Reporter : S. Windyasari
SeputarBojonegoro.com - Maraknya kendaraan modern, yang semakin merajalela membuat angkutan tradisional jenis dokar mulai tergeser sedikit demi sedikit, meski masih banyak di temui angkutan yang di tarik kuda ini, akan tetapi para pemilik mengeluhkan sulitnya mendapatkan penumpan, dan banyaknya aktifitas masyarakat yang menginginkan waktu cepat.
Alat transpotasi tradisional mulai enggan di gunakan oleh warga, diantaranya adalah transpotasi dokar, karena alasan lambatnya transpotasi ini dibanding kendaraan bermotor.
Untuk menemukan jenis alat angkutan tradisional ini, memang masih terdapat di beberapa pasar tradisional, meskipun peminat mulai berkurang, akan tetapi masih ada beberapa warga yang masih suka menggunakan jasa angkutan dokar ini, salah satunya adalam mbah Pasri, warga Desa Ngunut Kecamatan Dander.
"Saya masih suka naik dokar, karena alon-alon tur kelakon, upahnya pun masih murah mbak," ungkap mbah pasri yang nadanya kental dengan bahasa jawa tersebut.
Salah satu kusir dokar, Sugiharto pun mulai mengeluhkan berkurangnya penumpang sejak lima tahun terakhir, alasannya kini banyak kendaraan roda dua dan mobil yang sudah mulai menyingkirkan kereta kuda ini.
"Susah mbak untuk mendapatkan uang dua puluh ribu sehari, soalnya penumpang semakin sepi," kata pria beranak 4 yang setiap hari mangkal di sudut pasar kota Bojonegoro ini.
Meski demikian Sugiharto dan beberapa temanya kusir dokar tetap bertahan bekerja sebagai kusir dokar guna menyambung hidup mereka, karena selain tak ada pekerjaan lainya, jasa angkutan dokar masih diminati berberapa warga yang ingin pulang pergi ke pasar tradisional Bojonegoro. (Wnd/SBC)