SeputarBojonegoro.com - Afif Fuad H.
Bojonegoro - Sudah tidak dipungkiri keinginan masyarakat Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno memiliki jalan yang mulus dan kokoh, sebagai salah satu sarana penunjang utama dalam hasil pertanian keluar desa juga sebagai sarana dalam melakukan aktivitas sehari-hari roda perekonomian masyarakat desa berputar dan semakin meningkat. Pada dasarnya masyarakat sangat menginginkan pembangunan infrastruktur jalan yang lebih baik yang menopang berjalannya ekonomi Desa apabila ekonomi dapat berputar, secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tampak dalam satu tahun ini Desa Kadungrejo Kecamatan Baureno telah banyak mengalami perubahan baik dari sisi pembangunan infrastruktur jalan, maupun saluran irigasi. Sehingga pemandangan area pertanian dikiri kanan jalan tempak begitu apik, menambah estetika nuansa khas pedesaan di bawah kepemimpinan Slamet Riyadi.
Hal itu disampaikan A Munir salah seorang petani Desa setempat saat di temui awak media ini, ia merasa bersyukur dibangunya jalan cor dengan rigid beton, transportasi menjadi mudah saat musim panen tiba, meskipun dengan terbatasnya pupuk subsidi saat ini, mau tidak mau petani harus menggunakan pupuk non subsidi agar hasil lebih maksimal.
"Alhamdulillah Mas, panen tahun ini terbilang bagus dengan harga jual lumayan baik, sayangnya alokasi jatah pupuk subsidi kurang sehingga kami harus membeli pupuk non subsidi yang harganya bebih mahal dan obat-obatan tiap tahun makin mahal," ungkapnya
Senada yang disampaikan Slamet Riyadi, Kades setempat menyampaikan, lumbung pangan satu-satunya wilayah pantura yang ada dikabupaten Bojonegoro adalah Desa Kadungrejo. Bahwa warganya mayoritas semua petani. Diantaranya 85% sebagai petani yang memiliki sawah sendiri dan 5% sebagai buruh tani.
"Desa Kadungrejo ini merupakan lumbung pangan di Bojenegoro wilayah pantura, warga kami kurang lebihnya ada 4.399 meliputi 5 dukuhan dengan jumlah RT ada 30 dan RW 14. Sesuai prosentasenya 85% warga Kadungrejo berprofesi sebagai petani. Dengan jumlah 45.500 Hektar lahan sawah pertanian yang ditanami padi, dalam satu tahunnya dua kali panen sedangkan lahan telatah bantaran bengawan solo ditanami ubi-ubian, baik itu terong, jagung, pisang, singkong dan lainya," Beber Kades. Pada Senin, (25/11/2024).
Ia menambahkan, setaip kali panen Desa Kadungrejo mendapatkan hasil panen yang maksimal dibanding dengan wilah bantaran solo lainnya.
"Iya, hasil panen yang di dapatkan setiap kali panen perhektar bisa mendapatkan 9-10 ton gabah," imbuhnya
Kades Kadungrejo menyampaikan kendala yang dialami oleh petani Desa Kadungrejo."Jadi untuk kendalanya hanya satu, kurang pupuk kalau dan ini harus benar di perhatikan. setelah mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Bojonegoro kami akan mengundang supaya tau persis satu satunya lumbung pangan diwilayah pantura yang ada di Bojonegoro," ajaknya.
dan berharap ada perhatian lebih dari pemerintah atas kemakmuran kedepan dengan dibangunkannya jembatan penghubung dan akses air.
"Mudah mudahan tahun depan ada tambahan alokasi pupuk dan bantuan jembatan diwilayah kami,"harapnya
Adapun terkait PPL Desa setempat, Slamet menyampaikan bahwa PPL pertanian Desa Kadungrejo sudah cukup baik, sering komunikasi.
"Saat ada program bantuan dari pemerintah terkait pertanian, PPL pertanian desa selalu ikut datang mendampingi, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik. Bahkan kami dijanjikan untuk diberi bantuan mesin pompa untuk menunjang kemakmuran petani,"jelasnya
Masyarakat yakin bahwa dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, impian swasembada pangan bukanlah sekadar harapan, tetapi akan menjadi kenyataan yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan tercapainya swasembada pangan, diharapkan semua lapisan masyarakat akan mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang cukup, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan membangun generasi yang lebih sehat dan produktif.
"Mudah mudahan program dari Presiden Probowo Subianto kedepan dapat mengkaver semua kebutuhan petani," tutupnya [fd/red]