Reporter : Abid Amrullah
suarabojonegoro.com - Banjir luapan air Bengawan Solo di Desa Temu dan Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor mengnggenangi jalan poros desa setempat dan puluhan hektar persawahan desa tersebut. Jalan poros desa yang terdampak banjir itu, jalan penghubung antara Desa Temu dan Desa Kedungprimpen.
Banjir yang merendam puluhan hektar persawahan itu, tingginya mencapai dada orang dewasa. Lahan persawahan tersebut, yang terendam banjir, sudah lima hari.
Dari pantauan suarabojonegoro.com di lokasi banjir kali ini, Senin (26/02/18), tidak sampai menimbulkan kerugian di persawahan warga. Sebab, warga setempat sudah mengerti saat-saat akan datangnya banjir.
Kastam, salah satu warga Desa Temu mengatakan, bahwa warga sudah tau waktu seperti ini. Warga setempat dapat memprediksi terjadi banjir. Pun, mereka (warga) tidak terburu-buru tanam padi.
"Setelah panen, warga belum tanam lagi saat ini," katanya.
Panenblalu, warga Desa Temu mendapat hasil yang melimpah. Ia mengaku meningkat dari hasil panen sebelumnya. Seperti yang di katakan Watono, warga yang mengaku meningkat hasil panennya. Namun, saat ini belum berani tanam kembali. Sebab di waktu seperti ini, biasanya banjir datang.
"Biasanya banjir, makanya warga belum tanam lagi," ucapnya.
Banjir kali ini, juga berdampak pada akses jalan paving yang mulai bergeser dan banyak yang berlubang, bahkan disebagian titik kedalaman lubang cukup berbahaya.
Tak sedikit masyarakat lewat terpleset bahkan jatuh, dan di sarankan untuk berhati-hati. Bagi para pengguna jalan diminta hati-hati. Sebab, tak sedikit motor yang mogok sebab kemasukan air. (yud/red)
suarabojonegoro.com - Banjir luapan air Bengawan Solo di Desa Temu dan Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor mengnggenangi jalan poros desa setempat dan puluhan hektar persawahan desa tersebut. Jalan poros desa yang terdampak banjir itu, jalan penghubung antara Desa Temu dan Desa Kedungprimpen.
Banjir yang merendam puluhan hektar persawahan itu, tingginya mencapai dada orang dewasa. Lahan persawahan tersebut, yang terendam banjir, sudah lima hari.
Dari pantauan suarabojonegoro.com di lokasi banjir kali ini, Senin (26/02/18), tidak sampai menimbulkan kerugian di persawahan warga. Sebab, warga setempat sudah mengerti saat-saat akan datangnya banjir.
Kastam, salah satu warga Desa Temu mengatakan, bahwa warga sudah tau waktu seperti ini. Warga setempat dapat memprediksi terjadi banjir. Pun, mereka (warga) tidak terburu-buru tanam padi.
"Setelah panen, warga belum tanam lagi saat ini," katanya.
Panenblalu, warga Desa Temu mendapat hasil yang melimpah. Ia mengaku meningkat dari hasil panen sebelumnya. Seperti yang di katakan Watono, warga yang mengaku meningkat hasil panennya. Namun, saat ini belum berani tanam kembali. Sebab di waktu seperti ini, biasanya banjir datang.
"Biasanya banjir, makanya warga belum tanam lagi," ucapnya.
Banjir kali ini, juga berdampak pada akses jalan paving yang mulai bergeser dan banyak yang berlubang, bahkan disebagian titik kedalaman lubang cukup berbahaya.
Tak sedikit masyarakat lewat terpleset bahkan jatuh, dan di sarankan untuk berhati-hati. Bagi para pengguna jalan diminta hati-hati. Sebab, tak sedikit motor yang mogok sebab kemasukan air. (yud/red)