29 Desember 2021

Desa Bogangin Banjir, Polsek Sumberrejo Bergegas Mengecek Kondisinya

    Rabu, Desember 29, 2021  

Reporter : Afif Fuad H.

SeputarBojonegoro.com - Hujan yang melanda wilayah Kabupaten Bojonegoro bagian selatan membuat debit air yang mengaliri sungai sungai di wilayah Kabupaten Bojonegoro seperti yang terjadi di sungai Mekuris yang melintasi Desa Bogangin Kecamatan Sumberrejo mengkat. 

Akibat luapan sungai Mekuris tersebut, Polmas Desa Bogangin Aipda Arif Setyawan langsung mengecek kondisi desa binaannya. Rabu, (29/12/2021). dalam pantauan media ini, beberapa rumah warga dan jalan poros desa serta persawahan tergenang adanya luapan air sungai Mekuris.

Menurut keterangan Kapolsek Sumberrejo AKP Hufron Nurrchim, SH. MM kepada media mengatakan bahwa setiap melihat situasi cuaca diwilayah Sumberrejo hujan dan disertai angin selalu memerintah seluruh Polmas dan Bhabinkamtibmas untuk mengecek kondisi desa binaannya masing - masing apakah ada musibah yang menimpa di desa binaannya masing - masing pasca terjadinya hujan yang disertai angin untuk secepatnya dilaporkan sebagai bahan laporan situasi di kewilayahan. Dan kepada anggota jaga untuk langsung terjun ke lapangan guna mengecek kondisi desa dan kerugian yang diderita oleh warga akibat musibah tersebut.

"Setiap terjadi hujan diserta hujan, kami selalu memerintahkan kepada seluruh anggota untuk selalu melaporkan pada kesempatan pertama kondisi desa masing - masing seperti yang saat ini dilakukan oleh anggota Polmas Desa Bogangin", ucap Kapolsek.

Banyaknya pohon penghijauan dipinggir jalan nasional dan juga poros desa yang tumbang akibat hujan yang disertai angin, Kapolsek berpesan kepada seluruh warga untuk waspada ketika dalam perjalanan dan dalam kondisi hujan disertai angin. Selain itu juga, pernah adanya fenomena angin puting beliung atau yang lebih dikenal ulur - ulur oleh masyarakat beberapa waktu lalu diwilayah Kepohbaru, Kapolsek juga berpesan agar ketika warga yang masih di sawah ketika hujan disertai angin untuk secepatnya meninggalkan areal persawahan.

"Berhati - hatilah dan selalu waspada ketika kita diperjalanan serta areal persawahan agar kita terhindar dari musibah", pesan Kapolsek.

Sesuai laporan yang telah dilaporkah oleh para anggota Polmas Desa Bogangin, ada beberapa rumah warga yang terdampak banjir diantaranya rumah Surawi (65) warga RT 002 RW 001 dengan kedalaman sekitar 10 cm dan dapur yang terendam banjir dengan kedalaman sekitar 10 sampai 20 cm yaitu milik Zaenuri (35), Khoirul Arifin (30), Banirah (80), Aji Prisdian (30), Suminto (65), Ramlan (60) dan Urip (60) yang semuanya merupakan warga RT 001 RW 001.

Selain itu juga, ada halaman rumah warga RT 001 Dan RT 002 Dusun Bogangin Desa Bogangin yang banjir setinggi sekitar 50 cm, jalan lingkungan RT 001 dan RT 002 Dusun Bogangin Desa Bogangin setinggi sekitar 50 cm, jalan lingkungan RT 006 RW 002 Dusun Gumelem Desa Bogangin setinggi sekitar 10 cm, jalan poros Desa Bogangin yang menghubungkan Dusun Bogangin dengan Dusun Gumelem setinggi sekitar 50 cm serta persawahan yang berada di seluruh Desa Bogangin yang terendam air banjir sekitar 40 hektar dengan tanaman padi berumur sekitar 10 sampai 20 hari.

"Selain Desa Bogangin, ada genangan air yang menggenangi jalan poros desa seperti di Desa Mlinjeng dan Desa Talun, namun di kedua desa tersebut tidak sampai masuk kerumah dan persawahan warga", pungkas Kapolsek. [fif/sbc]

25 Januari 2021

PSHW Bojonegoro Peduli Bagikan Bantuan Makanan Ke Warga Terdampak

    Senin, Januari 25, 2021  



BOJONEGORO - Hingga hari ini air banjir di wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, masih menggenang di sejumlah jalan dan pemukiman warga dibeberapa RT, hal tersebut masih menyisakan kesulitan warga untuk melakukan aktivitas seperti memasak dan melakukan kegiatan lainnya. Sabtu (23/1/2121).

Melihat kondisi demikian, Anggota PSHW (Persaudaraan Setia Hati Winongo) Tunas Muda Bojonegoro peduli melakukan kegiatan berbagi makanan terhadap warga Desa Kalianyar yang terdampak banjir.

Dengan menerjamg air banjir, para Anggota PSHW Bojonegoro Peduli ini mendatangi rumah rumah warga satu persatu dan membagikan makanan berupa nasi bungkus kepada warga.

"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Dari Saudara saudara SH Winongo khususnya Ranting Kapas guna meringankan sedikit beban warga yang terdampak banjir sejak kemarin," Kata Ketua Cabang PSHW Bojonegoro, Sasmito Anggoro.

Bantuan makanan ini sengaja dikumpulkan oleh Saudara saudara Ranting Kalitidu yang tidak terkena dampak Banjir, dan juga dari Cabang Bojonegoro kemudian disalurkan oleh para anggota SH Winongo Kalianyar sendiri.

"Bantuan ini memang tidak seberapa namun sebagai bentuk terciptanya persaudaraan di masyarakat tidak hanya di SH saja," Tambah Pria yang juga Sekretaris Bojonegoro Kampung Pesilat Ini.

Ketua Cabang Bojonegoro juga menghimbau kepada segenap Pengurus Ranting untuk selalu sigap jika sewaktu waktu ada bencana terjadi di Bojonegoro, karena menjadi kewajiban bagi para Saudara SH untuk saling tolong menolong dan membantu sesama jika mengalami kesusahan, dan bukan hanya kepada saudara Seasuhan sendiri di SH. 

Sebelumnya pada malam kemarin Ratusan Paket nasi bungkus juga dibagikan oleh Anggota PSHW Bojonegoro Peduli kepada masyarakat yang terdampak bencana di wilayah Kapas, Bojonegoro. (DEWI)

SMSI Bojonegoro Bantu Warga Terdampak Banjir di Perumahan TPK

    Senin, Januari 25, 2021  



BOJONEGORO - Sebanyak 58 KK di Pemukiman Perumahan TPK, Desa Sukorejo ,Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur masih terkepung air banjir akibat jalan pemukiman perumahan TPK masih terendam banjir, 150 Nasi bungkus dan air minum pun mulai di salurkan ke warga yang membutuhkan oleh SMSI (Sarikat Media Siber Indonesia) Kabupaten Bojonegoro. Sabtu (23/1/2121).

"Ketinggian air yang menggenang dijalan rata-rata masih setinggi Lutut orang dewasa," ungkap Sasmito Anggoro selaku ketua SMSI Bojonegoro.

Perwakilan Pengurus dan anggota SMSI Bojonegoro langsung mendatangi lokasi banjir dan membawa bantuan makanan dan minuman dengan mengunakan perahu karet karena akses jalan yang sulit ditempuh akibat banyaknya kayu milik TPK yang mengapung di jalan menuju pemukiman warga. 

"Kami sediakan 150 nasi bungkus serta air bersih untuk minum, karena kondisi warga masih disulitkan dengan kondisi air yang menggenang, dan warga sebagian juga disibukkan membersihkan rumah rumah mereka," terang Sasmito.

Warga Perumahan TPK ini juga sangat disulitkan jalur transportasi keluar pemukiman, karena air masih tinggi, sehingga untuk melakukan aktivitas, warga harus menerjang air banjir.

Sejak Rabu (20/01/2021), banjir menggenangi rumah warga di beberapa Desa/wilayah Kabupaten Bojonegoro. Banjir di sebabkan akibatnya air hujan dari wilayah Bojonegoro selatan yang tidak dapat masuk kedalam pembuangan menuju Sungai Bengawan Solo. 

"Semoga banjir ini segera surut dan warga kembali beraktifitas seperti biasa," Pungkas pria yang juga Penasehat PWI (Persatuan Wartawan Bojonegoro ini). (Wulan)

02 Desember 2020

Desa Jumput Kecamatan Sukosewu Tergenang Air 6 Rumah Terdampak

    Rabu, Desember 02, 2020  
SeputarBojonegoro.com - Sebanyak 6 rumah milik warga Desa Jumput, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Tergenang air banjir yang melanda Desa mereka, air yang diperkirakan datang sekitar Pukiul 20.00 wib diwilayah Desa Jumput ini akibat sungai yang berada di Desa Setempat tidak mampu menampung volume air yang cukup deras.

Seehingga karena air yang cukup banyak kemudian meluber di pemukiman warga di RT. 3, RT 4, dan RT 5 . Adapun rumah warga yang tergenang air sekitar 6 rumah Diantaranya milik. saekan (65), Salim, (46),  Marianto (28) Lamidi (65),  Robbana (47) dan Wasirah (67) yang kesemuanya warga Desa Jumput RT 5 RW 2.

Dari pantuan Media SuaraBojonegoro.com bahwa air yang masuk kedalam rumah hingga ketinggian 20 centimeter, dan yang menggenang di Area Jalan Desa hingga mencapai 40 - 50 meter atau setinggi pinggang orang Dewasa.

Warga berharap air yang ditengarai berasal dari wilayah selatan akibat hujan deras dengan intesitas tinggi ini segera surut dan tidak ada air susulan yang menyebabkan banjir di Desa Mereka.

"Semoga cepat surut mas, kalau begini memang sempat membuat kami cemas," Kata Zaenuri, Warga Setempat. 

Reporter : Dewi Wulan

01 Desember 2020

Sidak Banjir Kapolres Bojonegoro Droping Bantuan dan Berikan Pesan Keamanan

    Selasa, Desember 01, 2020  
SeputarBojonegoro.com - Banjir yang berasal dari wilayah Dander yang menggenang di perumahan TPK di Desa Sukorejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro dan menggenangi sekitar 40 rumah milik warga serta jalan Poros Permukiman, menjadi perhatian bagi Kapolres Bojonegoro AKBP Eva Guna Pandia.

AKBP Eva Guna Pandia bersama Pejabat Polres mendatangi lokasi perumahan yang kebanjiran dengan terjun langsung di lokasi banjir untuk melihat kondisi masyarakat yang rumahanya kemasukan air dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Ada beberapa rumah yang masih tergenang air didalamnya dan warga kesulitan beraktivitas sehingga kami datang ke lokasi untuk membantu warga dan mengingatkan warga akan keselamatan dan keamanan," Kata Kapolres Bojonegoro, Senin (30/11/2020).

Kapolres juga menyampaikan kepada warga karena air banjir yang menggenang di perumahan hingga didalam rumah agar masyarakat waspada penyakit yang timbul dan menganggu kesehatan masyarakat.

Selain itu juga soal keamanan barang barang agar menjadi perhatian, karena tidak menutup kemungkinan kejahatan timbul disaat warga sibuk dengan urusan banjir.

"Jadi warga harus saling membantu bergiliran patroli saat banjir tiba, dan untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan jika terjadi sesuatu agar melaporkan ke kepolisian," Terang AKBP Eva Guna Pandia.

Kapolres juga menyerahkan sekitar 50 paket sembako untuk warga yang rumahnya terdampak banjirz karena tidak bisa beraktivitas secara penuh, bahkan untuk memasak juga ada yang kesulitan karena ruang dapurnya terendam banjir. (Red/Dewi)

Reporter : Dewi Wulan

Antisipasi Banjir, Pemkab Bojonegoro Akan lakukan Pelebaran Sungai

    Selasa, Desember 01, 2020  
SeputarBojonegoro.com - Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Bojonegoro seharian pada Minggu (29/11) mengakibatkan beberapa wilayah di kabupaten Bojonegoro tergenang banjir. Banjir yang melanda meliputi Kecamatan Malo Desa Tambakromo, Desa Pohwates kecamatan Kepohbaru dan Desa Kunci kecamatan Dander.

Dalam sidak kali ini Bupati Bojonegoro Anna Muawanah didampingi Kepala Dinas PU SDA Tedjo Sukmono, Camat beserta Forkopimca  Dander, dan Kades Kunci, Senin (30/11).

Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menyampaikan dengan curah hujan yang tinggi mengakibatkan debit air di beberapa sungai naik. Kondisi bukit yang gundul di wilayah Temayang tidak mampu menyerap air sehingga air langsung turun ke area persawahan, sungai, serta ke pemukiman penduduk. "Hal ini juga disebabkan terjadinya penyempitan sungai dari 15 meter wilayah hulu dan 2-3 meter di hilir, serta bangunan rumah penduduk yang memakan badan sungai.", Ungkap Bupati Bojonegoro

Menurut Bupati, sejak tahun 2000  wilayah tersebut sudah menjadi langganan banjir setiap tahun. Begitu pula di wilayah Temayang tepatnya di Desa Kedungsumber dulu menjadi langganan banjir bandang. Namun kini sejak sudetan Kali Gandong sudah jadi, luapan air tidak lagi melanda masuk ke pemukiman warga. Upaya Pemkab untuk menanggulangi  bencana banjir mendapat dukungan penuh oleh masyarakat dan wargapun merasa aman,  sudah tidak risau lagi akan bencana banjir bandang lagi.

"Lebih lanjut sebagai langkah antisipasi penanggulangan banjir, ke depan Pemkab melalui Dinas PU SDA akan melakukan pelebaran sungai dengan sosialiasi, mengedukasi warga, pendataan berapa rumah untuk dikembalikan fungsi sungai sebagaimana mestinya.", Pungkas Bupati Bojonegoro. Bupati berpesan agar masyarakat selalu bergotong royong dalam penanggulangan bencana, dengan tetap menjaga lingkungan hijau, tidak membuang sampah di sungai, dan tidak mendirikan bangunan di badan sungai. (Lis/Red)

08 Desember 2018

Festival "NYETHE" Pertama Kalinya di Bojonegoro

    Sabtu, Desember 08, 2018  
sumber foto : google
SeputarBojonegoro.com - Komunitas pecinta kopi di Bojonegoro Jawa Timur, yang menaman dirinya Komunitas ANGOP (Ayo Ngopi) dalam waktu dekat akan menggelar festival menarik yang menjadi salah satu agenda langka, bahkan bisa yang pertama kali di Kabupaten Bojonegoro.

Kegiatan spektakuler sebagai ajang kreasi dan inovasi ampas kopi itu dikemas dalam “Lomba Nyethe, Ngopi Bareng dan Live Musik”.

Kegiatan bertajuk ‘Festival Nyethe’ akan di selenggarakan di halaman gedung pusat pengembangan Industri Kreatif (PPIK) Jl. Veteran Bojonegoro, pada hari sabtu tanggal 15 Desember 2018 mendatang.

Kegiatan ini baru ada pertama kali diadakan di Bojonegoro, pesertanya umum tidak hanya untuk pecinta kopi yang ada di Kabupaten Bojonegoro namun juga Jawa timur dan Indonesia.

Tujuannya untuk melestarikan seni budaya dan alam, juga merekatkan persaudaraan antar pemuda yang kritis dan nyeni.

Menurut Shohib, selaku ketua panitia acara ini mengatakan, kegiatan ini adalah keprihatinan perilaku pemuda era kini yang mulai bersikap pragmatis, instan, karena kebanyakan mengonsumsi media sosial atau internet tanpa ada filterisasi. Akibatnya, mereka lupa, tidak memikirkan seninya berproses untuk hasil karya seni yang nyeni dan bermanfaat. budaya corat-coret yang selama ini dikonotasikan negatif, harus dipermak menarik dan dibuktikan bahwa corat-coret adalah bagian dari aktivitas seni. Ungkapnya kepada SeputarBojonegoro.com.

Dan juga untuk memperkenalkan kekayaan bangsa, suatu kebiasaan yang sudah melekat kepada penikmat kopi, yakni budaya seni nyethe, atau orang Bojonegoro biasa menyebutnya dengan "bolot".

Selain itu, agenda ini juga bagian dari promosi batik khas Kabupaten Bojonegoro. Sebab, Bojonegoro memiliki khazanah budaya berupa batik Jonegoroan.

Untuk pendaftarannya, Rp. 15.000. Itu untuk peserta dapat secangkir kopi, 2 batang rokok, serta peralatan untuk nyethe. Untuk motifnya bebas dan durasi membatik rokok sekitar 2,5 jam.

Dalam kegiatan ini, akan dimeriahkan pula dengan pertunjukan musik akustik dari Hey Rocky Brother, dan Stand Up Comedy, serta ada pula diskusi tentang kopi, dengan. Narasumber Dongeng Kopi dari Yogyakarta. Sehingga bagi yang tdak ikut lomba nyethe, bisa ngopi bareng, ngobrol bareng, nongkrong bareng, dan diskusi bareng, dengan hiburan musik akustik.

Bagi yang berminat, bisa langsung menghubungi panitia di nomor 085731421046 dan 085733505052. (Abl/SBC)

26 Februari 2018

Berharap Ada Tindakan Dari Pemerintah

    Senin, Februari 26, 2018  
Reporter : Abid Amrullah

suarabojonegoro.com - Banjir luapan air Bengawan Solo di Desa Temu dan Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor mengnggenangi jalan poros desa setempat dan puluhan hektar persawahan desa tersebut. Jalan poros desa yang terdampak banjir itu, jalan penghubung antara Desa Temu dan Desa Kedungprimpen.

Banjir yang merendam puluhan hektar persawahan itu, tingginya mencapai dada orang dewasa. Lahan persawahan tersebut, yang terendam banjir, sudah lima hari.

Dari pantauan suarabojonegoro.com di lokasi banjir kali ini, Senin (26/02/18), tidak sampai menimbulkan kerugian di persawahan warga. Sebab, warga setempat sudah mengerti saat-saat akan datangnya banjir.

Kastam, salah satu warga Desa Temu mengatakan, bahwa warga sudah tau waktu seperti ini. Warga setempat dapat memprediksi terjadi banjir. Pun, mereka (warga) tidak terburu-buru tanam padi.

"Setelah panen, warga belum tanam lagi saat ini," katanya.

Panenblalu, warga Desa Temu mendapat hasil yang melimpah. Ia mengaku meningkat dari hasil panen sebelumnya. Seperti yang di katakan Watono, warga yang mengaku meningkat hasil panennya. Namun, saat ini belum berani tanam kembali. Sebab di waktu seperti ini, biasanya banjir datang.

"Biasanya banjir, makanya warga belum tanam lagi," ucapnya.

Banjir kali ini, juga berdampak pada akses jalan paving yang mulai bergeser dan banyak yang berlubang, bahkan disebagian titik kedalaman lubang cukup berbahaya.

Tak sedikit masyarakat lewat terpleset bahkan jatuh, dan di sarankan untuk berhati-hati. Bagi para pengguna jalan diminta hati-hati. Sebab, tak sedikit motor yang mogok sebab kemasukan air. (yud/red)

25 Februari 2018

Korban Banjir di Tiga Kecamatan, Dapat Bantuan Sembako

    Minggu, Februari 25, 2018  
Reporter : Wahyudi

SuaraBojonegoro.com - Korban banjir di sejumlah wilayah Bojonegoro mendapat bantuan sembako. Bantuan kemanusiaan dari Polres Lamongan, Polres Tuban, Polres Gresik, dan Polres Bojonegoro untuk korban bencana banjir di Bojonegoro mulai didistribusikan, Sabtu (24/02/18).

Penyaluran bantuan dipimpin langsung Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro beserta Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arh Redinal Dewanto yang menyalurkan secara langsung menggunakan motor trail untuk menjangkau lokasi.

Penyaluran bantuan berupa sembako kepada masyarakat korban banjir dilakukan di beberapa tempat, untuk bantuan dari Polres Gresik disalurkan di Desa Bogo Kecamatan Kapas yang dilanda banjir mengakibatkan 115 rumah terendam air dengan ketinggian 60 cm. Kemudian dilanjutkan dengan menyalurkan bantuan dari Polres Lamongan untuk korban banjir di Desa Sekaran Kecamatan Balen.

 "Bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah banjir ini, merupakan bantuan saudara-saudara kita dari Polres Tuban, Lamongan, dan Gresik sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang dialami warga," ujar kapolres.

Tidak hanya di Kecamatan Balen dan Kecamatan Kapas, setelah menyalurkan bantuan ke lokasi banjir di kedua Kecamatan itu, Kapolres melanjutkan pendistribusian bantuan dari Polres Bojonegoro untuk warga Kecamatan Trucuk yang juga dilanda banjir.

Untuk di Kecamatan Trucuk ada sebanyak 10 Desa yang terdampak banjir diantaranya Desa Padang, Desa Tulungrejo, Desa Pagerwesi, Desa Kandangan, Desa Banjarsari, Desa Mori, Desa Sumbangtimun, Desa Sranak, Desa Trucuk dan Desa Guyangan. (yud/red)

24 Februari 2018

Meski TMA Bengawan Solo Turun, Masyarakat Diminta Waspada

    Sabtu, Februari 24, 2018  
Reporter : Wahyudi

Tinggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo cenderung menurun. Meski demikian, masyarakat yang tinggal di bantaran Bengawan Solo diminta waspada. Debit air bengawan terpantau turun, dalam status siaga kuning, Sabtu (24/02/18).

Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemkab Bojonegoro, Heru Sugiarto menyampaikan, saat ini Bojonegoro dalam status siaga kuning atau siaga dua. Di papan duga TBS Bojonegoro terpantau 14.90 peilschal.

"Masyarakat di bantaran bengawan tetap kami minta untuk waspada," katanya.

Kendati demikan, lanjut dia, daerah hilir seperti akecamatan Kanor dan Baureno akan tetap terdampak. Sore nanti, diperkirakan wilayah Baureno harus meningkatkan kewaspadaan.

Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, pukul 24.00 WIB 71 desa di 11 kecamatan mulai merasakan dampak luapan Bengawan Solo. Jumlah penduduk yang mengungsi sekitar 311 jiwa dan rumah tergenang mencapai 2.222 kepala keluarga.

Banjir juga merendam areal pertanian, terutama tanaman padi seluas 1.015 hektar, 1.015 hektar tanaman palawija, dan 623 hektar pekarangan milik warga. Saat ini 1.114 jiwa masih melakukan aktifitas produktif seperti biasa.

Fasilitas umum yang tergenang antara lain, 1 TK, 14 gedung sekolah dasar dan 6 masjid, 4 mushola. Selain itu, jalan desa yang tergenang banjir mencapai 19.436 meter. Merupakan jalan desa, dengan ketinggian berbeda. Jalan lingkungan sepanjang 4.000 meter.

Perkiraan kerugian sementara akibat luapan sungai Bengawan Solo mencapai  Rp 2 milar lebih. Merupakan data saat pukul 24.00 dan ketinggian saat itu masih 15.06 peilschal.

"Saat ini sudah turun, berarti akan ada perubahan data terdampak," ujarnya.

Bupati melalui Kabag Humas Protokol Kabupaten Bojonegoro, memerintahkan seluruh jajaran camat yang terletak di bantaran sungai Bengawan Solo untuk siaga 24 jam.

"Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk hari Sabtu dan Minggu ini tetap masuk siaga banjir," katanya.

Pemerintah desa diminta untuk mulai membuka dapur umum diwilayah masing-masing. "Jangan ada yang meminta minta di jalan, jika desa tak sanggup maka akan di handle oleh Kabupaten," terangnya.

Pihaknya menegaskan agar para camat tetap memberikan laporan kondisi terbaru daerah terdampak secara terus menerus. Perkembangan apapun agar segera dilaporkan.

"Kepada para orang tua, untuk menjaga dan mengawasi putra putrinya. Sebab korban banjir karena hal sepele seperti bermain di daerah genangan banjir," tuturnya.

Pihaknya memgimbau, supaya warga bersama berbagai pihak, untuk mulai membersihkan rumah dan lingkungan dengan kerja bakti. ASN harus menjadi teladan dengan terjun langsung dan motor penggerak ditengah masyarakat.

"Negara harus hadir bersama seluruh warga dalam kondisi apapun. Tetap waspada dan jangan menjadikan banjir sebagai sebuah bencana, kita tetap bahagia dan produktif," pungkasnya. (yud/red)

Banjir, ASN Diminta Hadir Ditengah Masyarakat

    Sabtu, Februari 24, 2018  
Reporter : Wahyudi

SuaraBojonegoro.com - Aparatur Sipil Negara (ASN) diminta hadir dalam mayarakat. Apalagi saat banjir seperti ini. Masyarakat yang terdampak banjir luapan air Bengawan Solo, tentu sangat membutuhkan.

"Hari ini dan Minggu besok, ASN masuk untuk siaga banjir," kata Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Bojonegoro, Heru Sugiarto, pada Sabtu (24/02/18).

Data dari BPBD Bojonegoro tercatat, ada 71 desa di 11 kecamatan mulai merasakan dampak luapan Bengawan Solo. Jumlah penduduk yang mengungsi sekitar 311 jiwa dan rumah tergenang mencapai 2.222 kepala keluarga.

Lalu, banjir juga merendam areal pertanian, terutama tanaman padi seluas 1.015 hektar, 1.015 hektar tanaman palawija, dan 623 hektar pekarangan milik warga. Kini 1.114 jiwa masih melakukan aktifitas produktif seperti biasa.

Kemudian, fasilitas umum yang tergenang antara lain, 1 TK, 14 gedung sekolah dasar dan 6 masjid, 4 mushola. Selain itu, jalan desa yang tergenang banjir mencapai 19.436 meter. Merupakan jalan desa, dengan ketinggian berbeda. Jalan lingkungan sepanjang 4.000 meter.

Perkiraan kerugian sementara akibat luapan sungai Bengawan Solo mencapai  Rp 2 milar lebih. Merupakan data saat pukul 24.00 dan ketinggian saat itu masih 15.06 peilschal.

Ia menambahkan, ASN harus menjadi teladan dengan terjun langsung dan motor penggerak ditengah masyarakat.

"Negara harus hadir bersama seluruh warga dalam kondisi apapun. Tetap waspada dan jangan menjadikan banjir sebagai sebuah bencana, tetap bahagia dan produktif," ucapnya.

Pihaknya menegaskan agar para camat tetap memberikan laporan kondisi terbaru daerah terdampak secara terus menerus. "Perkembangan apapun, agar segera dilaporkan," pungkasnya. (yud/red)

23 Februari 2018

Inilah Program Ramah Sungai Bengawan Solo untuk Warga Bantaran

    Jumat, Februari 23, 2018  

SuaraBojonegoro.com - Kecamatan Temayang, merupakan salah satu wilayah dari enam kecamatan di Bojonegoro yang dilanda banjir bandang. Selain menggenangi rumah, dan lahan pertanian, juga merusak sejumlah infrastruktur.

Camat Temayang, Heri Widodo, menjelaskan,  terdapat tujuh desa di wilayahnya yang terdampak banjir bandang selama dua hari berturut-turut. Akibatnya, 297 kepala keluarga terdampak, lahan pertanian berusia 60 – 70 hari terendam, jembatan gantung dan permanen, jalan paving, serta tembok penahan tanah (TPT) rusak diterjang air bah.

"Total kerugian atas semua kerusakan itu mencapai Rp577.320.000," kata Heri Widodo kepada wartawan, Jumat (23/2/2018).

Dia mengungkapkan, dari awal terjadi banjir bandang, tim BPBD  Bojonegoro sudah memberikan bantuan berupa sembako, dan dapur umum. Hanya saja, karena ada keterbatasan, bantuan yang diterima warga dirasa kurang maksimal.

Bencana itu akibat curah hujan tinggi,  juga atas perbuatan manusia yang melakukan penebangan pohon secara liar.

“Harusnya menjaga kelestarian lingkungan ini menjadi tanggung jawab kita bersama, warga juga harus ikut menjaga," tandasnya.

‌Pihaknya berharap kepada Bupati Bojonegoro terpilih mendatang, bisa mengupayakan penanaman hutan kembali bekerjasama dengan Perhutani. Memberikan pengawasan lebih ketat terhadap pelaku penebangan pohon.

"Paling tidak, pemerintah kedepannya bisa mendorong warga, LMDH, Perhutani dan instansi untuk mendukung kelestarian lingkungan," pungkasnya.

Selain banjir Bandang, sejumlah wilayah Bojonegoro sekarang ini juga dilanda banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Wilayah kecamatan  terdampak adalah,  Bojonegoro (Kota), Balen, Dander, Kanor, dan Kecamatan Baureno.

Saat ini diperkirakan ada 2.400 hektar lahan pertanian terendam. Termasuk juga  pemukiman di Kelurahan Ledok Wean, Ledok Kulon, Jetak di Kecamatan Bojonegoro,  Desa Cangaan, Kecamatan Kanor, Desa  Lebaksari, Tanggungan dan Kali Kalisari di Kecamatan Boureno  sekitar 570 Kepala keluarga (KK).

"Belum ada korban jiwa, ada 57 jiwa sudah mengungsi. Total kerugian sementara sekitar Rp597 juta,” kata Plt Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo.

Menurut Andik, penyebab banjir bandang di beberapa wilayah seperti Kecamatan Temayang, karena hutan gundul akibat pembalakan liar. Air hujan yang turun ke bumi hanya 30 persen terserap tanah, sisanya  run of menerjang bebas.

"Untuk banjir luapan Bengawan Solo ini karena kiriman dari daerah hulu ditambah tingginya curah hujan lokal," pungkas Andi.

Menanggapi masalah tersebut, Calon Bupati Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, telah menyiapkan konsep penghijauan di wilayah rawan bencana banjir bandang. Diantaranya, bersinergi dengan  Perhutani, Pemerintah Desa, serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Penghijauan yang dilaksanakan melalui kajian yang matang, agar program tersebut tepat sasaran.

“Kita akan memetakan daerah-daerah kritis yang perlu dilakukan penghijauan,” tegas Pak Mul, sapaan akrab Soehadi Moeljono.

Dicontohkan seperti Desa Pajeng, Gondang, Clebung, Ngorogunung, Temayang, yang berada di daerah wilayah selatan. Juga desa – desa di Kecamatan Sukosewu, Temayang dan Bubulan yang merupakan aliran dari Waduk Pacal.

“Kedepan kita akan perbaiki sistem aliran drainase di wilayah tersebut agar mampu menampung air,”  ujar Cabup yang berpsangan dengan Kader NU, Mitroatin ini.

Untuk banjir luapan Sungai Bengawan Solo, lanjut Pak Mul, kedepan pihaknya telah menyiapkan program Ramah Bengawan. Program ini berupa  pembangunan sistem mitigasi bencana banjir tahunan di daerah terdampak, sepanjang Sungai bengawan Solo, melalui penguatan tanggul sungai, dan penyediaan aplikasi sistem informasi peringatan dini bencana yang terintegrasi. (/Nik/lis)

Reaksi Cepat PEPC Bantu Korban Banjir Bojonegoro Bojonegoro

    Jumat, Februari 23, 2018  

SuaraBojonegoro.com- Banjir Bojonegoro mulai datang lagi, dan masyarakat Bojonegoro kembali menggauli lagi. Air dari Sungai Bengawan Solo ini mulai menggenangi Bojonegoro dimulai dari jam 01.00 WIB dini hari di beberapa daerah seperti Ledok Kulon dan Ledok Wetan. Selain itu beberapa kecamatan juga tergenang banjir seperti Bojonegoro, Kalitidu, Dander, Kapas dan Trucuk. Jum'at (23/02/2018

Berdasarkan informasi dari Andik Sudjarwo selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, sebanyak 1.150 pengungsi telah berkumpul di Gedung Serba Guna.

PT Pertamina EP Cepu saat itu langsung merespon cepat terhadap informasi tersebut dengan menyediakan bantuan berupa sembako sebanyak 20 karung beras, 10 kardus saus sambal dan kecap, 5 kardus sardine dan 35 kardus mie instan untuk kemudian diserahkan kepada BPBD Bojonegoro.

“Alhamdulillah, kami bisa bergerak cepat membantu korban banjir Bojonegoro. Kami berharap semoga bantuan ini dapat tersalurkan dengan lancar dan tepat sasaran.” kata Project Manager Early Civil Work Jambaran Tiung-Biru (ECW JTB) , Baginda,

Baginda didampingi oleh perwakilan PGA & Relation dan juga Socioeconomic PEPC menyerahkan bantuan di kantor BPBD Bojonegoro dan diterima oleh Asisten I Pemkab Bojonegoro, Djoko Lukito.

Djoko sendiri menyatakan rasa terima kasihnya, karena PEPC telah merespon dengan cepat bencana banjir di awal tahun ini sekaligus bisa meringankan beban masyarakat yang kena dampak luapan Bengawan Solo.
Sampai pukul 17:22 WIB, BPBD menetapkan siaga merah untuk banjir Bojonegoro. (Bid/Lis)

Solusi Bencana Banjir Bojonegoro

    Jumat, Februari 23, 2018  

SuaraBojonegoro.com - Bencana banjir bandang dan luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, setiap tahunnya terus meluas. Bencana tersebut mendesak untuk dicarikan solusi, agar tak makin merugikan masyarakat.

Dua hari lalu banjir bandang menerjang 28 desa di wilayah Kecamatan Dander, Temayang, Balen, Sukosewu, Kapas, dan Kecamatan Ngraho. Taksir kerugian sekitar Rp597 juta.

Warga Desa Kunci, Kecamatan Dander, Utomo, mengaku, banjir bandang ini kerap melanda setiap terjadi hujan lebat cukup lama. Hal ini disebabkan sungai yang ada di wilayah setempat tidak mampu menampung air hujan.

“Apalagi hutannya sudah gundul. Air dari hutan langsung masuk ke sungai dan meluber kemana-mana,” jelas Utomo kepada wartawan, Jumat (23/2/2018).

Warga meminta kepada pemerintah segera melakukan normalisasi sungai, agar mampu menampung air dari wilayah hutan.

“Penanaman pohon juga penting agar kedepan tidak lagi terjadi banjir seperti ini,” kata warga lain penuh harap.

Utomo dan warga di lokasi bencana meminta,  Bupati Bojonegoro yang baru nanti serius mengatasi banjir bandang.

“Jangan hanya mencari pencitraan saat bencana saja, tapi harus betul-betul memiliki solusi,” tegas bapak dua anak itu.

Banjir bandang juga mengakibatkan longsornya Tanggul Penahan Tanah (TPT), hingga menimpa rumah milik, Ngatman (46), warga RT 11, RW 03 Desa/Kecamatan Ngraho. Saat ini dia masih bertahan di rumah karena kondisinya masih bisa dipakai, meskipun menghawatirkan karena hujan lokal masih terjadi.

“Sementara tetap di sini,” timpal Ngatman ditemui terpisah.

Selain banjir bandang, terdapat lima kecamatan dilanda banjir akibat  luapan Sungai Bengawan Solo. Yakni, Kecamatan Dander, Bojonegoro (Kota), Baureno, dan Kecamatan Kanor.

Korban banjir di Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro, Ninik Rahayu (32), mengatakan, banjir luapan Bengawan Solo mulai merendam rumah pada Jumat (23/2/2018) sekitar pukul 03.00 WIB pagi tadi.

"Sebagian besar barang langsung dinaikkan di tempat yang lebih tinggi," ujarnya.

Saat ini, tambah Khoyum (35), warga lainnya, pemerintah daerah melalui BPBD menyiapkan shelter pengungsian. Beberapa warga yang ada di Kelurahan Ledok Wetan, RT 03 dan 07 sudah mengungsi di Gedung Serba Guna, Bojonegoro.

Menanggapi bencana yang terjadi di wilayah tersebut, salah satu calon Bupati Bojonegoro, Soehadi Moeljono, mengatakan, kondisi Bojonegoro merupakan daerah rawan bencana, khususnya banjir. Oleh sebab itu harus ada penanganan serius dari pemerintah daerah untuk menanggulanginya.

“Banjir bandang di banding dengan tahun lalu semakin meningkat. Jika dilihat dari permasalahannya salah satu penyebabnya perlu adanya penghijauan yang ada di daerah kritis," ujar Pak Mul, sapaan  karib Soehadi Moljoeno secara terpisah.

Ke depan Pemda Bojonegoro, menurutnya,  mesti bekerja sama dengan pihak Perhutani, Pemerintah Desa, serta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Komponen stakeholder itu bermitra melakukan program penghijauan di wilayah rawan.

 "Penghijauan di daerah kritis sebagai penyebab banjir, tentu sesuai dengan hasil penelitian terlebih dahulu," ungkapnya.

Mantan Sekda Bojonegoro ini mencatat, beberapa daerah kritis misalnya, di Desa Pajeng, Gondang, Clebung, Ngorogunung, Temayang, yang berada di daerah wilayah selatan barat. Serta banjir bandang di Kecamatan Sukosewu, yang merupakan aliran dari wilayah barat selatan, Bubulan dan Temayang. Wilayah tersebut perlu diperhatikan, mulai dari sistem aliran drainase.

“Untuk mengurangi risiko bencana, ke depan kita akan melakukan revitalisasi hutan lahan negara, dan rakyat,” tegas Pak Mul.

Pada bagian lain, tokoh birokrasi yang mengabdi di Pemda Bojonegoro selama 32 tahun itu menambahkan, ke depan perlu melakukan pembangunan sistem mitigasi bencana banjir tahunan di daerah terdampak. Yakni di  sepanjang Sungai Bengawan Solo, melalui penguatan tanggul sungai, dan penyediaan aplikasi sistem informasi peringatan dini bencana yang terintegrasi.

“Kita juga akan melakukan revitalisasi drainase perkotaan secara terpadu, dan terintegrasi. Karena banjir di wilayah kota ini masih selalu terjadi jika satu jam saja terjadi hujan lebat,” pungkas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU, Mitroatin ini.(Bid/Lis)

Diprediksi Siaga Merah, Pemkab Siapkan Tenaga Medis

    Jumat, Februari 23, 2018  
Reporter : Wahyudi

SuaraBojonegoro.com - Kenaikan Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo menunjukkan peningkatan dengan trend naik. Petang nanti, diperkirakan TMA Sungai Bengawan Solo siaga merah. Dengan ketinggian perkiraan 15.58 peilschal.

Bupati Bojonegoro, Suyoto, menginstruksikan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal ini disampaikan bupati sesaat sebelum melakukan inspeksi mendadak banjir Bengawan Solo, Jum'at (23/2) siang.

Menggunakan kendaraan trail, Bupati bersama Kapolres Bojonegoro dan Komandan Kodim 0813, Kalak BPBD Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo melakukan inspeksi mendadak di beberapa wilayah.

Melihat kesiapan tempat pengungsian di Gedung Serba Guna Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Bupati juga menyampaikan agar seluruh warga Bojonegoro mulai melakukan kesiapan jika banjir datang.

"Keselamatan harus dipikirkan, karena saat genangan seperti ini justru yang menimbulkan korban," tutur bupati.

Bupati menegaskan, bahwa puncak ketinggian TMA Sungai Bengawan Solo diperkirakan petang nanti pukul 18.00 WIB dengan ketinggian 15.58 peilschal atau siaga merah. "Semua element mulai TNI, Polri dan semua lapisan mulai digerakkan, dan salah satunya adalah kesiapan menutup doorlat doorlat yang ada di beberapa titik," ucapnya.

Selain itu, pemkab juga mulai mengaktifkan beberapa titik dapur umum dan pengungsian. Tak hanya dapur umum, namun tenaga medis dan obat obatan juga disiapkan untuk memantau kesehatan pengungsi.

Sementara itu, pukul 14.00 WIB ketinggian TMA di TBS di angka 14.90 Peilschal dan karangnongko sudah menunjukkan penurunan. Perkembangan laporan yang masuk daerah terdampak. Diantaranya, Desa Campurejo 50 KK mulai terdampak luapan Bengawan Solo.

Kemudian, Kelurahan Ledok Wetan 327 rumah tergenang, Ledok Kulon 14 rumah. Pekarangan kurang lebih 15 hektar. Kelurahan Jetak 31 rumah, Desa Semanding sawah 15 hektar. Jalan desa 250 meter, pekarangan 124 buah, kerugian kurang lebih Rp 150 juta.

Lalu, Kelurahan Banjarejo 179 rumah, Kelurahan Klangon 31 KK, dan Kauman15 KK. Titik fungsi, gedung serbaguna, sepanjang tanggul baru. Bantuan sementara dari BPBD Bojonegoro berupa terval untuk Ledok kulon dan Ledok Wetan. Jumlah data terdampak akan terus meningkat karena trend yang terus menunjukkan kenaikan. (yud/red)

Banjir Bengawan Solo Genangi Pemukiman Warga Kecamatan Kanor

    Jumat, Februari 23, 2018  
Reporter : Abid Amrullah

SuaraBojonegoro.com - Luapan air Bengawan Solo menggenangi pemukiman warga Desa Piyak, Desa Kabalan, Desa Cangakan Kanor, Jum'at (23/02/18). Selain menggenangi halaman rumah, air luapan bengawan itu masuk ke dalam rumah warga.

Debit air tersebut meningkat mulai semalam. Seperti yang di katakan, Munib, salah seorang warga yang tinggal di tepi Bengawan Solo itu. Debit air meningkat sejak malam hari. Namun, air meningkat siang tadi.

"Meningkatnya baru tadi siang, tapi kelihatannya sekarang sudah mulai ada tanda-tanda penurunan," kata Munib.

Dari pantauan wartawan suarabojonegoro.com di lokasi, sebagian air sudah memasuki halaman rumah warga desa Kabalan yang berada di tepi Bengawa Solo.

Sebagian rumah warga Desa Kabalan di perbatasan, sudah ada yang terendam banjir. Pun, halaman Sekolah Dasar Negri (SDN) Kabalan juga terendam banjir. Namun, kegiatan belajar mengajar masih berlangsung.

"Sebagian rumah dan juga halaman sekolahan SDN Kabalan juga sudah terendam banjir," imbuh khotimah, salah satu warga setempat. (bid/yud)

Puluhan Hektar Sawah Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

    Jumat, Februari 23, 2018  
Reporter : Abid Amrullah

SuaraBojonegoro.com - Puluhan hektar persawahan di Desa Kabalan, Kecamatan Kanor terendam banjir luapan Bengawan Solo, Jum'at (23/02/18). Akibatnya, petani terancam gagal panen.

Dari pantauan wartawan ini dilokasi, puluhan hektar area persawahan desa tersebut terendam banjir. Mereka (petani, red) hanya pasrah dengan kondisi tersebut.

Solikin, salah satu warga setempat, mengaku sawahnya terendam banjir. Pihaknya tidak tahu bagaimana nasib tanaman padinya. Padahal, baru saja memupuk tanaman padinya tersebut. Lalu, segera disusul banjir.

"Baru saja mupuk, tapi banjir keburu menerjang," katanya.

Paksi, warga setempat mengaku pasrah dengan kondisi ini. Ia tak tahu bagaimana nasib tanamannya. "Jika sebentar banjirnya, insyaallah bisa pulih, namun jika banjirnya lama tak tahu apa yang akan terjadi," keluhnya.

Ia hanya berharap, semoga banjirnya cepat surut. Agar tanaman padi milik warga bisa panen. "Semoga tidak sampai gagal panen," harapnya penuh kecemasan.

Melihat kondisinya yang masih hujan, sangat mengkhawatirkan untuk meningkatnya intensitas air banjir tersebut. "Ya, semoga banjirnya cepat surut," imbuhnya. (bid/yud)

Banjir Mulai Genangi Kelurahan Ledok

    Jumat, Februari 23, 2018  
Reporter : Bima Rahmat     

SuaraBojonegoro.com - Luapan air Bengawan Solo mulai menggenangi sejumlah wilayah Kecamatan/Kota Bojonegoro, Jum'at (23/02/18). Diantaranya, mulai menggenangi Kelurahan Ledok kecamatan/kota setempat.

Akibat banjir tersebut, puluhan warga Ledok mulai mengungsi ke tempat yang tinggi dan aman. Banjir luapan Bengawan Solo tersebut mulai menggenangi pemukiman warga mulai malam tadi.

"Mulai tadi malam, air mulai datang," kata Yanto, salah satu warga setempat.

Selain itu, warga mulai cemas dengan datangnya banjir tersebut. Khususnya warga yang memiliki binatang ternak. Warga pun juga cemas dengan peralatan rumah tangganya.

"Sebagian warga sudah mengungsi di gedung Serbaguna, kami juga kawatir ternak dan isi rumah kami," ucapnya.

Data yang dihimpun media ini, ketinggian muka air sungai Bengawan Solo bersumber dari data Kantor  UPT PSDA wilayah Sungai Bengawan Solo menunjukkan pada poin 14.74 dengan posisi siaga dua dengan tren naik.

Yanto berharap, supaya banjir luapan Bengawan Solo surut. Sehingga, warga yang terdampak banjir dapat beraktifitas kembali. Saat ini, aktifitas warga setempat terganggu.

"Memang kalau musim penghujan ini wilayah kami selalu jadi langganan banjir, semoga ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi masalah banjir ini," imbuh warga Ledok Kulon itu. (bim/yud)

22 Februari 2018

Kini Giliran Kapas, Puluhan Rumah Tergenang Banjir

    Kamis, Februari 22, 2018  
Reporter: Zamroni

SuaraBojonegoro.com - Banjir bandang yang sempat menggenang wilayah Bojonegoro selatan sejak malam tadi, dan juga menggenang di wilayah Desa Sumberrarum dan Desa Kunci serta pagi tadi juga menggenangi 6 Desa diwilayah Sokusewu sore ini banjir menggenangi puluhan rumah di Desa Kedaton kecamatan kapas,Kamis (22/2/18).

Menurut salah satu warga kedaton Abdul Manan banjir yang menggenangi di desa Kedaton merupakan kiriman banjir bandang dari kecamatan Sukosewu dan jalan akses menuju Kedaton sampai ke desa Kabunan tidak bisa di lalui kendaraan terutama sepeda motoer.

"Banyak yang macet saat beberapa warga nekat melintas jalur banjir, " Kata Abdul Manab.

Tidak sedikit warga yang akan pulang san melintas jalur banjir terpaksa harus menitipkan sepeda di rumah warga yang tidak tergenang air.

Sekitar 75 rumah yang terendam air berada di Dusun Setren, Dusun Babikan dan Dusun Daton. Untuk ketinggian air rata rata mencapai 30 cm didalam rumah warga.

Dengan kondisi demikian warga merasa resah karena beberapa sumur mereka kemasukan air banjir dan juga rumah mereka digenangi air sehingga harus mengamankan barang barang Rumah tangga mereka.

"Kami berharap banjir segera surut,  dan warga bisa beraktifitas kembali," Pungkas Abdul Manab.  (Zam/Red)




Ini Desa Di Lima Kecamatan Yang Terdampak Banjir Bandang

    Kamis, Februari 22, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com - Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo, menyatakan bahwa sampai saat ini ada lima Kecamatan yang terkena Banjir Bandang, akibat hujan deras di wilayah selatan, bahkan sampai saat ini masih ada beberapa Desa yang masih tergenang air akibat banjir bandang tersebut.

Hingga saat pihak BPBD belum dapat mengalkulasi kerugian yang ditimbulkan akibat banjir bandang yang menerjang lima Kecamatan di Kabupaten Bojongoro. Kamis (22/02/18).

Andi Sudjarwo masih berfokus memberikan bantuan bagi para korban yang terdampak banjir. Namun demikian pihaknya memastikan bawa besok akan dapat diketahui berapa total kerugian tersebut.

“sampai saat ini BPBD masih melakukan pendataan dan fokus memberi bantuan. Bosok mungkin baru bisa diketahui kerugian serta juga desa-desa yang membutuhkan bantuan”, katanya

Dari data yang dihimpun terdapat lima Kecamatan yang terdampak banjir bandang diantaranya adalah

1. Kecamatan dander
     1. Desa sumberarum : tergenang 90 Kk
          Dengan ketinggian air 40 cm
     2. Desa kunci
          Dengan ketinggian air 60 cm
2. Kecamatan Temayang
     1. Desa kedungsumber
     2. Desa soko
     3. Desa jono
     4. Desa pancur
      Dengan ketinggian air 10 sd 40 cm
3. Kecamatan balen
     1. Desa ngadiluhur
     2. Desa kabunan
     3. Desa sidobandung
        Dengan ketinggian air 10 sd 50 cm
4. Kecamatan bubulan
    1. Desa ngorogunung
    2. Desa sumberbendo
5. Kecamatan sukosewu
    1. Desa semawot
    2. Desa kalicilik
    3. Desa sukosewu
    4. Desa klepek
 Dengan ketinggian air 20 sd 40 cm.

Sementara itu di kabarkan di Desa Kedaton Kecamatan Kapas juga tergenang air banjir yang berasal dari aliran air di wilayah Sukosewu. Namun belum dipastikan betapa jumlah rumah yang tergenang ait. (Bim/red).
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9