23 Oktober 2018

Kapolres Bojonegoro Sampaikan Sejarah Resolusi Jihad Perjuangan Kemerdekaan

    Selasa, Oktober 23, 2018  


seputarbojonegoro.com - Bersama pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Rosyid KH. Alamul Huda Masyur, Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli, SIK., MH., M.Si memimpin upacara memperingati hari santri nasional pada hari Selasa (22/10/2018) pagi tadi sekira pukul 10.00 WIB di halaman apel Mapolres Bojonegoro usai mengikuti upacara Hari Santri Nasional Kabupaten Bojonegoro di Alun-alun Kota Bojonegoro.

Dalam upacara tersebut diikuti oleh Pejabat Utama (PJU) Polres Bojonegoro, seluruh Perwira Polres Bojonegoro, seluruh anggota Polres Bojonegoro dan ASN yang ada dilingkungan Polres Bojonegoro. Dengan seluruh peserta upacara yang ikut memakai songkok hitam sebagai simbol seorang santri, upacara berlangsung kitmad walaupun terik panas yang mulai tampak mengikuti upacara tersebut.

Dalam amanatnya, Kapolres Bojonegoro mengungkapkan bahwa tidak banyak yang tau mengenai sejarah ditetapkannya hari Pahlawan nasional yang diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya berawal dari perlawan seluruh rakyat yang ada di wilayah Surabaya untuk melawan penjajahan kolonial belanda dari adanya resolusi jihat yang dikeluarkan langsung oleh KH. Hasyim Asyari setelah Bung Tomo menemui beliau di Ponpes Tebung Ireng Jombang atas dasar perintah Bung Karno.

Adapun resolusi jihat yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asyari kepada Bung Tomo yaitu kepada pemuda yang terutama beragama Islam yang berada di radius 60 KM dari Surabaya Fardhu Ain hukumnya untuk ikut berjihat berperang melawan penjajah. Selain itu, pada radius lebih dari 60 KM dari Kota Surabaya, Fardhu Kifayah hukumnya untuk melakukan perlawan kepada penjajah.

"Sehingga dengan adanya resolusi jihat tersebut, membakar semangat seluruh pemuda di Surabaya untuk melawan penjajahan kolonial Belanda", ungkap Kapolres.

Dengan adaya resolusi jihat dan berhasil mengobarkan semangat kita sebagai rakyat Indonesia yang sedang dijajah dan melakukan perlawan, patut kita hargai dan apresiasi peran ulama sebagai salah motor untuk melawan penjajah.

"Untuk memperoleh kemerdekaan, peran Ulama kala itu sangatlah penting, sehingga kita sebagai penikmat kemerdekaan harus bisa menghargainya", imbuh Kapolres.

Setelah Kapolres memberikan sambutan memimpin Upacara Peringatan Hari Santri, KH. Alamul Huda yang juga berdiri di mimbar kehormatan sejajar dengan Kapolres memimpin doa. (SB/Lis) 

© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9