Reporter: Iwan Zuhdi
suarabojonegoro.com - Palang Merah Indonesia Bersama dengan Zurich Insurance Indonesia melaksanakan Lokakarya strategi keberlanjutan Dari program masyarakat Tangguh banjir (Community Flood Resilience) untuk wilayah Sungai Ciliwung, Citarum Dan Bengawan Solo, Yang dilaksanakan pada (27-30/12), Di Kota Lombok, Provinsi NTB.
Lokakarya ini adalah untuk melihat sejauh mana capaian program CFR yang Sudah dilaksanakan selama 3 tahun Di Wilayah Kota Jakarta Selatan, Kabupaten Bogor (Sungai Ciliwung) Kab. Karawang, Kabupaten Bandung (Sungai Citarum), Kota Solo, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Bojonegoro (Sungai Bengawan Solo).
Pengurus Pusat Kepala Bidang Penanggulangan Bencana (PB), H. Sumarsono Mengatakan, program ini tidak hanya untuk menguatkan kapasitas masyarakat Dalam hal Kesiapsiagaan Bencana, tetapi Juga mitigasi Bencana sebagai upaya merespon Bencana, seperti Adanya aplikasi FEWEAS (Flood Early Warning and Early System) Di Sungai Bengawan Solo Dan Citarum dengan bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) Dan Perum Jasa Tirta, Serta pembangunan Gedung pengungsian Di Wilayah Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut, Program ini telah berhasil menjangkau sekitar 120 Ribu penerima manfaat Di Wilayah Jakarta Selatan Dan Kabupaten Bogor, untuk Sungai Ciliwung. Sementara untuk wilayah Bengawan Solo tercatat sekitar 150 ribu penerima manfaat, sedangkan untuk wilayah Sungai Citarum tercatat sekitar 100 ribu penerima manfaat, baik yg didapat secara langsung melalui program seperti pipanisasi, penghijauan, maupun melalui program respon Bencana.
Selain itu, Program ini tetap dipertahankan untuk menjaga Sukarelawan PMI Yang berada ditingkat Desa, menurut Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Arifin Muhammad Hadi menambahkan, PMI Di tiap Kab/Kota memiliki tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) Di tingkat desa yang ditiap-tiap desa berjumlah 30 orang, mereka dilibatkan tidak hanya untuk sebatas program Yang PMI jalankan Di desa mereka, tetapi Kita (PMI) ingin, program ini merupakan awal, nantinya mereka bisa melakukan sesuatu Yang Lebih baik untuk desa mereka sendiri, seperti mengadvokasi Pemerintah Di tingkat desa untuk mengintegrasikan program Yang Sudah Ada dengan program Pemerintah Dalam Dana desa, Dari Kemendes." Papar Arifin.
Sementara itu, Kepala Markas PMI Kabupaten Bojonegoro, Sukohawidodo sebagai salah satu peserta juga menjelaskan, selain Kita menguatkan kapasitas masyarakat, Kita juga mendorong mereka untuk mandiri Untuk melanjutkan program Yang Sudah Ada, Kami Di Bojonegoro Sudah mampu mengakses Dana desa untuk dimasukkan program PMI terkait CFR di dalamnya, Dan advokasi Kami berhasil," Jelas Suko.
Keberhasilan PMI Kabupaten Bojonegoro Dalam lokakarya ini merupakan salah satu Pembelajaran Yang bisa dicontoh PMI Kab/Kota lain untuk melanjutkan program, atau dengan swasta. (Wan/Red)
suarabojonegoro.com - Palang Merah Indonesia Bersama dengan Zurich Insurance Indonesia melaksanakan Lokakarya strategi keberlanjutan Dari program masyarakat Tangguh banjir (Community Flood Resilience) untuk wilayah Sungai Ciliwung, Citarum Dan Bengawan Solo, Yang dilaksanakan pada (27-30/12), Di Kota Lombok, Provinsi NTB.
Lokakarya ini adalah untuk melihat sejauh mana capaian program CFR yang Sudah dilaksanakan selama 3 tahun Di Wilayah Kota Jakarta Selatan, Kabupaten Bogor (Sungai Ciliwung) Kab. Karawang, Kabupaten Bandung (Sungai Citarum), Kota Solo, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Bojonegoro (Sungai Bengawan Solo).
Pengurus Pusat Kepala Bidang Penanggulangan Bencana (PB), H. Sumarsono Mengatakan, program ini tidak hanya untuk menguatkan kapasitas masyarakat Dalam hal Kesiapsiagaan Bencana, tetapi Juga mitigasi Bencana sebagai upaya merespon Bencana, seperti Adanya aplikasi FEWEAS (Flood Early Warning and Early System) Di Sungai Bengawan Solo Dan Citarum dengan bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) Dan Perum Jasa Tirta, Serta pembangunan Gedung pengungsian Di Wilayah Kabupaten Bandung.
Lebih lanjut, Program ini telah berhasil menjangkau sekitar 120 Ribu penerima manfaat Di Wilayah Jakarta Selatan Dan Kabupaten Bogor, untuk Sungai Ciliwung. Sementara untuk wilayah Bengawan Solo tercatat sekitar 150 ribu penerima manfaat, sedangkan untuk wilayah Sungai Citarum tercatat sekitar 100 ribu penerima manfaat, baik yg didapat secara langsung melalui program seperti pipanisasi, penghijauan, maupun melalui program respon Bencana.
Selain itu, Program ini tetap dipertahankan untuk menjaga Sukarelawan PMI Yang berada ditingkat Desa, menurut Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Arifin Muhammad Hadi menambahkan, PMI Di tiap Kab/Kota memiliki tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) Di tingkat desa yang ditiap-tiap desa berjumlah 30 orang, mereka dilibatkan tidak hanya untuk sebatas program Yang PMI jalankan Di desa mereka, tetapi Kita (PMI) ingin, program ini merupakan awal, nantinya mereka bisa melakukan sesuatu Yang Lebih baik untuk desa mereka sendiri, seperti mengadvokasi Pemerintah Di tingkat desa untuk mengintegrasikan program Yang Sudah Ada dengan program Pemerintah Dalam Dana desa, Dari Kemendes." Papar Arifin.
Sementara itu, Kepala Markas PMI Kabupaten Bojonegoro, Sukohawidodo sebagai salah satu peserta juga menjelaskan, selain Kita menguatkan kapasitas masyarakat, Kita juga mendorong mereka untuk mandiri Untuk melanjutkan program Yang Sudah Ada, Kami Di Bojonegoro Sudah mampu mengakses Dana desa untuk dimasukkan program PMI terkait CFR di dalamnya, Dan advokasi Kami berhasil," Jelas Suko.
Keberhasilan PMI Kabupaten Bojonegoro Dalam lokakarya ini merupakan salah satu Pembelajaran Yang bisa dicontoh PMI Kab/Kota lain untuk melanjutkan program, atau dengan swasta. (Wan/Red)