Reporter: Monika
suarabojonegoro.com - Pekarangan rumah dan lahan kosong di sekitar kita ternyata bisa dimanfaatkan untuk menjadi tempat untuk bercocok tanam.
Pemanfaatan pekarangan tersebut bahkan mampu bernilai ekonomis selain untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Hal tersebut disampaikan oleh tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegororo kepada kelompok taruna tani di Desa Gayam, Brabowan, Mojodelik dan Bonorejo, Kecamatan Gayam dalam kegiatan Sekolah Lapang Pertanian, Rabu (14/2) siang.
Kegiatan yang berlangsung di Rumah Belajar Petani Kecamatan Gayam tersebut mengambil tema "Optimalisasi Tanaman Pekarangan" yang membahas tentang pemanfaatan pekarangan untuk tanaman.
Anggota Tim LPPM Unigoro, Yaumitdin Sugianto, SP mengatakan saat ini pemanfaatan pekarangan dan lahan kosong di sekitar rumah yang ada di Bojonegoro masih cukup rendah.
Padahal, menurutnya jika masyarakat bisa menyadari potensi dari lahan kosong tersebut, selain dapat mencukupi kebutuhan bahan pangan juga bisa menambah pendapatan keluarga.
"Optimalisasi tanaman pekarangan ini mampu mencukupi ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam dan secara terus menerus," ujar Ketua Pelatihan Anak Tani Remaja (Patra) Bojonegoro tersebut.
Selain itu, Anto --panggilan akrabnya-- menjelaskan bahwa untuk tanaman pekarangan memang membutuhkan beberapa teknik tanam, yakni diantaranya teknik tanaman organik, tanaman buah dalam pot (tabulampot) dan hidroponik.
"Disini kami memberikan ilmu tentang teknik tanam di pekarangan kepada para taruna tani, nanti kami juga akan praktek langsung agar hasilnya maksimal," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua LPPM Unigoro Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc mengungkapkan, setelah pertemuan kali ini para peserta akan diberikan "modal" untuk praktek tanam dengan didampingi oleh Tim LPPM.
"Para peserta nantinya akan melakukan tanam kacang panjang dan labu madu, sesuai dengan kesepakatan bersama, dan nanti akan terus didampingi hingga ada hasil," ucapnya.
Pemilihan tanamana kacang panjang dan labu madu ini karena selain praktis dan tak perlu banyak memerlukan perawatan khusus, juga dinilai memiliki nilai ekonomis yang lumayan.
Dengan adanya kegiatan yang difasilitasi oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran para pemuda untuk menjadi pengusaha pertanian dan mampu meningkatkan pendapatan petani di wilayah tersebut. (nik/lis)
suarabojonegoro.com - Pekarangan rumah dan lahan kosong di sekitar kita ternyata bisa dimanfaatkan untuk menjadi tempat untuk bercocok tanam.
Pemanfaatan pekarangan tersebut bahkan mampu bernilai ekonomis selain untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Hal tersebut disampaikan oleh tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegororo kepada kelompok taruna tani di Desa Gayam, Brabowan, Mojodelik dan Bonorejo, Kecamatan Gayam dalam kegiatan Sekolah Lapang Pertanian, Rabu (14/2) siang.
Kegiatan yang berlangsung di Rumah Belajar Petani Kecamatan Gayam tersebut mengambil tema "Optimalisasi Tanaman Pekarangan" yang membahas tentang pemanfaatan pekarangan untuk tanaman.
Anggota Tim LPPM Unigoro, Yaumitdin Sugianto, SP mengatakan saat ini pemanfaatan pekarangan dan lahan kosong di sekitar rumah yang ada di Bojonegoro masih cukup rendah.
Padahal, menurutnya jika masyarakat bisa menyadari potensi dari lahan kosong tersebut, selain dapat mencukupi kebutuhan bahan pangan juga bisa menambah pendapatan keluarga.
"Optimalisasi tanaman pekarangan ini mampu mencukupi ketersediaan bahan pangan yang beraneka ragam dan secara terus menerus," ujar Ketua Pelatihan Anak Tani Remaja (Patra) Bojonegoro tersebut.
Selain itu, Anto --panggilan akrabnya-- menjelaskan bahwa untuk tanaman pekarangan memang membutuhkan beberapa teknik tanam, yakni diantaranya teknik tanaman organik, tanaman buah dalam pot (tabulampot) dan hidroponik.
"Disini kami memberikan ilmu tentang teknik tanam di pekarangan kepada para taruna tani, nanti kami juga akan praktek langsung agar hasilnya maksimal," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua LPPM Unigoro Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc mengungkapkan, setelah pertemuan kali ini para peserta akan diberikan "modal" untuk praktek tanam dengan didampingi oleh Tim LPPM.
"Para peserta nantinya akan melakukan tanam kacang panjang dan labu madu, sesuai dengan kesepakatan bersama, dan nanti akan terus didampingi hingga ada hasil," ucapnya.
Pemilihan tanamana kacang panjang dan labu madu ini karena selain praktis dan tak perlu banyak memerlukan perawatan khusus, juga dinilai memiliki nilai ekonomis yang lumayan.
Dengan adanya kegiatan yang difasilitasi oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran para pemuda untuk menjadi pengusaha pertanian dan mampu meningkatkan pendapatan petani di wilayah tersebut. (nik/lis)