Reporter: Monika
suarabojonegoro.com - Sejak Tahun 2015, tepatnya dimulai semester genap 2015/2016 Kampus Ungu STIKes ICsada Bojonegoro, sudah membuat terobosan baru dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni dengan membuat program Perawat Sahabat Keluarga (PerSaga) dengan pendekatan Keluarga Binaan. Dalam perjalanannya waktu lebih dikenal dengan program KaBi atau keluarga binaan.
Hingga November 2017 Kampus Ungu telah memiliki ratusan KaBi. Kegiatan yang dilakukan mandiri oleh kampus pada awal pelaksanaan tahun ajaran 2015/2016 dilakukan di 3 kabupaten yaitu Bojonegoro, Tuban dan Blora dengan total 59 KaBi.
“Pada Tahun Ajaran 2016 /2017 sebanyak 121 KaBi hanya berpusat di Bojonegoro, tepatnya di Desa Kepatihan, Desa Somodikaran dan Sumberagung Kecamatan Dander serta Desa Kapas,” kata Ketua STIKes ICsada Bojonegoro, Hasan Bisri.
Dijelaskan, di semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 ada 57 KaBi berasal dari warga Desa Sumberagung, Kecamatan Dander, sedangkan kegiatan KaBi semester genap akan mulai berjalan pada bulan Maret 2018.
“Ada pula kegiatan KaBi yang didukung oleh perusahaan, yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), hingga Tahun 2017 telah mencapai 465 KaBi di 4 Desa Mitra, yaitu Desa Gayam, Bonorejo, Brabowan dan Mojodelik, semuanya di Kecamatan Gayam,” tegas Pak HB, sapaan karibnya.
Menurutnya, Kampus Ungu akan terus menjalankan program Keluarga Binaan dengan terobosan-terobosan baru lagi dalam pelaksanaannya. Sebab, program ini juga untuk membantu mensukseskan gerakan desa sehat dan cerdas (GDSC). Kegiatan Keluarga Binaan (KaBi) bertujuaan untuk meningkatkan kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dasar.
“Saat KaBi yang dilakukan STIKes ICsada telah mulai tahun 2015, gayung bersambut dengan kebijakan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hal ini terbukti dengan dikeluarkannya PerMenkes No 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga dan Program yang di canangkan berupa Gerakan Masyarakat Sehat dan Keluarga Sehat,” lanjutnya.
Lahirnya KaBi di STIKes ICsada sendiri dilatarbelakangi oleh pemikiran mensinergikan dan mengintegrasikan tugas-tugas yang ada serta dilakukan oleh mahasiswa sebagai proses pembelajaran agar memiliki dampak pada masyarakat. Sekaligus sebagai bentuk pelaksanaan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa serta pelaksanaan prinsip bermanfaat sejak dalam proses pendidikan.
“Kami berharap, dengan dilaksanakaannya aktivitas di KaBi, mahasiswa terbiasa hadir di keluarga sebagai unit terkecil masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Serta terbiasa menjalankan paradigma baru pembangunan kesehatan yang lebih berpusat pada tindakan promotive perfentif,” pungkasnya.(nik/Red)
suarabojonegoro.com - Sejak Tahun 2015, tepatnya dimulai semester genap 2015/2016 Kampus Ungu STIKes ICsada Bojonegoro, sudah membuat terobosan baru dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yakni dengan membuat program Perawat Sahabat Keluarga (PerSaga) dengan pendekatan Keluarga Binaan. Dalam perjalanannya waktu lebih dikenal dengan program KaBi atau keluarga binaan.
Hingga November 2017 Kampus Ungu telah memiliki ratusan KaBi. Kegiatan yang dilakukan mandiri oleh kampus pada awal pelaksanaan tahun ajaran 2015/2016 dilakukan di 3 kabupaten yaitu Bojonegoro, Tuban dan Blora dengan total 59 KaBi.
“Pada Tahun Ajaran 2016 /2017 sebanyak 121 KaBi hanya berpusat di Bojonegoro, tepatnya di Desa Kepatihan, Desa Somodikaran dan Sumberagung Kecamatan Dander serta Desa Kapas,” kata Ketua STIKes ICsada Bojonegoro, Hasan Bisri.
Dijelaskan, di semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 ada 57 KaBi berasal dari warga Desa Sumberagung, Kecamatan Dander, sedangkan kegiatan KaBi semester genap akan mulai berjalan pada bulan Maret 2018.
“Ada pula kegiatan KaBi yang didukung oleh perusahaan, yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), hingga Tahun 2017 telah mencapai 465 KaBi di 4 Desa Mitra, yaitu Desa Gayam, Bonorejo, Brabowan dan Mojodelik, semuanya di Kecamatan Gayam,” tegas Pak HB, sapaan karibnya.
Menurutnya, Kampus Ungu akan terus menjalankan program Keluarga Binaan dengan terobosan-terobosan baru lagi dalam pelaksanaannya. Sebab, program ini juga untuk membantu mensukseskan gerakan desa sehat dan cerdas (GDSC). Kegiatan Keluarga Binaan (KaBi) bertujuaan untuk meningkatkan kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dasar.
“Saat KaBi yang dilakukan STIKes ICsada telah mulai tahun 2015, gayung bersambut dengan kebijakan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hal ini terbukti dengan dikeluarkannya PerMenkes No 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga dan Program yang di canangkan berupa Gerakan Masyarakat Sehat dan Keluarga Sehat,” lanjutnya.
Lahirnya KaBi di STIKes ICsada sendiri dilatarbelakangi oleh pemikiran mensinergikan dan mengintegrasikan tugas-tugas yang ada serta dilakukan oleh mahasiswa sebagai proses pembelajaran agar memiliki dampak pada masyarakat. Sekaligus sebagai bentuk pelaksanaan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa serta pelaksanaan prinsip bermanfaat sejak dalam proses pendidikan.
“Kami berharap, dengan dilaksanakaannya aktivitas di KaBi, mahasiswa terbiasa hadir di keluarga sebagai unit terkecil masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Serta terbiasa menjalankan paradigma baru pembangunan kesehatan yang lebih berpusat pada tindakan promotive perfentif,” pungkasnya.(nik/Red)