Reporter : --
suarabojonegoro.com - Bagi umat muslim yang kembali bertemu dengan Ramadan 2017 ini, patut kiranya bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa. Kenapa harus bersyukur? Sebab, bukankah begitu banyak teman, keluarga, kerabat, atau sahabat, yang nyatanya tahun ini tak lagi bersama diri Anda?
Perjalanan usia, tak akan ada yang tahu. Sebagai manusia tinggal menjalani saja. Karena itu, tak berlebihan jika bersyukur adalah hal pertama dan paling utama yang harus dilakukan setelah diberikan kesempatan untuk kembali bertemu Ramadan 2017 ini.
Lalu, apa istimewanya Ramadan tahun ini? Jika Ramadan dibiarkan berlalu begitu saja, tanpa ada perbedaan atau keistimewaan, tentu sangat rugi besar. Banyak arti dan keistimewaan penting yang bisa diambil dalam bulan berlimpah berkah ini.
Menjelang Ramadan, biasanya yang banyak dilakukan umat muslim adalah saling bermaafan. Baik secara langsung maupun saling meminta maaf melalui media sosial. Namun, sudahkah meminta maaf kepada diri sendiri?
Kenapa harus meminta maaf kepada diri sendiri? Ya, dari sisi fisik, ini adalah momen bagi seluruh organ vital tubuh untuk benar-benar ‘direparasi’ alias beristirahat sejenak. Bayangkan, selama bertahun-tahun, semua organ di dalam tubuh beroperasi tanpa henti. Bagi yang rutin menjalankan puasa sunah, misalnya Senin – Kamis, jelas masih ada jeda bagi tubuh untuk istirahat. Tapi bagaimana yang jarang berpuasa? Sudah pasti semua bagian tubuh harus terus menerus beroperasi tanpa henti.
Parahnya lagi, semua organ tadi bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah, bahkan terkadang dizalimi. Dizalimi seperti apa? Coba perhatikan, apa saja makanan yang dikonsumsi selama ini? Sudahkah makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan nutrisi yang benar-benar dibutuhkan tubuh? Apakah makanan yang masuk kaya serat, kaya vitamin, dan benar-benar bermanfaat? Jika yang dijejalkan ke tubuh selama ini adalah makanan yang kaya lemak, tinggi kadar gula, serta minim serat yang dibutuhkan tubuh, bukankah itu namanya sudah menzalimi tubuh Anda sendiri?
Terbiasa makan enak dengan kadar lemak berlebih adalah salah satu cara paling mudah untuk menyiksa organ-organ di dalam tubuh. Tidakkah Anda merasa bersalah karena sudah menyiksa organ tubuh Anda sendiri? Karena itu, momen Ramadan ini, sudah sepatutnya menjadi waktu yang tepat untuk meminta maaf kepada tubuh Anda.
Caranya bagaimana? Selepas salat dan membaca doa misalnya, lakukan komunikasi dengan diri sendiri. Bayangkan dan rasakan keberadaan jantung Anda? Bagaimana perlakuan terhadap jantung selama ini? Apakah selalu diberikan asap rokok, atau setiap saat diberikan makanan berlemak? Jika itu yang terjadi, minta maaflah kepada jantung Anda. Dengan tulus dan ikhlas, sampaikan permohonan maaf kepada jantung, agar sang jantung benar-benar mendengar permohonan maaf Anda.
Setelah itu, berjanjilah kepada jantung untuk memperbaiki pola hidup dan pola makan Anda. Selain itu, berjanjilah untuk selalu menyayangi dan memperhatikan kebutuhannya. Di antaranya kebutuhan untuk mendapatkan olahraga yang sesuai kapasitasnya.
Setelah proses forgiveness selesai, maka dalam momen puasa ini, Anda memberikan kesempatan bagi jantung untuk benar-benar memperbaiki dirinya agar kembali prima.
Tak hanya jantung, lakukan hal yang sama kepada organ lainnya. Dari mulai lambung, ginjal, pankreas, paru, liver, dan organ-organ lainnya. Sehingga diri Anda secara utuh benar-benar menghadapi Ramadan secara menyeluruh. Jangan lupa meminta kepada organ tubuh Anda untuk membantu menciptakan kondisi fisik yang sehat dan ideal selama Ramadan. Bukan tidak mungkin, dengan cara itulah, timbangan Anda bisa benar-benar sesuai impian yang diharapkan. Ini pula yang pernah saya lakukan pada Ramadan sebelumnya, dan kini tubuh saya pun menjadi lebih ideal dan lebih sehat.
Setelah fisik, berikutnya adalah memperbaiki pikiran. Pikiran yang dimaksud di sini adalah pikiran bawah sadar, yang di dalamnya menyimpan semua perasaan dan emosi baik positif maupun negatif. Momen Ramadan ini, saatnya melakukan install ulang agar pikiran bawah sadar Anda menjadi lebih positif, dan menghapus semua program negatif.
Marah, sakit hati, kecewa, dendam, dongkol, dan beragam perasaan tidak nyaman lainnya, harus dinetralisir agar Anda bisa menjalankan ibadah puasa lebih nyaman. Lalu bagaimana cara menetralkan semua perasaan tidak nyaman itu?
Jika ingin cepat, Anda bisa mendatangi penasihat spiritual, guru ngaji, psikolog, psikiater, atau hipnoterapis. Tapi jika ingin melakukannya sendiri, boleh dicoba dengan banyak cara. Di antaranya adalah dengan menuliskan semua emosi Anda pada lembaran kertas. Misalnya, Anda masih sakit hati dengan mantan. Segera ambil lembaran kertas, kemudian tuliskan semua perasaan Anda kepada sang mantan, seolah-olah sedang berbicara kepadanya.
Tak usah ragu menuliskan umpatan dan sumpah serapah di kertas itu. Bahkan jangan sayang juga jika harus menghabiskan beberapa lembar kertas. Yang penting, tuliskan semuanya sampai merasa lega dan plong. Terakhir, jangan lupa bakar kertas tersebut sampai habis dan menjadi arang.
Nah, jika semua pikiran negatif sudah hilang lenyap, saatnya Anda menghadapi Ramadan kali ini dengan lebih tenang dan nyaman. Ibadah tentu menjadi lebih semangat saat fisik dalam kondisi prima, serta pikiran benar-benar lebih fokus.
Selamat mencoba. (*)
Sumber: https://seword.com/spiritual/agar-fisik-lebih-sehat-dan-pikiran-nyaman-saat-puasa-ini-rahasianya/
suarabojonegoro.com - Bagi umat muslim yang kembali bertemu dengan Ramadan 2017 ini, patut kiranya bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa. Kenapa harus bersyukur? Sebab, bukankah begitu banyak teman, keluarga, kerabat, atau sahabat, yang nyatanya tahun ini tak lagi bersama diri Anda?
Perjalanan usia, tak akan ada yang tahu. Sebagai manusia tinggal menjalani saja. Karena itu, tak berlebihan jika bersyukur adalah hal pertama dan paling utama yang harus dilakukan setelah diberikan kesempatan untuk kembali bertemu Ramadan 2017 ini.
Lalu, apa istimewanya Ramadan tahun ini? Jika Ramadan dibiarkan berlalu begitu saja, tanpa ada perbedaan atau keistimewaan, tentu sangat rugi besar. Banyak arti dan keistimewaan penting yang bisa diambil dalam bulan berlimpah berkah ini.
Menjelang Ramadan, biasanya yang banyak dilakukan umat muslim adalah saling bermaafan. Baik secara langsung maupun saling meminta maaf melalui media sosial. Namun, sudahkah meminta maaf kepada diri sendiri?
Kenapa harus meminta maaf kepada diri sendiri? Ya, dari sisi fisik, ini adalah momen bagi seluruh organ vital tubuh untuk benar-benar ‘direparasi’ alias beristirahat sejenak. Bayangkan, selama bertahun-tahun, semua organ di dalam tubuh beroperasi tanpa henti. Bagi yang rutin menjalankan puasa sunah, misalnya Senin – Kamis, jelas masih ada jeda bagi tubuh untuk istirahat. Tapi bagaimana yang jarang berpuasa? Sudah pasti semua bagian tubuh harus terus menerus beroperasi tanpa henti.
Parahnya lagi, semua organ tadi bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah, bahkan terkadang dizalimi. Dizalimi seperti apa? Coba perhatikan, apa saja makanan yang dikonsumsi selama ini? Sudahkah makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan nutrisi yang benar-benar dibutuhkan tubuh? Apakah makanan yang masuk kaya serat, kaya vitamin, dan benar-benar bermanfaat? Jika yang dijejalkan ke tubuh selama ini adalah makanan yang kaya lemak, tinggi kadar gula, serta minim serat yang dibutuhkan tubuh, bukankah itu namanya sudah menzalimi tubuh Anda sendiri?
Terbiasa makan enak dengan kadar lemak berlebih adalah salah satu cara paling mudah untuk menyiksa organ-organ di dalam tubuh. Tidakkah Anda merasa bersalah karena sudah menyiksa organ tubuh Anda sendiri? Karena itu, momen Ramadan ini, sudah sepatutnya menjadi waktu yang tepat untuk meminta maaf kepada tubuh Anda.
Caranya bagaimana? Selepas salat dan membaca doa misalnya, lakukan komunikasi dengan diri sendiri. Bayangkan dan rasakan keberadaan jantung Anda? Bagaimana perlakuan terhadap jantung selama ini? Apakah selalu diberikan asap rokok, atau setiap saat diberikan makanan berlemak? Jika itu yang terjadi, minta maaflah kepada jantung Anda. Dengan tulus dan ikhlas, sampaikan permohonan maaf kepada jantung, agar sang jantung benar-benar mendengar permohonan maaf Anda.
Setelah itu, berjanjilah kepada jantung untuk memperbaiki pola hidup dan pola makan Anda. Selain itu, berjanjilah untuk selalu menyayangi dan memperhatikan kebutuhannya. Di antaranya kebutuhan untuk mendapatkan olahraga yang sesuai kapasitasnya.
Setelah proses forgiveness selesai, maka dalam momen puasa ini, Anda memberikan kesempatan bagi jantung untuk benar-benar memperbaiki dirinya agar kembali prima.
Tak hanya jantung, lakukan hal yang sama kepada organ lainnya. Dari mulai lambung, ginjal, pankreas, paru, liver, dan organ-organ lainnya. Sehingga diri Anda secara utuh benar-benar menghadapi Ramadan secara menyeluruh. Jangan lupa meminta kepada organ tubuh Anda untuk membantu menciptakan kondisi fisik yang sehat dan ideal selama Ramadan. Bukan tidak mungkin, dengan cara itulah, timbangan Anda bisa benar-benar sesuai impian yang diharapkan. Ini pula yang pernah saya lakukan pada Ramadan sebelumnya, dan kini tubuh saya pun menjadi lebih ideal dan lebih sehat.
Setelah fisik, berikutnya adalah memperbaiki pikiran. Pikiran yang dimaksud di sini adalah pikiran bawah sadar, yang di dalamnya menyimpan semua perasaan dan emosi baik positif maupun negatif. Momen Ramadan ini, saatnya melakukan install ulang agar pikiran bawah sadar Anda menjadi lebih positif, dan menghapus semua program negatif.
Marah, sakit hati, kecewa, dendam, dongkol, dan beragam perasaan tidak nyaman lainnya, harus dinetralisir agar Anda bisa menjalankan ibadah puasa lebih nyaman. Lalu bagaimana cara menetralkan semua perasaan tidak nyaman itu?
Jika ingin cepat, Anda bisa mendatangi penasihat spiritual, guru ngaji, psikolog, psikiater, atau hipnoterapis. Tapi jika ingin melakukannya sendiri, boleh dicoba dengan banyak cara. Di antaranya adalah dengan menuliskan semua emosi Anda pada lembaran kertas. Misalnya, Anda masih sakit hati dengan mantan. Segera ambil lembaran kertas, kemudian tuliskan semua perasaan Anda kepada sang mantan, seolah-olah sedang berbicara kepadanya.
Tak usah ragu menuliskan umpatan dan sumpah serapah di kertas itu. Bahkan jangan sayang juga jika harus menghabiskan beberapa lembar kertas. Yang penting, tuliskan semuanya sampai merasa lega dan plong. Terakhir, jangan lupa bakar kertas tersebut sampai habis dan menjadi arang.
Nah, jika semua pikiran negatif sudah hilang lenyap, saatnya Anda menghadapi Ramadan kali ini dengan lebih tenang dan nyaman. Ibadah tentu menjadi lebih semangat saat fisik dalam kondisi prima, serta pikiran benar-benar lebih fokus.
Selamat mencoba. (*)
Sumber: https://seword.com/spiritual/agar-fisik-lebih-sehat-dan-pikiran-nyaman-saat-puasa-ini-rahasianya/