Kontributor : S. Windyasari
SeputarBojonegoro.com - Usaha yang dilakoni Puji Susanto yang lebih akrab di panggil "Jaim" ini sudah berjalan sekitar 3 tahun. Saat ini ada sekitar 4 ibu-ibu yang menjadi pekerja tetap di perusahaan miliknya itu.
“Mereka memiliki peran masing-masing pada perusahaan ini, ada yang bagian menggoreng, mengiris dan juga pengemasan” ucap Jaim.
Hasil olahan dari home industri ini sudah dipasarkan di sejumlah pusat oleh-oleh di beberapa kota yang ada di sekitar Bojonegoro diantaranya Tuban, Lamongan, Gresik dan kota lainnya.
Dijelaskan Jaim, Membuat keripik tempe tidaklah sulit, hanya perlu ketelitian dan kebersihan. Tempe sebagai bahan baku utama harus didapatkan dari pembuat tempe yang bagus. Hal ini agar pada saat fermentasi rasanya tidak pahit. Kedelai yang bagus juga memudahan pengirisan tempe menjadi lembaran kripik tipis.
Siang tadi SeputarBojonegoro.com menyempatkan untuk melihat secara langsung proses pengolahan keripik tempe milik Jaim (30) warga desa Ngapel kecamatan Kapas yang memiliki label "Kripik Lek' Jaim".
Dalam kesempatan tersebut, Jaim mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah. "Kendala yang pasti dalam usaha saya ini dalam hal peralatan dan pemasaran," ungkapnya pada SeputarBojonegoro.com.
Yang pasti, lanjutnya, keuntungan dari hasil usaha keripik tempe saat ini bisa untuk menghidupi keluarganya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dia sebenarnya berharap dari instansi terkait dapat memperhatikan atau pembinaan pada usahanya. Sebab, selama ini dirinya belum pernah mendapatkan pembinaan atau bantuan dalam mengembangkan usahanya. (Wind/SBC)
SeputarBojonegoro.com - Usaha yang dilakoni Puji Susanto yang lebih akrab di panggil "Jaim" ini sudah berjalan sekitar 3 tahun. Saat ini ada sekitar 4 ibu-ibu yang menjadi pekerja tetap di perusahaan miliknya itu.
“Mereka memiliki peran masing-masing pada perusahaan ini, ada yang bagian menggoreng, mengiris dan juga pengemasan” ucap Jaim.
Hasil olahan dari home industri ini sudah dipasarkan di sejumlah pusat oleh-oleh di beberapa kota yang ada di sekitar Bojonegoro diantaranya Tuban, Lamongan, Gresik dan kota lainnya.
Dijelaskan Jaim, Membuat keripik tempe tidaklah sulit, hanya perlu ketelitian dan kebersihan. Tempe sebagai bahan baku utama harus didapatkan dari pembuat tempe yang bagus. Hal ini agar pada saat fermentasi rasanya tidak pahit. Kedelai yang bagus juga memudahan pengirisan tempe menjadi lembaran kripik tipis.
Siang tadi SeputarBojonegoro.com menyempatkan untuk melihat secara langsung proses pengolahan keripik tempe milik Jaim (30) warga desa Ngapel kecamatan Kapas yang memiliki label "Kripik Lek' Jaim".
Proses penggorengan kripik tempe |
Dalam kesempatan tersebut, Jaim mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah. "Kendala yang pasti dalam usaha saya ini dalam hal peralatan dan pemasaran," ungkapnya pada SeputarBojonegoro.com.
Yang pasti, lanjutnya, keuntungan dari hasil usaha keripik tempe saat ini bisa untuk menghidupi keluarganya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dia sebenarnya berharap dari instansi terkait dapat memperhatikan atau pembinaan pada usahanya. Sebab, selama ini dirinya belum pernah mendapatkan pembinaan atau bantuan dalam mengembangkan usahanya. (Wind/SBC)