Oleh: Ali Mahmudi
suarabojonegoro.com - Menyongsong pesta demokrasi yang akan dilaksanak pada 27 juni 2018, yakni pemilihan Gubernur/wakil gubernur dan pemilihan kepala daerah.Khususnya kepala daerah kota minyak. Banyak persiapan yang disiapkan oleh Badan Pengawasan Pemilu Kabupaten (Bawaslukab).
Antara lain rekrutmen Pengawasan Pemilihan Kecamatan(Panwascam). Sementara itu banwaslukab juga menekanakan panwascam agar melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan UU No 15 tahun 2011 dan peraturan bawaslu No 10 Tahun 2012: tentang pembentukan Pengawas Pemilihan Llapangan(PPL). Hinga ahirnya panwascam membuat elemen pengawasan di ranah desa.
Pengawas Pemilih Lapangan(PPL).
Dalam pelaksana rekrutmen dari 28 delapan kecamatan di kota minyak . salah satunya Kecamatan Sumberrejo, yang diikuti 81 peserta dari 26 desa. proses seliksi yang cukup memnguras tenaga dan fikiran , mereka saling beradu kemampuan . Mulai dari kempuan pribadi dan pengalaman hingga kemampuan masing masinh peserta Jumat (12/01/2018).
Tak berhenti disitu setelah semua peserta dinyatakan lulus administrasi mereka juga harus melakukan tes wawancara. Dimana mereka harus menunjukan pegetahuan meraka terkait undang undang pemilihan yang ada di indonesia.
"komisioner yang di ujung selatan itu lho yang cukum garang, eh maklum gelarnya S hum (pak. Arif abdullah )," pungkas salah seorang peserta.
mendengar celotehan pemuda yang ikut serta dalam tes wawancara, memang geli sekaligus menegangkan. Sebab dalam tes wawancara kali ini banyak sekali peserta yang mendaftar namun hanya 26 pengawas saja yang dibutuhkan.
‘’Pemilihan umum datang lagi. Perdamaian universal dikumandangkan, dan rubah (anjing utan) menunjukkan satu minat yang tulus untuk memperpanjang hidup unggas (yang menjadi santapannya)’’ ~George Eliot, novelis Inggris,
Mungin perkatana novelis inggris diatas memang perumpamaan tepat . kenapa lembaga pengawasan pemilu seperti Bawaslu pusat hingga Panwascam sangatlah berhati hati dalam menrekrut pengawas di tataran pedesaan. Sebab pengawasan di tataran desa adalah ujung tombak dari pengawasan keadailan pemilu.
Setelah berjam jam proses tes wawancara. ahirya hanya 26 peserta yang dinyatakan lolos untuk megisi tenaga pengawas pemilih lapangan di masing masing dese se kecamatan sumberrejo.
Sementara itu dari 26 peserta yang lolos. Mayoritas dari golongan tenaga pengajar di instansi pendidikan Di Desa masin masing, seperti pengawas dari desa kedungrejo. Sebut saja khanif anssori. pria yang berpenampilan cepak dan berbadan dempal tersebut dinyatakan lolos oleh komisioner panwascam.
Terlihat senyum bahagia di raut wajah yang di bilang pas pasan. karna melihat namanya lolos sebagai ppl.selang beberapa waktu nama nama yang ada di papan pengumuman mulai merapatkan barisan mengenal satu sama lain.
Terlihat keakrapan mulai terjalin diantara mereka saat saling berkumpul. Mulai nampak dalam permukaan, pembahsan diluar profesi sebahai pegawas juga tanggungjawab sebagai PPL.
Tak berhenti disitu keakrapan semain terjalin saat mereka sudah dilantik oleh Bawaslukab Bojonegoro. Banyak canda tawa juga saling mendiskusiskan permasalahan yang ada di desa meraka masing masing.
Dan yang paling menggelitik lagi saat mereka di haruskan untuk melampirkan surat ketarangan tidak gila/waras sebagai pelengkap persyaratan administrasi, sematara itu untuk meendapatkan surat tersebut mereka harus melalui tes kerohanian . yang disepakati oleh meraka dilakukan di jawa tengah.tepatnya di RSUD SOEPRATO, cepu.
Dalam pelaksanaan tes tersebut cukup memakan fikiran sebab meraka harus mengeluarkan biaya untuk melaksanakan tes tersebut. Dan biayatersebut juga bisa dibilang cukup mahal melihat kasta mereka yang sebagian besar ayoritas guru honorer
“ pak gimana sudah dapat pinjeman atau belum “ pungkas salah seorang pengawas yang menyapa teman temannya yang sedang asyik mengalihkan kebingungan mereka dengan menikmati secankir kopi dan seglinting daun surga.
Senin 22/01/18, seluruh peserta PPL dari kecamatan Sumberejo berkumpul didepan sekertariat Panwascam. Untuk segera berangkat, untuk melaksanakan tes kerohanian tepat pada pukul 11.00 wit mereka selesai melaksanakan tes tersebut.
"Ini dapat gaji berapa kok sudah mengeluarkan segitu banyaknya”.gumam salah satu ppl dari desa Ngampal.
Sehari setelah tes dilaksanakan ahirnya kabar gembira terdengar oleh seluruh ppl se kecamatan sumberjo bahwa mereka dinyatakan lolos semua . sontak seketika grup whats up yang dibuat oleh panwasca ramai dengan celotehan para Ppl.
‘’bapak ketua harus klarifikasi,” celoteh maskur karna ada salah satu rekannya yang dinyatakan adaganguan jiwa yang nyata.
Ada pulah rekan lain yang menjawab komen dari pak maskur yang menggeletik telinga dan otak anggota ppl yang lain.
"Sudah lama apa kumat lagi, atau salah minum obatnya “ guraunya pada mas agus ppl dari desa wotan.
Melihat pesan grup yang dibuat oleh panwascam . mungkin tertawa hingga terpingkal pingkal karna celotean dari anggota PPL nya. Dan khususnya p. Rosyadi karna belia selalu inten dalam memantau anggotanya.
Tetapi dengan terjalinya kemistri yang semakin erat semoga ini jadi pijakan kesolitan ppl yan ada di kecmatan sumberrejo, dalam mengawal keadilan pemilu. Sesuai tag line dari bawaslu pusat.
"Bersama rakyat awasi pemilu bersama bawaslu tegakkan keadilan pemilu.”
Semoga jargon tersebut menjadi nyata dengan kerja bersam saling kordinasi dan saling memberi pengarah pada teman teman yang lain. Selain itu penting juga kita ingat.
“ jangan lupa ngopi, karna secangkir kopi satukan kesadaran pengawas.” Celetu mas eko ppl dari karngdinoyo. (*)
suarabojonegoro.com - Menyongsong pesta demokrasi yang akan dilaksanak pada 27 juni 2018, yakni pemilihan Gubernur/wakil gubernur dan pemilihan kepala daerah.Khususnya kepala daerah kota minyak. Banyak persiapan yang disiapkan oleh Badan Pengawasan Pemilu Kabupaten (Bawaslukab).
Antara lain rekrutmen Pengawasan Pemilihan Kecamatan(Panwascam). Sementara itu banwaslukab juga menekanakan panwascam agar melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan UU No 15 tahun 2011 dan peraturan bawaslu No 10 Tahun 2012: tentang pembentukan Pengawas Pemilihan Llapangan(PPL). Hinga ahirnya panwascam membuat elemen pengawasan di ranah desa.
Pengawas Pemilih Lapangan(PPL).
Dalam pelaksana rekrutmen dari 28 delapan kecamatan di kota minyak . salah satunya Kecamatan Sumberrejo, yang diikuti 81 peserta dari 26 desa. proses seliksi yang cukup memnguras tenaga dan fikiran , mereka saling beradu kemampuan . Mulai dari kempuan pribadi dan pengalaman hingga kemampuan masing masinh peserta Jumat (12/01/2018).
Tak berhenti disitu setelah semua peserta dinyatakan lulus administrasi mereka juga harus melakukan tes wawancara. Dimana mereka harus menunjukan pegetahuan meraka terkait undang undang pemilihan yang ada di indonesia.
"komisioner yang di ujung selatan itu lho yang cukum garang, eh maklum gelarnya S hum (pak. Arif abdullah )," pungkas salah seorang peserta.
mendengar celotehan pemuda yang ikut serta dalam tes wawancara, memang geli sekaligus menegangkan. Sebab dalam tes wawancara kali ini banyak sekali peserta yang mendaftar namun hanya 26 pengawas saja yang dibutuhkan.
‘’Pemilihan umum datang lagi. Perdamaian universal dikumandangkan, dan rubah (anjing utan) menunjukkan satu minat yang tulus untuk memperpanjang hidup unggas (yang menjadi santapannya)’’ ~George Eliot, novelis Inggris,
Mungin perkatana novelis inggris diatas memang perumpamaan tepat . kenapa lembaga pengawasan pemilu seperti Bawaslu pusat hingga Panwascam sangatlah berhati hati dalam menrekrut pengawas di tataran pedesaan. Sebab pengawasan di tataran desa adalah ujung tombak dari pengawasan keadailan pemilu.
Setelah berjam jam proses tes wawancara. ahirya hanya 26 peserta yang dinyatakan lolos untuk megisi tenaga pengawas pemilih lapangan di masing masing dese se kecamatan sumberrejo.
Sementara itu dari 26 peserta yang lolos. Mayoritas dari golongan tenaga pengajar di instansi pendidikan Di Desa masin masing, seperti pengawas dari desa kedungrejo. Sebut saja khanif anssori. pria yang berpenampilan cepak dan berbadan dempal tersebut dinyatakan lolos oleh komisioner panwascam.
Terlihat senyum bahagia di raut wajah yang di bilang pas pasan. karna melihat namanya lolos sebagai ppl.selang beberapa waktu nama nama yang ada di papan pengumuman mulai merapatkan barisan mengenal satu sama lain.
Terlihat keakrapan mulai terjalin diantara mereka saat saling berkumpul. Mulai nampak dalam permukaan, pembahsan diluar profesi sebahai pegawas juga tanggungjawab sebagai PPL.
Tak berhenti disitu keakrapan semain terjalin saat mereka sudah dilantik oleh Bawaslukab Bojonegoro. Banyak canda tawa juga saling mendiskusiskan permasalahan yang ada di desa meraka masing masing.
Dan yang paling menggelitik lagi saat mereka di haruskan untuk melampirkan surat ketarangan tidak gila/waras sebagai pelengkap persyaratan administrasi, sematara itu untuk meendapatkan surat tersebut mereka harus melalui tes kerohanian . yang disepakati oleh meraka dilakukan di jawa tengah.tepatnya di RSUD SOEPRATO, cepu.
Dalam pelaksanaan tes tersebut cukup memakan fikiran sebab meraka harus mengeluarkan biaya untuk melaksanakan tes tersebut. Dan biayatersebut juga bisa dibilang cukup mahal melihat kasta mereka yang sebagian besar ayoritas guru honorer
“ pak gimana sudah dapat pinjeman atau belum “ pungkas salah seorang pengawas yang menyapa teman temannya yang sedang asyik mengalihkan kebingungan mereka dengan menikmati secankir kopi dan seglinting daun surga.
Senin 22/01/18, seluruh peserta PPL dari kecamatan Sumberejo berkumpul didepan sekertariat Panwascam. Untuk segera berangkat, untuk melaksanakan tes kerohanian tepat pada pukul 11.00 wit mereka selesai melaksanakan tes tersebut.
"Ini dapat gaji berapa kok sudah mengeluarkan segitu banyaknya”.gumam salah satu ppl dari desa Ngampal.
Sehari setelah tes dilaksanakan ahirnya kabar gembira terdengar oleh seluruh ppl se kecamatan sumberjo bahwa mereka dinyatakan lolos semua . sontak seketika grup whats up yang dibuat oleh panwasca ramai dengan celotehan para Ppl.
‘’bapak ketua harus klarifikasi,” celoteh maskur karna ada salah satu rekannya yang dinyatakan adaganguan jiwa yang nyata.
Ada pulah rekan lain yang menjawab komen dari pak maskur yang menggeletik telinga dan otak anggota ppl yang lain.
"Sudah lama apa kumat lagi, atau salah minum obatnya “ guraunya pada mas agus ppl dari desa wotan.
Melihat pesan grup yang dibuat oleh panwascam . mungkin tertawa hingga terpingkal pingkal karna celotean dari anggota PPL nya. Dan khususnya p. Rosyadi karna belia selalu inten dalam memantau anggotanya.
Tetapi dengan terjalinya kemistri yang semakin erat semoga ini jadi pijakan kesolitan ppl yan ada di kecmatan sumberrejo, dalam mengawal keadilan pemilu. Sesuai tag line dari bawaslu pusat.
"Bersama rakyat awasi pemilu bersama bawaslu tegakkan keadilan pemilu.”
Semoga jargon tersebut menjadi nyata dengan kerja bersam saling kordinasi dan saling memberi pengarah pada teman teman yang lain. Selain itu penting juga kita ingat.
“ jangan lupa ngopi, karna secangkir kopi satukan kesadaran pengawas.” Celetu mas eko ppl dari karngdinoyo. (*)