Laporan Khusus Kang Prabu Bojonegoro
(Dari Arab Saudi)
suarabojonegoro.com - Saat ini para Jamaah Haji asal Indonesia, masih melakukan banyak kegiatan untuk menambaj ibadah serta melakukam syariat Haji untuk memenuhi rukun Haji, dan sebentar lagi para Jamaah Haji akan melakukan Lempar Jumrah di Jamarat.
Seperti yang dilaporkan oleh Kang Prabu Bojonegoro yang saat ini berada di Arab Saudi, bahwa Jamarat adalah tempat untuk melempar jumrah bagi jamaah Haji,dan melempar jumroh merupakan rukum wajib Haji. Rabu (30/8/17).
"Insyaallah tanggal 1 september 2017 bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijah, jamaah akan melempar jumrah aqobah, kemudian tanggal 11,12,13 Dzulhijah jamaah haji akan melempar jumroh ula, wusto dan kubro," Terangnya.
Jamarat yang dulu ruang terbuka kemudian ada tugu berjajar tiga untuk arah melempar jumrah, kini telah berubah, akan tetapi tidak mengurangi syariat saat melempar jumrah.
Jamarat telah dibangun oleh pemerintah Arab Saudi agar jutaan umat islam yang melempar jumrah dapat tertampung dengan baik.
"Yang dulu ruang terbuka telah berubah menjadi sebuah gedung panjang sepanjang dua kali stadion sepakbola sekelas internasional bahkan tingkat 4," Lanjut Kang Prabu.
Ditengah tengah gedung itulah tiga tugu arah melempar jumroh berjajar. Jalur menuju Jamaratpun telah di bangun sedemkian praktis dan luas agar saat keluar masuk menuju jamarat bisa lancar. 2 hari menjelang prosesi yang hanya sekali setahun ini jamarat telah di seterilkan juga penjagaan keta.
Gladi bersih pasukan pengaman terus di lakukan untuk mengatur jamaah agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Meski begitu jamaah yang ingin mengenal areal jamarat masih diperbolehkan untuk masuk kawasan jamarat.
Untuk masuk ditingkat dasar jamaah dari arah masuk bisa langsung kelokasi tanpa melewati excalator namun yang ingin melempar jumroh dari tingkat 2, 3, dan 4 harus melewati excalator yang tampak dari luar bundaran besar yang menjulang.
Bila jamaah Haji mengambil nafar awal maka saat di Musdhalifah ambil 49 kerikil. Tanggal 10 Dzulhijah 7 kerikil untuk melempar Jumrah Aqobah yang tempat tugunya paling ujung ada tanda big Jamarat atau jamarat kubra. Di tanggal 11 dan 12 Dzulhijah masing 21 kerikil untuk 7 ula 7 wusto dan 7 kubro. Sementara yang sambil nafar tsani dari Musdhzlifah membawa 70 kerikil. 7 kerikil untuk tanggal 10 Ddzulhijah Jumrah Aqobah kemudian tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijah masing masing 21 kerikil.
Di sekitaran jamarat telah tersedia ribuan tempat air minum yang siap keluar begitu di tekan. Posisi jamarat sekitar 4 km dari Masjidil Haram meski begitu jam besar depan Madjidil Haram tampak jelas dari kawasan Jamarot. (Lipsus)
(Dari Arab Saudi)
suarabojonegoro.com - Saat ini para Jamaah Haji asal Indonesia, masih melakukan banyak kegiatan untuk menambaj ibadah serta melakukam syariat Haji untuk memenuhi rukun Haji, dan sebentar lagi para Jamaah Haji akan melakukan Lempar Jumrah di Jamarat.
Seperti yang dilaporkan oleh Kang Prabu Bojonegoro yang saat ini berada di Arab Saudi, bahwa Jamarat adalah tempat untuk melempar jumrah bagi jamaah Haji,dan melempar jumroh merupakan rukum wajib Haji. Rabu (30/8/17).
"Insyaallah tanggal 1 september 2017 bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijah, jamaah akan melempar jumrah aqobah, kemudian tanggal 11,12,13 Dzulhijah jamaah haji akan melempar jumroh ula, wusto dan kubro," Terangnya.
Jamarat yang dulu ruang terbuka kemudian ada tugu berjajar tiga untuk arah melempar jumrah, kini telah berubah, akan tetapi tidak mengurangi syariat saat melempar jumrah.
Jamarat telah dibangun oleh pemerintah Arab Saudi agar jutaan umat islam yang melempar jumrah dapat tertampung dengan baik.
"Yang dulu ruang terbuka telah berubah menjadi sebuah gedung panjang sepanjang dua kali stadion sepakbola sekelas internasional bahkan tingkat 4," Lanjut Kang Prabu.
Ditengah tengah gedung itulah tiga tugu arah melempar jumroh berjajar. Jalur menuju Jamaratpun telah di bangun sedemkian praktis dan luas agar saat keluar masuk menuju jamarat bisa lancar. 2 hari menjelang prosesi yang hanya sekali setahun ini jamarat telah di seterilkan juga penjagaan keta.
Gladi bersih pasukan pengaman terus di lakukan untuk mengatur jamaah agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Meski begitu jamaah yang ingin mengenal areal jamarat masih diperbolehkan untuk masuk kawasan jamarat.
Untuk masuk ditingkat dasar jamaah dari arah masuk bisa langsung kelokasi tanpa melewati excalator namun yang ingin melempar jumroh dari tingkat 2, 3, dan 4 harus melewati excalator yang tampak dari luar bundaran besar yang menjulang.
Bila jamaah Haji mengambil nafar awal maka saat di Musdhalifah ambil 49 kerikil. Tanggal 10 Dzulhijah 7 kerikil untuk melempar Jumrah Aqobah yang tempat tugunya paling ujung ada tanda big Jamarat atau jamarat kubra. Di tanggal 11 dan 12 Dzulhijah masing 21 kerikil untuk 7 ula 7 wusto dan 7 kubro. Sementara yang sambil nafar tsani dari Musdhzlifah membawa 70 kerikil. 7 kerikil untuk tanggal 10 Ddzulhijah Jumrah Aqobah kemudian tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijah masing masing 21 kerikil.
Di sekitaran jamarat telah tersedia ribuan tempat air minum yang siap keluar begitu di tekan. Posisi jamarat sekitar 4 km dari Masjidil Haram meski begitu jam besar depan Madjidil Haram tampak jelas dari kawasan Jamarot. (Lipsus)