Oleh: Hestu Widiyastono
suarabojonegoro.com - Hujan diujung senja menjelang datang, ah terpaksa aku harus merelakan sore ini untuk tidak melihat senja bila hujan tak segera reda. Namun tak apalah sambil menunggu tuanku datang menikmati hujan ini cukup menghibur, tak ada yang berbeda, hujan ya gitu gitu aja, airnya netes dari langit ke bumi nggak mau kehatimu.
Aku masih duduk dikursi empat kaki yang hanya cukup aku tempati sendiri, bersandar pada dinding sedikit merasa kedinginan juga, butuh kehangatan, Teh anget, Tempe anget, dan Pentol anget kayaknya ueenaak banget hujan - hujan gini dapat yang anget - anget apalagi dinikmati berdua.. uuh.. tapi aah.. ngomong tentang berdua aku jadi semakin terejek oleh burung gereja yang sedang berteduh berduaan di pojok atap sana, tapii tak apa lah aku cukup bahagia melihatnya bahagia, nggak baper Lo ya.
Agak sedikit melamun aku tiba-tiba ingat chat ku dengan mu yang sempat, aah gak perlu aku jelasin lah di sensor (tiiitt) jadi malu sendiri aku. Yaah.. yang sudah biarlah sudah meskipun jadi masalah. Aku kembali memandang hujan. Dan kembali melamun tapi otak ku tak berhenti Berfikir dalam hatiku ingin bertanya padamu wahai gadis berkacamata,
jika hujan seperti ini apa yang akan kau lihat pada hujan itu?
Tapi sayang kamu tak disini, akhirnya aku nggak jadi tanya kekamu. huuh.. aku coba tanyakan pada burung juga gak jawab malah asik bermesraan. Rasanyaa pengen deh gua minum tu seluruh air hujan biar dingin ni emosi. Tapi ya nggak gitu - gitu juga.
Aku mulai tersadar dari lamunan kecil itu tapi aku tetap tak sadar kalau sejak tadi aku sedang memikirkanmu, cewek unik dan menyebalkan yang berani beraninya masuk dalam pikiran ku,
Aku jadi berangan - angan tentang jawaban yang akan kau berikan nanti.. kira kira bagaimana yaa...
Jika pada hujan yang kamu lihat adalah butir air yang jatuh dengan deras, aku melihat hal yang berbeda dari kamu.. pada hujan itu aku memang melihat air tapi juga Celah yang sebenarnya pada celah itu bisa dilewati semut yang berjalan tanpa kena airnya. Hehe itu hanya bercanda.. tapi benar pada hujan itu bukan hanya ada air tapi juga Celah. Dan semoga di hatimu juga masih ada celah yang jika aku ibarat semut masih dapat masuk pada celah celah itu. (Jw/red).
*) penulis adalah Ketua Komisariat PMII STAI Attanwir Talun
suarabojonegoro.com - Hujan diujung senja menjelang datang, ah terpaksa aku harus merelakan sore ini untuk tidak melihat senja bila hujan tak segera reda. Namun tak apalah sambil menunggu tuanku datang menikmati hujan ini cukup menghibur, tak ada yang berbeda, hujan ya gitu gitu aja, airnya netes dari langit ke bumi nggak mau kehatimu.
Aku masih duduk dikursi empat kaki yang hanya cukup aku tempati sendiri, bersandar pada dinding sedikit merasa kedinginan juga, butuh kehangatan, Teh anget, Tempe anget, dan Pentol anget kayaknya ueenaak banget hujan - hujan gini dapat yang anget - anget apalagi dinikmati berdua.. uuh.. tapi aah.. ngomong tentang berdua aku jadi semakin terejek oleh burung gereja yang sedang berteduh berduaan di pojok atap sana, tapii tak apa lah aku cukup bahagia melihatnya bahagia, nggak baper Lo ya.
Agak sedikit melamun aku tiba-tiba ingat chat ku dengan mu yang sempat, aah gak perlu aku jelasin lah di sensor (tiiitt) jadi malu sendiri aku. Yaah.. yang sudah biarlah sudah meskipun jadi masalah. Aku kembali memandang hujan. Dan kembali melamun tapi otak ku tak berhenti Berfikir dalam hatiku ingin bertanya padamu wahai gadis berkacamata,
jika hujan seperti ini apa yang akan kau lihat pada hujan itu?
Tapi sayang kamu tak disini, akhirnya aku nggak jadi tanya kekamu. huuh.. aku coba tanyakan pada burung juga gak jawab malah asik bermesraan. Rasanyaa pengen deh gua minum tu seluruh air hujan biar dingin ni emosi. Tapi ya nggak gitu - gitu juga.
Aku mulai tersadar dari lamunan kecil itu tapi aku tetap tak sadar kalau sejak tadi aku sedang memikirkanmu, cewek unik dan menyebalkan yang berani beraninya masuk dalam pikiran ku,
Aku jadi berangan - angan tentang jawaban yang akan kau berikan nanti.. kira kira bagaimana yaa...
Jika pada hujan yang kamu lihat adalah butir air yang jatuh dengan deras, aku melihat hal yang berbeda dari kamu.. pada hujan itu aku memang melihat air tapi juga Celah yang sebenarnya pada celah itu bisa dilewati semut yang berjalan tanpa kena airnya. Hehe itu hanya bercanda.. tapi benar pada hujan itu bukan hanya ada air tapi juga Celah. Dan semoga di hatimu juga masih ada celah yang jika aku ibarat semut masih dapat masuk pada celah celah itu. (Jw/red).
*) penulis adalah Ketua Komisariat PMII STAI Attanwir Talun