Bojonegoro, 25 November 2024 – Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan semakin menjadi fokus utama di era digital, termasuk teknologi Artificial Intelligence (AI) yang kini memainkan peran penting dalam mempercepat transformasi pendidikan. Untuk membahas potensi besar ini, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama ADEMOS bekerja sama menyelenggarakan Ngobrol Inspirasi (Ngopi) Sareng dengan tema “Strategi Penggunaan Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan”.
Acara yang berlangsung di MCM Love Garden Bojonegoro ini menghadirkan narasumber praktisi digital sekaligus pendiri Good News From Indonesia (GNFI), Akhyari Hananto. Turut hadir perwakilan dari Cabang Dinas Pendidikan Bojonegoro, Pamudji. Ketua Ademos Indonesia, A. Shodiqurrosyad, serta perwakilan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) Rifqi Romadhon dan Marshya C. Ariej. Hadir sebagai peserta diskusi, para guru dari Pusat Belajar Guru (PBG) Bojonegoro.
Dalam Sambutannya, Rifqi memberikan gambaran umum terkait latar belakang dan tujuan diskusi ini. Menurutnya, para guru hari ini penting untuk mulai memanfaatkan teknologi agar tetap mampu mengikuti perkembangan dunia, dan semakin memudahkan proses belajar mengajar di sekolah.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperlihatkan bahwa AI bukanlah hal yang rumit, tetapi bisa diterapkan dengan cara yang sederhana dan bisa memberi manfaat di sekolah-sekolah di wilayah Bojonegoro”. Ujar Rifqi Romadhon.
Shodiqurrosyad menambahkan bahwa peran guru hari ini masih menjadi titik sentral pembangunan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, perlu juga dilakukan peningkatan kapasitas kepada guru, utamanya kemampuan di bidang teknologi, agar proses pembangunan SDM bisa lebih baik lagi.
Senada dengan Arsyad, Akhyari Hananto selaku narasumber juga menyampaikan, penggunaan AI dalam pendidikan perlu dibarengi dengan pemahaman yang baik tentang AI, mulai dari pemahaman teknis sampai pemahaman etis terkait penggunaan AI, agar bisa memberikan dampak yang signifikan.
Ada enam poin penting yang disampaikan Akhyari, terkait pemanfaatan AI dalam pendidikan, yaitu; akses ke sumber-sumber informasi lebih cepat, otomatisasi tugas administrasi, meningkatkan keterampilan abad 21, memicu kreativitas, menggugah rasa ingin tahu, dan personalized learning.
Meskipun AI mampu menawarkan informasi yang lebih akurat dan cepat, peran guru di sekolah tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh AI. Sebab ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh AI saat proses belajar mengajar.
“Guru seperti apa yang tidak bisa digantikan oleh AI? jawabannya adalah guru yang senantiasa membentuk karakter murid, menanamkan nilai, mengajarkan etika, menjadi kompas (panutan), dan berpikir kritis dan mendalam”. Ujar Akhyari.
Sobirin, salah seorang guru yang menjadi peserta diskusi, mengungkapkan bahwa hari ini, banyak murid yang mengerjakan tugas presentasi di sekolah dengan menggunakan AI. Baginya, secara tampilan hasil kerja murid tersebut bagus, namun ketika proses presentasi, murid tersebut tampak kurang memahami materi yang disampaikan.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, karena perlu juga memberikan pemahaman kepada para murid, agar tetap belajar dan mengerjakan tugas dengan baik, tidak melepaskan tugas sekolah kepada AI sepenuhnya, tanpa memahami apa yang dikerjakan.” Ungkap Sobirin.
Dengan adanya Ngopi Sareng kali ini, diharapkan guru mampu memahami penggunaan AI, peluang dan tantangannya, serta mampu mengimplementasikan penggunaan AI agar memberi manfaat di sekolah. Sebab, Akhyari Hananto menekankan bahwa “Anda tidak akan kalah oleh AI, anda (hanya) akan kalah oleh orang yang mampu memanfaatkan AI” ungkap pria asal surabaya tersebut menutup sesi diskusi.
Ngopi Sareng kali ini merupakan agenda ketiga, setelah sebelumnya dilaksanakan Ngopi Sareng I dengan tema “Gotong Royong Tangani Hoax dan Disinformasi” (25/10/24), kemudian Ngopi Sareng II, “Strategi Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Sebagai Pusat Literasi Desa” (25/10/24). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program literasi untuk masyarakat Bojonegoro yang diinisiasi oleh ExxonMobil Cepu Limited dan Ademos.
Nantinya, sebagai rangkaian akhir dari program, akan dilaksanakan Seminar Literasi Nasional dengan tema “Kecerdasan Digital: Akselerasi Talenta Kreatif dan Peluang Masa Depan di Era Digital, yang dilaksanakan pada kamis, 19 Desember 2024 di GOR Dolokgede, dan dimeriahkan oleh Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri 5 Menara, dan Iqbal Aji Daryono, penulis dan pegiat media sosial. (Red/Lis)