Reporter : Bima Rahmt
suarabojonegoro.com - Lahir dari keluarga pemimpin dan militer membuat Arif Yanuarso menjadikan dirinya pribadi yang mudah bergaul dan bersosialisasi dengan siapa saja. Pria yang sekarang ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro yang menaungi Kampus Universitas Bojonegoro (UNIGORO). Lelaki kelahiran 30 Januari 1973 tersebut berkeinginan mengabdikan dirinya untuk maju di Pilkada Bojonegoro tahun 2018 mendatang. Senin (01/0517)
Pria yang akrab disapa mas Ayik ini memang dikenal sangat sibuk dengan jabatannya memimpin Yayasan di Yellow Campus. Meski demikian dirinfya masih bias membagi waktu untuk menghadirirapat, bersosialisasi dengan teman-temannya di warung kopi maupun kegiatan di luar kampus lainnya.
“Semenjak dari kecil dulu sudah diajari tertib sama orang tua, baik itu di rumah maupun di sekolah. Bahkan dulu saat SMP, mengajak teman-teman sekolah untuk kompak mengadakan kegiatan apapun” kata Dosen Fisip Unigoro tersebut.
Pria lulusan Magister Administrasi Publik Universitas Wijaya Putra Surabaya tahun 2012 itu menceritakan kenangannya saat duduk di bangku sekolah SMA Negri 1 Bojonegoro sebelum lulus tahun 1991, saat itu dirinya dihukum oleh gurunya. Waktu itu ia menjadi petugas upaca mengibarkan sangsaka merah putih, namun saat lagu Indonesia Rayan sudah selesai namun bendera belum juga sampai di puncak tiang bendera.
Usai menempuh pendidikan SMA, anak terakhir dari tiga bersaudara ini melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Malang lulusan tahun 1996. Dimasa masa itulah dirinya mengerti makna hidup sehingga kini ia berani menghadapi masalah dan membuatnya menjadi pria yang bertanggung jawab.
“Setelah menikah di tahun 2004, hidup saya semakn tertib dan menjadi lebih baik” terangnya.
Ia menambahkan, dirinya masuk menjadi Dosen biasa di tahun 2002 setelah diutus pulang menemui Ibunya, sebab kesibukannya di luar rumah menjadi pengusaha.
“Bagi saya menemani orang tua adalah merupakan salah satu dari pengabdian, sebab bagi saya anak wajib mengabdi kepada orang tua” tuturnya.
Meskipun menjadi Dosen biasa di tahun 2002 dengan gaji hanya 75 ribu, luhhal ini tidak membuatnya mengeuh. Dengan menjadi seorang Akademesi, dengan menjadi Dosen inilah ia menemukan kenyamanan dapat mengabdikan dirinya dan mengajarkan Ilmu sehingga drinya dipercaya menjadi PD III ,dan sekarang menjabat sebagai Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB) hingga saat ini.
“Merubah system kampus dengan SOP di Unigoro melalui tiga hal termasuk system, kesejahteraan dosen maupun karyawan dan fisik kampus secara bersamaan menjadi cita-cita saya sejak dulu” jelas Pria dua anak ini.
Hal ini sekarang telah terbukti dengan komitmen dan cita-cita besarnya itulah, sekarang ini kampus Unigoro telah mengalami banyak perubahan. “Ksesejahteraan sudah diterapkan dan tampak, bahkan penigkatan jumlah mahasiswa tiga tahun terakhir ini mencapai ribuan” ungkapnya.
Meskipun sudah mengembangkan Unigoro, mahasiswa stara III (s3) yang mengambil Administrasi Negara Universitas 17 Agustus Surabaya tahun 2015 tersebut samapai sekaerang ini masih mempunyai cita-cita besar yakni maju di pertarungan Pilkada tahun 2018 mendatang.
“Kalau ada peluang dan kesempatan saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabdi di Bojonegoro, karena saya juga mempunyai mimpi untuk merubah Bojonegoro. Hal ini juga sekaligus untuk menjawab kutukan sumber daya alam”, kata pria pasangan dari Sogo dan Ambar Susilowati itu.
Menurut dirinya, perlu disiapkan perencanaan yang matang untuk mengelola Sumber Daya Alam yang ada di Kabupaten Bojoengoro, terutama dalam hal migas yang tentu suatu saat nanti akan habis.
“Hal itu bias dilakukan melalui perkembangan pendidikan dan pertanian. Lihat saja Kota Malang yang terkenal karena pendidikannya, setelah itu semua potensi terkait seperti pariwisata dan yang lainnya”, tegasnya.
Menurut dirinya pendidikan dirasa bias menjadi Investasi Sumber Daya Manusia yang sangatlah penting. Selain itu juga dengan pengembangan pertanian sebab Kabupaten Bojoengoro adalah daerah Agraris, perlu perencanaan yang matang dalam menatanya.
“Kalau dua keduanya itu sukses, maka yang lainnya akan mengikuti, itulah yang menjadikan saya ingin maju di Pilkada Bojonegoro 2018 mendatang”, pungkasnya. (Bim/lis).
suarabojonegoro.com - Lahir dari keluarga pemimpin dan militer membuat Arif Yanuarso menjadikan dirinya pribadi yang mudah bergaul dan bersosialisasi dengan siapa saja. Pria yang sekarang ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro yang menaungi Kampus Universitas Bojonegoro (UNIGORO). Lelaki kelahiran 30 Januari 1973 tersebut berkeinginan mengabdikan dirinya untuk maju di Pilkada Bojonegoro tahun 2018 mendatang. Senin (01/0517)
Pria yang akrab disapa mas Ayik ini memang dikenal sangat sibuk dengan jabatannya memimpin Yayasan di Yellow Campus. Meski demikian dirinfya masih bias membagi waktu untuk menghadirirapat, bersosialisasi dengan teman-temannya di warung kopi maupun kegiatan di luar kampus lainnya.
“Semenjak dari kecil dulu sudah diajari tertib sama orang tua, baik itu di rumah maupun di sekolah. Bahkan dulu saat SMP, mengajak teman-teman sekolah untuk kompak mengadakan kegiatan apapun” kata Dosen Fisip Unigoro tersebut.
Pria lulusan Magister Administrasi Publik Universitas Wijaya Putra Surabaya tahun 2012 itu menceritakan kenangannya saat duduk di bangku sekolah SMA Negri 1 Bojonegoro sebelum lulus tahun 1991, saat itu dirinya dihukum oleh gurunya. Waktu itu ia menjadi petugas upaca mengibarkan sangsaka merah putih, namun saat lagu Indonesia Rayan sudah selesai namun bendera belum juga sampai di puncak tiang bendera.
Usai menempuh pendidikan SMA, anak terakhir dari tiga bersaudara ini melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Malang lulusan tahun 1996. Dimasa masa itulah dirinya mengerti makna hidup sehingga kini ia berani menghadapi masalah dan membuatnya menjadi pria yang bertanggung jawab.
“Setelah menikah di tahun 2004, hidup saya semakn tertib dan menjadi lebih baik” terangnya.
Ia menambahkan, dirinya masuk menjadi Dosen biasa di tahun 2002 setelah diutus pulang menemui Ibunya, sebab kesibukannya di luar rumah menjadi pengusaha.
“Bagi saya menemani orang tua adalah merupakan salah satu dari pengabdian, sebab bagi saya anak wajib mengabdi kepada orang tua” tuturnya.
Meskipun menjadi Dosen biasa di tahun 2002 dengan gaji hanya 75 ribu, luhhal ini tidak membuatnya mengeuh. Dengan menjadi seorang Akademesi, dengan menjadi Dosen inilah ia menemukan kenyamanan dapat mengabdikan dirinya dan mengajarkan Ilmu sehingga drinya dipercaya menjadi PD III ,dan sekarang menjabat sebagai Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB) hingga saat ini.
“Merubah system kampus dengan SOP di Unigoro melalui tiga hal termasuk system, kesejahteraan dosen maupun karyawan dan fisik kampus secara bersamaan menjadi cita-cita saya sejak dulu” jelas Pria dua anak ini.
Hal ini sekarang telah terbukti dengan komitmen dan cita-cita besarnya itulah, sekarang ini kampus Unigoro telah mengalami banyak perubahan. “Ksesejahteraan sudah diterapkan dan tampak, bahkan penigkatan jumlah mahasiswa tiga tahun terakhir ini mencapai ribuan” ungkapnya.
Meskipun sudah mengembangkan Unigoro, mahasiswa stara III (s3) yang mengambil Administrasi Negara Universitas 17 Agustus Surabaya tahun 2015 tersebut samapai sekaerang ini masih mempunyai cita-cita besar yakni maju di pertarungan Pilkada tahun 2018 mendatang.
“Kalau ada peluang dan kesempatan saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabdi di Bojonegoro, karena saya juga mempunyai mimpi untuk merubah Bojonegoro. Hal ini juga sekaligus untuk menjawab kutukan sumber daya alam”, kata pria pasangan dari Sogo dan Ambar Susilowati itu.
Menurut dirinya, perlu disiapkan perencanaan yang matang untuk mengelola Sumber Daya Alam yang ada di Kabupaten Bojoengoro, terutama dalam hal migas yang tentu suatu saat nanti akan habis.
“Hal itu bias dilakukan melalui perkembangan pendidikan dan pertanian. Lihat saja Kota Malang yang terkenal karena pendidikannya, setelah itu semua potensi terkait seperti pariwisata dan yang lainnya”, tegasnya.
Menurut dirinya pendidikan dirasa bias menjadi Investasi Sumber Daya Manusia yang sangatlah penting. Selain itu juga dengan pengembangan pertanian sebab Kabupaten Bojoengoro adalah daerah Agraris, perlu perencanaan yang matang dalam menatanya.
“Kalau dua keduanya itu sukses, maka yang lainnya akan mengikuti, itulah yang menjadikan saya ingin maju di Pilkada Bojonegoro 2018 mendatang”, pungkasnya. (Bim/lis).