Reporter : Iwan Zuhdi
"Beliau juga akan hadir, disitu dapat berbagi pengetahuan tentang bagaimana menggambar," kata Agus Sighro selaku koordinator.
Kegiatan yang memajang berbagai karya visual, mulai dari foto, sketsa, lukisan, gambar, hingga syair dan puisi grafis tersebut dikatakan sebagai langkah nyata dalam melakukan pengumpulan dan pelestarian budaya lokal dengab menggunakan media visual.
"Ada beberapa karya yang mungkin secara nyata keberadaannya jarang dijumpai atau bahkan belum pernah disinggahi oleh generasi saat ini. Misalnya wayang krucil, serta panorama eksotis di pelosok Bojonegoro yang mengandung nilai-nilai budaya lokal seperti Batu Punakawan," tambahnya.
Beberapa wartawan juga ikut serta berpartisipasi dalam pameran yang rencananya bakal dikelilingkan secara rutin dan dibukukan tersebut, bahkan Ketua Lesbumi NU provinsi Jawa Timur pun memberikan apresiasi dengan menyumbangkan karya fotonya.
Diharapkan, pameran tersebut dapat menjadi kebiasaan baru di Bojonegoro, khususnya saat waktu-waktu khusus.
"Contohnya malam pergantian tahun, semoga stigma pesta miras, pesta seks, kebut-kebutan, hura-hura, tawuran yang selalu mewarnai tahun baru dapat terkikis dengan kegiatan budaya seperti ini," jelasnya.(Wan/Red).