulama dan masyarakat di terima oleh allah SWT." tuturnya.
Ia menambahi, bahwa di Desa Semambung terdapat 9 makam sesepuh desa. "Tapi yang melakukan ombyar uang hanya di makam Mbah Semaleng saja," pungkasnya.(Wab/Red).