11 Agustus 2019

Wujud Dari Pada Mimpi Kenyataan Yang Harus Dihadapi

    Minggu, Agustus 11, 2019  

Oleh :  Ahmad Zayyinul Khasan (A’an)

Malam minggu begitu sepi, tiada seorang pun menemani, ku merasa tak dibutuhkan di dunia ini, semua teman-teman ku bermalam mingguan bersama cewek nya masing-masing, sedangkan aku hanya bias menikmati sebatang rokok murahan, disertai kopi asli buatan sendiri, ku tahu tampang tak menarik, dan harta pun tak punya, apalagi kepandaian jauh di bawah rata-rata, motor yang juga menjadi pusat perhatian pun juga tiada.

Teman-teman yang  biasa ngobrol bareng sambil gitar-gitaran, tetapi ini malam minggu, semua teman aku ada acara masing-masing bersama bojonya (Pacar), tetapi itupun kusadari manusia  tak sama nasibnya.

Ayahku seorang petani berpenghasilan rendah, sedangkan ibuku penjual sayur keliling, aku sedikit minder mempunyai orang tua seperti itu,tetapi mau gimana lagi takdir, takdirnya sudah begini ya gini aja,namun kucoba untuk sedikit mensyukuri itu semua.

Aku anak sulung dari dua bersaudara, adik ku masih kecil, aku pernah berpikir tuk masa depan, kalau nanti sudah dewasa yang sesungguhnya,apa aku harus terus berharap pada orang tua, kini aku hanyalah seorang pengangguran yang masih berumur enam belas tahun, aku ingin melanjutkan sekolah, tetapi orang tua serba kekurangan, karena aku tak mau menambah beban orang tua, sementara ini aku harus menjalani hidup seperti ini.

Tiap hari di rumah pekerjaanku di rumah hanyalah melamun cewek,ngelamunin cewek yang baik luar dan dalam nya, terkadang aku membantu orang tua membersihkan rumah, aku harap adik ku kelak kalau dewasa tak seperti aku.

Adik ku laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), adikku pandai, rajin, taat sama orang tua, jauh berbeda denganku, bodoh malas, dan tak taat dengan orang tua.

Pagi-pagi setelah aku sarapan, aku mangkring di depan rumah, depan rumahku terdapat angkruk bambu besar, tiada begitu banyak tanaman dan halaman pun dipenuhi debu-debu kotor, sejenak kemudian temanku pun datang, Fikri seorang temanku yang bermotor GL- Pro serba modif, dia mengajak ku jalan-jalan ke Alun-alun kota yang tak jauh dari rumahku.

Tanpa pamitan pada orang tua langsung saja aku pergi, aku sangat bersyukur mempunyai teman-teman yang perhatian dan baik seperti Fikri.

Kelima kalinya Fikri mengajak ke Alun-alun kota, aku ada sedikit perbedaan +  kelebihan dari teman-temanku, warna kulihat lebih cerah dibandingkan mereka, karena aku jarang keluar rumah pada siang bolong,kalau disuruh ngarit, macul aku gak pernah mau (biasa gengsi).

Sedangkan teman-teman ku, sebagian besar tukang ngarit, ngedos, macul, karena itu kulit aku sedikit terjaga.

Dua kali berturut-turut muter keliling Alun-alun, kemudian aku turun di tugu pertigaan, Fikri pun kemudian menawariku sebatang rokok Djarum super favorit nya dilanjut menghidupkan MP3 ponsel bermerek Nokia N70 nya, akhirnya akupun hanya oke-oke saja.

Dua puluh menit lebih aku nongkrong ditugu pertigaan, tiba-tiba kumelihat dua cewek berboncengan mengendarai MIO Sporty berwarna merah hitam, dan masing-masing berhelem Takachi      .

Fikri yang pecinta wanita segera kuberitahu, langsung dimatikan MP3 nya, dan mematikan rokok yang baru saja dihisapnya, tanpa kebanyakan ulah dia menyalahkan motor juga membentak padaku seraya berkata “Ayo Kejar Choy!” Lagaknya jika ada cewek pasti matanya hijau bagaikan
daun.

Fikri pun terus menancapkan gas nya tinggi-tinggi, dan akhirnya pun terkejarlah cewek-cewek itu, tanpa malu dan permisi,  fikri pun langsung mengajak kenalan sambil menatap sungguh-sungguh wajah mereka dibalik kaca helm nya.

Aku pun juga ikut menatapnya ternyata tak sia-sia kita mengejar kedua cewek itu, ternyata keduanya sama-sama cakepnya, fikri pun tak lelah-lelah mengobroli mereka, selang beberapa ratus kilo meter kita pun berpisah.

Dan kedua cewek tadi pun mengatakan pada kita berdua “bye-bye” disertai senyuman manis nya, dan akhirnya kita pun hanya bisa termenung,  seraya membalas kata dari cewek manis dan imut tadi “bye-bye” kembali juga!, dan aku pun tertawa ha…ha….ha….!?.

Nama dan nomer Hp mereka pun sudah sudah diketahui, yang depan nyetir bodi bohai namanya siska, yang bonceng bak gitar sepanyol namanya Tia, hah...!? nama yang cantik, sesuai dengan wajahnya, batinku………..!?.

Fikri memberi nama,  bukan nama aslinya, akan tetapi menggunakan nama samaran (nama palsu), Rofi, Akhirya akupun juga mengikuti gaya fikri nama aku Andra, kenapa ya aku menggunakan nama itu!?, jawabnya pastilah karena aku fans berat Andra & the backbone, sekali-kali boong
dikit kan boleh, he….he….he…..!?.

Setelah nyampek rumahku fikri pun yang hobinya menggoda wanita, terus ber-aksi seraya menelefon para cewek-cewek cantik tadi, seraya mengajak ketemuan, aku tak begitu dengerin suara fikri, tapi yang jelas kedua cewek tadi tak menolaknya.

Sudah sepantasnya cewek-cewek pada kecantol sama fikri, tampang Ok, penampilan Ok, duit pun juga Ok, pokoknya semua serba Ok!, gak kyak aku…, jelek, miskin, alaaaaaaaaaaaaaaah lama-lama aku bosan, jelekin diri sendiri.

Siska dan Tia  maunya ketemuan senin malam di Alun-alun kota, sebenarnya fikri udah punya pacar, tapi biasalah laki-laki zaman sekarang, kalau gak punya cewek lebih dari satu, kurang dari lima, gak ngetrend katanya.

Tepak,  malam selasa, fikri gak ada acara sama ceweknya, So kalau begitu kita jadi ketemuan sama  Siska dan Tia, waktu begitu cepat bergulir, malam kini telah tidurkan mentari, saatnya sang pangeran kesiangan, menemui calon gebetan baru nya.

Setelah shalat isya’ fikri menjemputku, dengan penampilan full mengikuti zaman, bersama  Gl – Pro nya, aku memakai jaket hitam pemberian sepupuku, celana borju murahan, plus sandal jepit sedikit berkualitas, rambutku pun yang tidur tak bangunin, menggunakan Gatsby wax.

Tanpa basa-basi dalam dompet hinggap duit sepuluh ribu perak, celenganku selama empat hari, tak lupa satu bungkus rokok LA Light setelah itu aku pun bergegas cabut dari rumah tak lupa aku izin sama orang tua, dan Al-hamdulillah Izinpun terkantongi.

Belum sempat satu udut rokok aku hisab habis, perjalanan pun grelia mencari dua cewek tadi pun masih terus menerus tanpa lelah fikri memegang gasnya, karena sangking semangat, ingin ketemu calon gebetan barunya.

Tak lama  kemudian,  kita berhenti, dan sudah ditunggu sama sang bidadari dunia, Siska dan Tia, ooops ternyata mereka tak hanya ber-dua ternyata mereka membawa tiga temannya.

2 Vs 5, menang  mana ya!?, dengan segera kita turun dan kenalan, dengan teman-temanya siska dan Tia.

Yang satu biasa-biasa aja, namanya Rina, ber-bibir sexy tapi berambut kriting, yang satunya lagi,  berambut ala Avril lavigne, lumayan cakep namanya Alfi, dan yang satunya lagi …! Ck…ck…ck…, bukannya aku menghina, kulihat hitam kurang manis.

Tapi,  Fikri dan aku pun, mengakui, body bagaikan gitar spanyol, namanya Ely, membuatku buta, melihat lika-liku tubuhnya yang indah, subhanallah Indanya ciptaan tuhan hem…!?.

Lebih dari satu jam, satu bungkus LA Light 12 batang amblas tinggal bungkusnya aku sedot, kita semua ngobrol bareng, seperti Musyawaroh kubro, dari alamat, sekolah, status, pokoknya tetek bengek dibahas semua.

Alangkah senangnya ngobrol bareng cewek – cewek baru (baru berteman), dari kelima cewek itu kutatap dengan seksama, hanya seorang Tia  lah yang dapat menarik isi dada ini, kalau bicara lemah lembut, kayak kapas yang baru mekar dari bunganya.

Senyumnya manis, yang manis semanis madu, membuat kedua mataku tak berkedip, wajahnya yang pretty and whith, mencerahkan suasana, saat kulihat wajahnya, dia juga melihat wajahku, aku mau dikit, hanya dikit kok sedikit saja!, ha’……, saat ku senyum dia pun juga senyum, rasanya kayak ada apa-apanya gitu.

Fikri yang dari tadi mengawasiku, berbisik “Cinta ya…!?, akui saja” Kubalas bisikannya dengan senyum, aku malu mengatakannya, tiba-tiba malam larut, kita berpisah yaaaah….berbalut penyesalan karena kurangen alias terlalu cepat aku berkata dalam benak hatiku, seandainya waktu bisa diulangi, pasti kuingin ulangi waktu yang seperti saat ini.

Jam menunjukkan Pukul 21.15, aku nyampek rumah, aku tak lupa berterimakasih pada sahabat dekatku Fikri alias Chodot (Panggilan jelek Fikri), karena dia sudah menjemput, sekaligus mengantarku, kemudian aku pun seraya merebahkan tubuhku dan istirahat, sambil nonton Tv, terpikir dalam benak otak ku dan terbayang wajah bidadari yang ku idam, Tia  itulah namanya, seraya mata ini lelah dan akhirnya terpejam dalam peristirahatan, tertidur diatas meja kursi empuk panjang depan Tv.

Paginya aku bangun terasa segar, tapi kulihat matahari sudah tinggi, gara-gara mikirin Tia, telat tidur dah….!?, segeralah aku mengambil air wudlu, kemudian shalat subuh, kok gak ada yang bangunin ya…?, biasanya aku bangun sendiri.

Oh iya..!?, ayah dan ibuku sudah berangkat kerja, adikku gak berani bangunin aku, kemudian setelah shalat subuh biasa breakfast, setelah itu biasalah nungguin yayank-yayank cantik.

Tak lama kemudian datanglah Fikri kerumahku, tapi dia kelihatannya tak sendiri, dia bersama kawan lama, Maman friend waktu SMP, Maman sekarang sama denganku, gak sekolah soalnya dia punya kerjaan bengkel dirumahnya, dia datang kerumahku dengan motor kesayangannya.

Fizz R rasa Jupiter Z, Fikri dan Maman, mengajakku kerumahnya Tia, tanpa ngapa-ngapain, alias persiapan langsung ku mbonceng Fikri, soalnya motor Fikri lebih gaya, meskipun orang miskin tapi kalau kumpul orang kaya, ya…!? Jawabnya juga kelihatan kaya itu menurutku he3x!? bercanda.

Selang beberapa menit kita semua  tiba didepan rumah  Tia, ternyata baru kutahu, bahwasannya Tia itu adalah sepupunya Maman, karena itu Fikri pun mengajak Maman, “Wah ternyata orang jelek punya sepupu cantik juga ya!? “ Ejekku pada Maman yang berkulit petang dan berambut ala vokalis Nidji “Enak aja biarpun hitam tapi tetap maniskan, gak kayak kamu putih tapi asem” Bentak Maman yang tak terima olehejekanku.

Dari dulu aku dan Maman sering ejek-ejekan, tapi cuman sebatasbercanda, kemudian Fikri pun menyuruhku mencet Bel rumah Tia, rumahnya Tia bagus and gede banget bagaikan istana, baru kutahu Tia  anaknya orang kaya, kujadi berpikir kalau misalnya aku pacaran dengan Tia (Kepe-dean), pasti banyak lelaki yang iri, kujadi gak nyaman mencintainya.

Maman dan Fikri memaksaku memencet Bel dan  Mengucapkan Salam, kuteringat belum mandi, sama sekali tak Pede, aku gak mau, kemudian Maman yang memencet Bel rumahnya, Ting-Tong suara Bel bergema, “Assalamu’alaikum”, selang beberapa detik kemudian, dibukakanlah pintu oleh pembantunya.

“Wa’alaikum salam” Jawab seorang pembantu rumah tangga di rumah Tia, kemudian sang pembantu bertanya kepadaku “Cari siapa Mas?”Kemudian aku pun menjawab “Itu Mbok Tia nya ada?”, Ada kok Mas,  mari silakan masuk, saat ku masuk kerumahnya, terasa sejuk sekali soalnya PakekPendingin ruangan yang berupa AC.

Kulihat kesetnya ada tulisan wellcome, kutanya Fikri. Fik Bahasa Inggrisnya Keset Wellcome ya?  Oooo dasar begok Wellcome itu artinya selamat datang, oooo gitu, maklum anak plosok gak kenal bahasa-bahasa anak  Intelek kayak gitu, kemudian kita dipersilahkan duduk.

Saat aku duduk disofa empuk sekali, mungkin kayak bokongnya Tia, hus aku gak boleh mikir yang gak-gak, Aku kan cinta Tia, tak lama kemudian Tia pun Nampak dengan membawa dua toples Makanan Ringan, dan gelas yang pasti isinya bukan racun, melainkan berisi Jus yang rasanya enak.

Eh..!? tiba-tiba aku dlengop serta bersamaan dengan rasa canggung dan salah tingkah ketika aku melihat penampilannya, dia memakai kaos model ala super nyetrit, dan celana ketat super mini lagi, ini bener-bener rejeki nomplok, dalam benak pikiran dan hati aku berkata seperti itu.

Yang paling menakjubkan saat Tia meletakkan minuman didepanku, kulihatitunya dikit, benar-benar terlalu, tapi itu hanya kuanggap ketidaksengajaan, melihat parno..!? eh parno….!?, porno….?! He3x!, Tia kemudian duduk disamping Maman, dan ngobrol dengannya, aneh Tia ngobrolnya kok sama Maman, kok yang dilihat malah aku, semuanya jadi memandangku, maksutnya apa?, kurasa wajahku tak berantakan.

Tiba-tiba Fikri Pun memulai pembicaraan”Wah bakal ada calon bakaPengantin Baru Nih?!”Mendengarnya tiba-tiba tanpa kesadaran lidahku berkata”Enak aja nembak aja belum kok udah nganten-nganten” Ups Aku Keceplosan deh ?!, Tia dari tadi senyum-senyum sendiri, mungkin dia sudah merasa kalau aku cinta sama dia, betapa bahagianya aku, meskipun sedikit malu, tapi bersama dan melihat senyumannya serasa seperti terbang dilangit.

Lama kemudian kita pamit pulang, ketika mau keluar rumah kusempatkan ngomong ber-dua sama Tia, “Tia kamu kok…., kok cakep banget?” Ku keluarkan jurus Wiro sableng merayu Nyi Blorong” Ya Tia  senyum lagi, Tia sebenarnya aku….!?, eh tiba-tiba terdengar suara keras, whooy……?, kamu mau pulang gak…!?Teriak Fikri dan Maman secara bersamaan dan serentak, eh ya Tia aku pulang dulu, kemudian berbicara iya kapan-kapan maen kesini lagi ya?” Kata Tia dengan halusnya.

Setibanya, aku dirumah melamun, dalam lamunanku, Aku dan Tia  berjalan bersama, kini aku benar-benar kesengsem, benar-benar cinta dia, baru pertama aku merasa seperti ini, kadang senyum sendiri, kadang tertawa sendiri, kayak orang gila, malamnya aku gak bisa tidur lagi, baying-bayang putri pun selalu menghantui, dalam benak ku aku berkata “kapan aku bisa memilikinya?”.

Esok harinya aku disuruh Ayahku mengantarkan sesuatu ke Desa seberang, dalam perjalanan itu aku dihadang oleh 3 lelaki yang tak kukenal, seraya berbicara “jadi ini yang namanya Andra, orang culun kyak gini kok Tia  bisa suka, dasar culun!”.

Bersamaan perkataannya sebuah pukulan cantik mengenai wajahku, aku tak tahu maksudnya, setelah memukulku ketiga lelaki itu bergegas pergi meninggalkanku, masa bodoh pukulannya gak sakit, tapi tetap wajah manisku menjadi merah dan memar, kuteruskan perjalananku.

Setelah sampai dirumah Ayahku bertanya”kenapa mukamu nak?”gak kenapa-kenapa kok pak, Cuma nabrak pohon, gak sakit”. Jawabku “lain kali kalau jalan hati-hati, kamu ini, ya udah sana makan dulu”.

Setelah peristiwa itu kuberpikir, firasatku dulu benar, belum jadian sudah ada lelaki yang gak terima, kuingin hapus rasa cinta ini, dari pada berakibat fatal pada Tia, dan juga pada diri Aku sendiri.

Hari demi hari,  berikutnya Fikri kembali datang kerumahku, dan menyuruhku kerumah Tia sekarang  Juga sendirian, secepatnya aku meminjam motor pak lek ku, walaupun Cuma Alfa, tapi yang penting bisa jalan, dan terus nyampek.

Teng-teng-teng-teng-treeeeeng!? Suara sepeda motor Alfa lek ku berbunyi, kurasa, Aku gak sadar belum mandi, dan belum rapi sama sekali, lagsung aku tancap Alfa nya lek aku,  dengan tancapan Gas puol,  Rem Puol, dengan sehelai tarikan wuuu…zzz?!, Alva ber-kenalpot ketela, melintasi jalan raya.

Untung masih kuingat jalan menuju rumah Tia , tak lama kemudian aku pun sampai tujuan, aku datang terlambat, Tia sudah menunggu didepan rumah, kemudian dia menghampiriku, dan menyentuh tangan kananku, sebelum aku turun dari motor, seraya ia berkata “Andra ada yang harus
aku omongin ke kamu An, sebenarnya aku mencintaimu, aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu “ Mendengar kata-kata itu aku tak sanggup berbicara, jantung pun terasa mau berhenti berdetak.

Jujur aku tak ingin mendustai diriku sendiri, tetapi martabat tak sanggup menerimanya, apa jadinya kalau misalnya kita pacaran, itu hanya membebani, dan menyakiti hatinya Tia “Maafkan aku Tia, aku sama sekali tak ada rasa cinta padamu,  maafkan aku, selamat tinggal”.

Aku pergi dengan menggenggam berjuta-juta rasa sesal, mengapa aku tega meninggalkannya, padahal aku juga sangat mencintainya, dari kejauhan terdengar suara Tia berontak ”Andra tunggu…………,  aku tahu sebenarnya engkau juga mencintaiku, engkau benar-benar lelaki yang tak punya perasaan mendengarnya serasa kuingin akhiri hidup ini”.

Aku memang mencintai Tia, tapi cintaku tak akan membahagiakanmu Tia, justru cintaku ini akan membawamu kejurang kesedihan, sekali lagi, Maafkan aku Tia.

Satu minggu berlalu,  Fikri pun memberikan aku kabar kalau Tia sedang sakit, Fikri memarahiku habis-habisan “Tak sepantasnya kau menolak cintanya dasar kau pembohong , pengecut, aku tahu maksut kamu, tapi tidak seperti ini caranya” .

Maafin aku Fik, aku memang pembohong, pengecut, aku hanya tak ingin menyakiti hatinya Tia dalam hatiku aku ber-angan seperti itu, Fikri pun masih memarahiku seraya berbicara”kalau memang ini keputusanmu, persahabatan kita sampai disini”, Bentak Fikri sekaligus mengakhiri percakapannya dan pergi.

Aku bingung, mengapa aku lakukan perbuatan seperti ini?, aku memarahi diriku sendiri, aku ini lelaki tak sepantasnya aku berputus asa, aku harus berkorban dan menerima segalanya, aku sadar.

Esoknya aku bergegas menemui Fikri, untuk menjelaskan dan membantuku menyelesaikan masalah ini, tapi,  justru Fikri memberiku kabar lebih buruk mengenai Tia, yang kini sedang dirawat dirumah sakit, betapa luluh hatiku, merasa jutaan sesal mengiringi, dan aku harus bertanggung jawab atas semua ini.

Segeralah aku mencari Ojek, untuk mengantarkanku kerumah sakit, setibanya aku dirumah sakit, segeralah aku Tanya penjaga rumah sakit, dimana Tia dirawat?  tolong antarkan aku sampai ke-kamarnya, semula kedua orang tua nya yang menemani Tia,  melihatku mereka pun keluar.

Kulihat Tia sangat lemas, melihatku dia masih mau tersenyum,  “Tia maafkan aku, aku sangat mencintaimu, aku sangat menyanyangimu, aku telah membohongi diriku sendiri, juga dirimu, aku sungguh-sungguh minta maaf, karena telah membuatmu seperti ini”.

Mendengar kata-kata manis dari mulutku Tia  pun menangis dan tersenyum, kemudian Tia membalas kata manisku, dengan kata manisnya “Aku juga sangat mencintaimu” Kata Tia dengan lemas, desah, dan lembut.

“Tia Maukah engkau Menjadi Kekasihku?”, Tanyaku disertai tangis yang mengandung unsur  bahagia, Tia menjawabnya dengan senyuman dan mengangguk-anggukkan kepala, terimakasih Tia  engkau telah menghapus rasa sepiku, kini aku sadar cinta tak pandang apapun, dan cinta seorang, tak berdaya, tak hanya mimpi, terimakasih sayangku, kau telah mewujudkannya.

*Penulis Adalah Pembaca & Aktivis PMII & Ketua II BPK Oi Bojonegoro
*Foto ilstrasi dari google


17 Oktober 2017

Kembalikan Fungsi Irigasi Ratusan Rumah Ini Dibongkar

    Selasa, Oktober 17, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Ratusan rumah yang terletak di Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro RT 31/RW 06 pagi hati ini dibongkar hungga rata dengan tanah. Pembingkaran yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air tersebut mendapatkan pengawalan daru Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bojonegoro dan Kepolisian. Selasa (17/10/17).

Pembongkaran ratusan rumah tersebut dilakukan untuk mengembalikan fungsi irigasi, hal ini dikarenakan kondisi irigasi tersebut sangat sempit sehingga diperlukan pelebaran. Kepala seksi Dan Pengendalian Sumber Daya Air Provinsi Jawa timur, Ruse Rante Pademme dalam hal ini menjelaskan bahwa, dalam penertiban tersebut sebelumnya masyarakat sudah mendapatkan sosialisasi atau pemberitahuan serta Surat Peringatan (SP) 3 untuk segera mengosongkan rumahnya.

"Sebelumnya kami sudah memberikan surat pemberitahuan dan peringatan sebanyak tiga kali. Bahkan Kepala Desa sudah kami ajak bicara," katanya.

Adapun penertiban tersebut mendapatkan keluhan dari masyarakat Sukorejo ini. Bahkan masyarakat ini memilih untuk tinggal dan bertahan dibawah pohon. Pasalnya penghuni rumah diatas tanah Negara ini tidak mendapatkan ganti rugi dari pihak terkait sehingga mereka kebingungan untuk mencari tempat tinggal.

"Bangunan ini sejak tahun 82 setiap tahunnya hanya bayar pajak sepuluh ribu. kami tidak tahu akan tinggal kemana, sementara ini akan tidur di bawah pohon mangga itu. Yang kami sayangkan tidak ada ganti rugi sama seklai," keluh salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya ini.

Dalam hal ini masyarakat berharap ada perhatian khusus pada Dinas terkait untuk memperhatikan nasib mereka serta mendapatkan ganti rugi. (Bim/red).

23 Juli 2017

JANJI KITA

    Minggu, Juli 23, 2017  
Cerita Pendek
Oleh: Edy Saputro Cahyo

Impian yang pupus karena narkotika dan perselewengan, Yantik hatinya selalu galau bila mengingat kejadian itu. Persiapan setelah lulus kuliah untuk menjadi calon istri dan mendapat pinangan dari lelaki yang diidamkan sirna sekejap mata. Kegalauan itu sedikit terobati dengan datangnya Pak Warsito. Tapi ingatan pada Romi tak akan terlupakan begitu saja akan janji yang dibuat Yantik.

Ketika matahari mulai nampak dari timur menuju ke barat. Yantik mengikuti langkah kakinya yang berseragam dan membawa segala persiapan untuk kuliah, wajah dipoles dengan bedak yang cukup mahal harganya. Maskara terpasang dengan begitu rapinya, bibir yang di poles dengan liptik agak kemerahan berbinar, yakni  tujuannya menyambut calon suami yang akan  menjemput mengantarkanya kuliah. Hp berdering dan pintu seakan berteriak akan kedatangan Romi.
“Selamat pagi mama, sudah siap berangkat?”
“Pagi, bentar ini masih nyiapin buku-buku!”
Menunggu dengan sabarnya Romi di depan pintu, menyibukan dirinya dengan sms, entah sms dengan siapa. Kewibawaan dan berkarier sukses sebagai pegawai Bank BNI membuat dirinya tidak ragu akan meminang Yantik. Tak lama kemudian Yantik muncul dan siap berangkat. Dengan terlebih dahulu berpamitan kepada orang tua, sikap manis dan sopan Romi tunjukkan kepada kedua orang tua Yantik. Orang tua sudah yakin bahwa Romi akan menjadi menantu yang baik dan bisa menjaga Yantik.
“Bapak/Ibu berangkat dulu!”. Tutur Romi.
“Ya, Bapak dan Ibu,Yantik berangkat dulu, Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikumsalam, hati-hati ya Tik!” Gumam Bapak dan Ibu.
Hubungan yang dijalin selama empat tahun mulai sejak lulus SMA membuat keteguhan hati Yantik percaya benar akan hubunganya dengan Romi. Berkali-kali Romi mengajukan lamaranya kepada orang tua Yantik, namun selalu jawaban dari orang tua untuk menunggu setelah lulus kuliah. Sebab bila dilamar sekarang Yantik tidak akan konsen ke kuliahnya dan bisa menganggunya . Yantik selalu patuh dan menghormati apa yang dikatakan kedua orang tuanya.  Saran kedua orang tua malah memacu Yantik giat belajar dan ingin cepat lulus.
Kegiatan di kampus selalu aktif diikuti dengan senang, bahkan dilihat dari grafik nilai dari semester pertama hingga semester enam ini mengalami kenaikan yang cukup bagus. Yantik menginginkan cepat lulus agar bisa dilamar Romi. Beasiswa pun sering Yantik dapatkan karena nilainya bagus terus, sehingga bisa mengurangi beban orang tua. Yantik sangat dikenal oleh teman-teman, dosen-dosen dengan sikapnya yang mudah berkomunikasi. Inilah semangatnya yang membuat orang terkagum-kagum padanya.
Sepulang kuliah Yantik kadang juga dijemput bila bertepatan dengan jam istirahat Romi. Sebaliknya bila tidak dijemput Yantik pilih naik angkot dan bonceng teman. Sms perhatian untuk Romi selalu tertulis dengan jarinya lewat HP.
“Siang papa, jangan lupa makan dan ibadahnya, ini mama baru saja pulang dari kuliah.”
Kata-kata papa dan mama yang selalu Yantik dan Romi pakai dalam memanggil pasangan.
Kesibukan entah apa yang membuat Romi tidak urung membalas sms Yantik. Berkali-kali sms tidak pernah Romi balas. Dengan menyibukan dengan belajar Yantik selalu merasa tidak konsen bila belajar, apabila tidak mendapat balasan  kabar dari Romi. Kecurigaan tidak ada di penak Yantik, selalu berfikir mungkin Romi ada rapat bahkan ada pelanggan Bank yang ramai. Begitulah yang terlintas dalam penak Yantik.
Malam minggu tiba, Yantik seperti biasa menunggu jemputan Romi untuk diajak keluar ke alun-alun kota. Setidak-tidaknya mengurangi beban pikiran yang penuh akan tugas dan kegiatan-kegiatan di kampus. Lama menunggu namun Romi tidak urung datang menjemputnya. Hp yang selalu digegam sampai berkeringat membuat Yantik hilang kesabaran. Sms berkali-kali Yantik lakukan, tetapi tunda dan tunda. Telpon tapi hanya mendengar suara “maaf nomor yang Anda hubungi tidak aktif, coba beberapa saat lagi.”
Kebingungan terpancar diraut wajah Yantik, jalan mondar-mandir di serambi rumah tidak membuat capek kakinya. Gegaman hp yang ditunggu bunyi deringya tidak urung berbunyi. Hanya deringan bunyi jangkrik yang ada di sekitar pinggir-pinggir rumah. Selama tiga jam menunggu membuat ibunya keluar dan menyambangi Yantik.
“Tunggulah di dalam Tik.?”
“Tidak Bu! Mungkin sebentar lagi Romi datang?”
“Ya, tapi sudah tiga jam kamu menunggu, mungkin Dhek Romi ada kesibukan atau masalah keluarga. Cobalah sms atau telpon.”
“Itulah Bu, berkali-kali aku telpon dan sms tidak ada kabar, Hpnya mati!”
“Sabar Tik, sekarang masuklah tunggu di dalam rumah saja, udaranya dingin di luar,”

***
Saat di kampus banyak teman-temanya yang melihat kemurungan raut wajahnya yang sedih dan tidak seperti biasanya,selalu menyapa setiap orang walau tidak kenal. Dila sahabat yang paling dekat dengan Yantik. Menghiburnya. Dila  teman satu kecamatan yang kuliah di Universitas yang sama, namun beda fakultas, angkatan. Dila juga lebih tua dari Yantik, sedangkan Yantik angkatan 2010. Dila menghibur, menghibur, tapi tidak ada reaksi timbal balik dari Yantik. Padahal bila ada masalah Dila juga selalu sharing dengan Yantik. Dila berupaya membujuknya dan menanyakan  kenapa kok murung dan kurang bergairah kuliah. Yantik hanya diam saja. Yantik tidak ada teman yang sedekat seperti Dila, akhirnya dia tidak mau menyimpan masalahnya, dan menceritakan semua pada Dila. Terutama masalah yang mendasar adalah masalah Romi yang akhir-akhir ini sulit dihubungi, bahkan biasanya setiap malam minggu menjemput untuk pergi ke alun-alun kota, tidak datang. Dila yang begitu serius mendengar cerita Yantik, membuat Dila mengambil langkah dan menatap masa lalunya dulu.
Cerita yang diungkapkan Yantik hampir mirip dengan cerita  yang pernah dialami Dila. Dila menceritakan juga saat itu dirinya  menunggu pacarnya waktu ada acara ulang tahun temannya. Alhasil, apa yan terjadi pacarnya tidak datang dan malahan mendengar kabar kalau pacarnya menghamili gadis lain. Padahal pacarnya sudah diakui statusnya oleh kedua orang tua Dila sebagai anak yang berkepribadian baik dan penuh tanggung jawab. Sakit hati yang dirasakan Dila sangat, sangat, menyakitkan. Bagaimana tidak berpacaran sudah menginjak lima tahun, berahir dengan sia-sia, dan sangat menyakitkan. Tak akan pernah Dila lupakan.
“Sampai begitu Mbak, wuh ngeri ya.” Ungkap Yantik
“Itulah Yan! jangan pernah menganggap seseorang cowok yang sudah lama singgah di hati kita akan menjadi pendamping kita. Saya cuma berpesan, berhati-hatilah kamu sama Romi, bukan saya melarang dan menakut-nakuti, Cuma sekedar mengingatkan.”
“Ya Mbak, tapi Romi itu orangnya baik dan penuh perhatian. Tidak mungkin Romi akan berbuat begitu.”
“Ya kebaikan itu akan menjadi berubah nilainya Yan! lama-kelamaan. Mengerti maksud saya kan.”
“Hah, aku benci pada Mbak, selalu menuduh yang tidak-tidak dan suka menafsirkan seseorang dengan sebelah mata. Romi pokoknya baik, dan setelah lulus dia janji akan melamarku?”
Hampir dua minggu Yantik menghubungi Romi tapi tidak pernah ada kabar yang terselip. Diputuskanya Yantik mendatangi rumahnya Romi, dengan berbekal tas dan hp genggam diantarkannya angkot menuju rumah Romi. Sampai di rumah Romi ternyata tidak ada seorangpun di sana. Berteriak memanggil-manggil tanpa ada balasan suara. Bel dibunyikan berkali-kali. Sampai teriakannya yang keras memacu seorang tetangga menyambangi Yantik.
“Cari siapa Mbak kesini? Rumah ini sudah kosong,tidak ada penghuninya.”
“Mau cari Romi Pak!! Lo pada kemana semua Pak penghuninya kok tidak ada?”
“Nak, kamu belum tahu ya, kalau Romi tertangkap basah mengunakan narkotika bersama rekan kerja ceweknya di sebuah hotel Nusantara, dan sekarang kedua orang tuanya pindah ke kota karena  malu akan perbuatan anaknya.”
Mendengar berita serupa, dirinya tidak percaya bahwa Romi berbuat seperti itu.
“Tidak mungkin Pak, Tidak mungkin.”
(akhirnya dirinya terpingkal pingsan di tempat)
***
Terbangun dari pingsanya, langsung memeluk ibunya,,, dan sangat sedih sekali. Ibunya memeluk dengan erat dengan penuh air mata bercucuran.
Sementara itu Romi yang berurusan dengan petugas polisi yang diketahui mengunakan narkotika, langsung di bawa kekantor polisi, bersama dengan rekan ceweknya ditahan di lembaga pemasyarakatan Jember.
Mendengar nama Susi sebagai rekan kerja Romi, Yantik bingung kenapa berduaan di hotel dengan Susi, perasaan dan firasat apakah Romi selingkuh di belakangnya. Tidak tahu pasti. Susi yang sudah bersuami dan dikaruniai anak, apakah itu tanda bahwa Romi selingkuh dibelakangknya. Jelas menimbulkan kebinggungan yang luar biasa.
Yantik merasa dirinya dibohongi, hari-harinya selalu sedih dan galau. Kuliah tidak lagi seperti biasanya yang cekatan dan bergegas dalam menyampaikan aspirasinya yang kiranya sulit.Yantik sering tidak mengikuti kegiatan extra panduan suara karena rasa sedihnya belum juga bisa terbendung. Kuliah juga kocar-kacir tidak karuan, sering tidak masuk, ngerjakan tugas tidak pernah, komunikasi dengan teman-teman hilang sepi begitu saja. Kampus tidak bisa melihat senyumnya lagi yang begitu menawan.
Mata kuliah Linguistik yang dosennya Pak Warsito menanyakan keberadaan Yantik. Teman-teman satu kelas sering ditanya, di mana Yantik, kenapa Yantik tidak masuk. Banyak teman-temannya yang tidak tahu. Tetapi datangnya Dila yang juga mengikuti kuliah linguitik, menceritakan apa adanya kepada Pak Warsito tentang keadaan Yantik. Kalau Yantik baru ditinggal pergi pacarnya, sekarang perasaanya galau  tertekan rasa sakit dan merasa dibohongi. Pak Warsito yang selama ini diam-diam memantau gerak-gerik Yantik saat berada di kampus, juga mempunyai perhatian khusus. Sebab Yantik lebih aktif dalam bertanya dari teman yang lain. Sehingga Pak Warsito secara tidak langsung juga mempunyai perasaan pada Yantik. Sebagai dosen muda dan cukup mempunyai karier apa salahnya, pada kegalauan yang diderita Yantik, Pak Warsito mencoba mendekatinya, tapi bagaimana cara Pak Warsito belum tahu.
Yantik saat menempuh mata kuliah linguistik langsung ditunjuk oleh Pak Warsito sebagai koordinator kelas. Karena tiga hari sudah tidak masuk, maka tujuan Pak Warsito memberi tugas sebagai koordinator kelas agar Yantik masuk terus, karena sebagai koordinator bila ada apa-apa tidak masuk akan merugikan banyak temannya. Yang sebenarnya bertujuan bila nantinya Pak Warsito tidak masuk mungkin ada keperluan, berpergian, sakit atau ada urusan, bisa memberitahukan ke Yantik ada tugas apa tidak, bila ada tugas, di meja. Oleh sebab itu Pak Warsito meminta nomor hp Yantik, sebaliknya Pak Warsito memberi nomor hpnya. Agar komunikasi mudah.
Di kamar Yantik sering melamun dan menangis hingga matanya membengkak, kegalauan yang tiada obatnya. Makan dan sholat sering  Yantik lewatkan, namun Ibu yang sangat perhatian mengingatkan untuk melakukan kewajibannya. Ditengah-tengah percakapan ibu, berdering hp Yantik , sampai dua kali berdering tidak Yantik angkat. Ibu yang mendengarnya hp Yantik merasa terusik kupingnya.
“Yantik, hpmu berbunyi, ada telpon mungkin.”
“Ya Bu, lagi males, biarkan bunyi, mungkin mbak Dila ngajak belajar bareng.”
Dering ketiga tidak bisa menggugah hati Yantik. Dering ke empat kalinya barulah Yantik beranjak mengambil hp dan mengangkatnya, ternyata Pak Warsito yang menelpon, Pak Warsito memberitahukan kalau besok dirinya tidak bisa memberi mata kuliah, dan meminta kalau besok tetap mengisi daftar hadir dan ada tugas di meja Pak Warsito.
Dengan nada terserak-serak dijawabnya “iya Pak, besok akan sampaikan keteman-teman.”
Dalam rumah tahanan Romi tidak pernah dijengguk oleh Yantik. Romi yang merasa terpukul dan menyesal atas perbuatan yang dilakukan. Begitupun Yantik  tidak ingin melihat wajah Romi lagi. Karena merasa dirinya dihianati.
Di sela-sela perkuliahan, dirinya menginformasikan pada teman-teman yang menempuh mata kuliah linguistik, bahwa Pak Warsito tidak ada ada urusan, beliua bepesan untuk mengisi daftar hadir dan ada tugas dari Pak Warsito. Dila saat itu juga menempuh mata kuliah yang sama dengan Yantik, secara perlahan Yantik langsung memeluk tubuh Dila. Menangis tersedu-sedu.
“Benar kata-kata yang Mbak nasehatkan ke saya dulu. Seseorang yang berhubungan lam dengan kita belum tentu akan selamanya bersama.”
“kamu sekarang sudah paham kan, apa artinya kebersamaan, tidak akan seseorang mulus dengan jalannya?”
Dila dalam pelukan kesedihan Yantik, juga mengatakan bahwa Dila saat ditanya Pak Warsito, tanya keberadaan Yantik dan alasan tidak masuk kuliah. Dila menceritakan apa yang terjadi, namun Yantik berbilang tidak apa-apa.
“Kita sama-sama sedih, tapi Yan, jangan terus terbelenggu oleh kegalauan itu, mari kita lawan?” lupakan masa lalu dan anggap sebagai pengalaman cintamu, tatap masa depanmu.”
“Serasa berat kata-kata untuk mengucapkan melupakan masa lalu, tapi benar kata Mbak jangan terlarut dalam kegalauan, itu akan merusak diri kita sendiri.”
Bersama angin yang sepoi-sepoi Yantik berada di dekat cendela, mendapati pesan pendek perhatian dari Pak Warsito, dengan rasa yang tidak enak menyelipkan rasa malu, sungkan akan balas sms Pak Warsito. Akan tetapi apa yang terjadi, Yantik merasa terhibur dengan kata-kata yang diucapkan Pak Warsito, kegembiraan terpancar lagi di raut wajah muka Yantik, begitupun membuat orang tua Dila dan teman-teman yang lain merasa senang.
Munculah bermacam-macam pertanyaan bagi Dila, mengapa secepat itu dia luluh akan kata-kata yang baru ia katakan. Namun bagi orang tua tidak ada masalah, sekarang Yantik sudah gembira dan tidak galau. Sms dan telpon sebagai alternatif Pak Warsito dalam memikat hati Yantik. Namun apakah Yantik akan terpikat? Setiap ketemu di kampus kedua mata mereka saling bertatap penuh cinta, apalagi ketika Pak Warsito mengajar dikelas Yanti, maka akan timbul kejadian yang aneh, tatapan Yantik  yang tak lepas dari Pak Warsito memandanginya dengan penuh kekaguman. Pak Warsito menghelai napas penuh ketengangan akan rasa cinta pada Yantik.
Dila yang melihat dengan gerak-gerik mereka berdua, mencurigai apakah mereka berdua ada hubungan khusus. Setelah kuliah selesai Dila menanyakan hal itu kepada Yantik, tidak mengaku kalau Yantik ada hubungan khusus dengan Pak Warsito.
“Jujurlah Tik, ada hubungan apa kamu dengan Pak Warsito, sepertinya di kelas tadi beliau memandangi kamu terus, sebaliknya kamu.”
“Tidak ada hubungan apa-apa mbak, beneran. Dan mengapa mbak bilang begitu?”
“Janganlah munafik Yan, Mbak tahu dan paham, pandangan biasa dan pandangan cinta, apakah kau suka Pak Warsito?”
“Selama ini aku sedih selama ditinggal Romi, untuk itu mbak bilang padaku, jangan bersedih-sedih terlalu lama. Makanya saya berupaya melupakan Romi dan akan menatap masa depan yang cerah lagi, seperti yang aku impikan dahulu ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik dan setia, serta mempunyai anak-anak dengan pengetahuan agama yang maksimal.”
“Apakah kau sudah paham akan karakter Pak Warsito, kamu kan belum tahu.”
“ Memang belum tahu, tapi perasaan aku yakin dengan Pak Warsito, dirinya baik dan sering menghibur aku dalam kegalauan yang kualami.”
“Berhati-hatilah jangan mudah percaya dengan rayuan yang menjebak.”
Ujian skripsi ada di hadapan Yantik, karena sebagai mahasiswa yang cukup pandai dan selalu beprestasi membuat dirinya menempuh ujian skripsi, dan itu salah satunya kunci di ambang kelulusan dan memakai gelar sarjana. Hubungan yang telah mendapat dukungan dari orang tua Yantik dan Pak Warsito membuat keduanya saling percaya akan hubungan yang dijalinnya selam tujuh bulan.
Pak Warsito juga sudah melamar Yantik, tinggal menunggu kelulusan Yantik, mereka  akan melanjutkan ke pesta resepsi pernikahan. Dibantu Pak Warsito, Yantik dalam menyelesaian skripsi dan ujian skripsi. Akhirnya lulus. Yantik merasa senang dan bahagia.
Terkadang di kampus sering mendapat kata-kata yang tidak enak dari temen-temanya, yang bilang kalau mahasiswa genit, bahkan para dosen-dosen yang lain mendengar berita itu kaget, tapi tak akan meluluhkan hati Yantik, karena cintalah yang membutakan itu. Setelah acara yudisium  dan  wisuda selesai dan rasa senang sebagai mahasiswa lulus tercepat dan IPK tertinggi, seminggu ke depan pernikahan akan digelar. Ditemani Pak Warsito, Yantik mencari gaun untuk acara pernikahanya. Menjadi istri dari suami seorang dosen akan penghasilan yang menjanjikan masa depanya.
Pernikahan tergelar mewah di gedung sewaan, impian Yantik yang dahulu kandas sekarang menjadi kenyataan, sesaat Pak Warsito mengucapkan hijab kepada na’ib,
“Saya nikahkan saudara Warsito bin Wildan dengan saudari Yantik binti Argo.”
“Saya terima nikahnya Yantik binti Argo dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.” (muncul seseorang dari arah depan).
“Tunggu, jangan diteruskan. Aku masih mencintaimu Yantik, dan aku yakin kamu juga masih mencintai aku. Kita dulu pernah berjanji kalau dengan keadaan bagaimanapun kita akan selalu bersama, baik hidup maupun mati, ingatkan engkau akan janji yang kita buat.”

*)Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember


Foto Ilustrasi: Harian Dailly

22 Juni 2017

Menjelang Lebaran Harga Kebutuhan Dapur Mulai Merangkak Naik

    Kamis, Juni 22, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com -  Sudah menjadi ritual tahunan apabila menjelang hari Raya Idul Fitri kebutuhan bumbu dapur mulai beranjak naik. Seperti pantauan media suarabojonegoro.com di Pasar Tradisional Kota Bojonegoro bahwa kebutuhan dapur mulai merangkak hingga 10 % dari harga sebelumnya. Kenaikan harga tersebut diakibatkan karena minimnya stok di Pasaran yang disinyalir tidak sebanding dengan permintaan konsumen. kamis (22/06/17).

"Mulai naik sejak tiga hari yang lalu", kata Yuni salah satu pedagang di Pasar Tradisional Bojonegoro ini.

Dijelaskan oleh Yuni bahwa harga kebutuhan pokok yang mulai merangkak naik diantaranya adalah cabai Rawit merah yang semula Rp35 ribu perkilogram kini merangkak naik mencapai Rp45 ribu perkilogram.

Sementara itu untuk cabai hijau yang awalnya Rp15 ribu perkilogram kini merangkak naik menjadi Rp20 ribu perkilogramnya. Untuk cabai tampar yang semula Rp20 ribu perkilogram kini merangkak naik menjadi Rp30 ribu perkilogramnya.

"Yang mulai naik sampai saat ini masih golongan cabai saja, untuk bawang merah dan bawang putih masih stabil", ujarnya.

Adapun untuk harga bawang putih dengan kualitas basah perkilogramnya tetap stabil diharga Rp35 ribu, sedangkan untuk bawang merah dengan kualitas super Rp32 ribu perkilogramnya.

Para pedagang Pasar
Tradisional Kota Bojonegoro ini memprediksi bahwa harga kebutuhan pokok akan terus mengalami kenaikan hingga hari Raya Idul Fitri mendatang, hal tersebut dikarenakan permintaan yang semakin banyak menjelang lebaran. (Bim/red)

02 April 2017

Jalan Menuju Proyek J-TB Berbahaya, Debu Berpotensi Jadi Penyakit

    Minggu, April 02, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com -  Jalan menuju proyek Gas Unitisasi Jambaran Tiung Biru (J-TB) di Desa Bandungrejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro turut.Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro rusak berat. Nampak ratusaan lubang menganga berada di tengah jalan.

Selain kondisi jalan yang sangat menghawatirkan, jalan yang sehari-hari dilalui kendaraan berat atas kepentingan mega proyek J-TB juga menimbulkan debu yang sangat mengganggu kesehatan. Pengguna jalan dan warga sekitar pinggir jalan merasa sangat terganggu atas aktivitas tersebut.

Salah satu pemuda Desa Katur Kecamatan Gayam, yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat terganggu dengan kondisi jalan rusak dan berdebu. Pasalnya, PT PP yang menjadi pemenang tender Proyek Early Civil Work (ECW) dinilai lambat dalam mengerjakan pembangunan sipil.

"Selain rusak juga berdebu. Warga sangat terganggu aktivitasnya," kata perempuan yang cukup energik itu.

Ia menambahkan, jika hal ini masih terjadi, pemuda sekitar bahkan warga setempat bakal melakukan pemblokiran jalan, sehingga aktivitas kendaraan besar yang ditengarai atas adanya kepentingan proyek J-TB tidak bisa melewatinya.

"Jika hal tersebut masih begitu kami akan blokir jalan," gerutunya.

Diwaktu yang berbeda, saat dikonfirmasi oleh suarabojonegoro.com atas kondisi jalan tersebut, Kepala Desa Katur Kecamatan Gayam, belum menjawab pesan yang disampaikan melalui nomor WhatsAppnya.

Salah satu Bagian Humas PT PP terlihat enggan dimintai komentar. Seakan-akan saling lempar tanggung jawab. "Sekarang saya ndak bisa menjawab pertanyaaan mas. Ndak punya wewenang menjawab pertanyaan. Maaf banget ya mas," katanya dengan disertai kata maaf lanjutan. (Wan/Red).

01 April 2017

Wartawan Kejutkan Kapolres Bojonegoro Di Hari Ultah ke 40

    Sabtu, April 01, 2017  
Reporter : Redaksi

suarabojonegoro.com -  Sebuah Kue ulang tahun berbentuk seragam Polisi lengkap dengan atribut dan nama dada "Wahyu B" diberikan oleh wartawan dari media cetak, TV maupun online kepada Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S Bintoro pada saat perayaan ulang tahun disebuah kafe di Bojonegoro, Sabtu (01/04/2017) pukul 19.30 WIB, mengejutkan Kapolres Bojonegoro.

Tepukan dari undangan dan rekan rekan wartawan serta lagu “selamat ulang tahun” mewarnai acara ulang tahun AKBP Wahyu S Bintoro yang ke-40. Orang nomor satu di tubuh Polres Bojonegoro yang dikenal santun dan ramah itu didampingi ibu Ketua Bhayangkari meniup lilin yang terletak diatas Kue.

Nella, perempuan yang merupakan salah satu wartawan media online suarabojonegoro.com mengatakan bahwa dirinya sangat senang bisa datang dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kapolres. Menurutnya, orang yang selalu senyum ketika berjumpa dengan semua orang itu sangat akrab dengan wartawan.

"Bapak ini sangat ramah dan care dengan semua orang, termasuk dengan kita. Setiap ada hal yang terkait dengan pemberitaan kita hubungi lewat whatsapp kapan saja pasti dijawab oleh beliau," ucap Nella saat duduk santai di cafe tempat ulang tahun Kapolres.

Setelah menerima Kue ulang tahun dan selamat dari wartawan, Kapolres mendapat surprise lagi dari pejabat utama Polres Bojonegoro dengan Kue berbentuk Moge (motor gede). (red*)

28 Maret 2017

Satu Cerita Saat Hujan Menjelang Senja

    Selasa, Maret 28, 2017  
Oleh: Hestu Widiyastono

suarabojonegoro.com -  Hujan diujung senja menjelang datang, ah terpaksa aku harus merelakan sore ini untuk tidak melihat senja bila hujan tak segera reda. Namun tak apalah sambil menunggu tuanku datang menikmati hujan ini cukup menghibur, tak ada yang berbeda, hujan ya gitu gitu aja, airnya netes dari langit ke bumi nggak mau kehatimu.

Aku masih duduk dikursi empat kaki yang hanya cukup aku tempati sendiri, bersandar pada dinding sedikit merasa kedinginan juga, butuh kehangatan, Teh anget, Tempe anget, dan Pentol anget kayaknya ueenaak banget hujan - hujan gini dapat yang anget - anget apalagi dinikmati berdua.. uuh.. tapi aah.. ngomong tentang berdua aku jadi semakin terejek oleh burung gereja yang sedang berteduh berduaan di pojok atap sana, tapii tak apa lah aku cukup bahagia melihatnya bahagia, nggak baper Lo ya.

Agak sedikit melamun aku tiba-tiba ingat chat ku dengan mu yang sempat, aah gak perlu aku jelasin lah di sensor (tiiitt) jadi malu sendiri aku. Yaah.. yang sudah biarlah sudah meskipun jadi masalah. Aku kembali memandang hujan. Dan kembali melamun tapi otak ku tak berhenti Berfikir dalam hatiku ingin bertanya padamu wahai gadis berkacamata,

jika hujan seperti ini apa yang akan kau lihat pada hujan itu?

Tapi sayang kamu tak disini, akhirnya aku nggak jadi tanya kekamu. huuh.. aku coba tanyakan pada burung juga gak jawab malah asik bermesraan. Rasanyaa pengen deh gua minum tu seluruh air hujan biar dingin ni emosi. Tapi ya nggak gitu - gitu juga.

Aku mulai tersadar dari lamunan kecil itu tapi aku tetap tak sadar kalau sejak tadi aku sedang memikirkanmu, cewek unik dan menyebalkan yang berani beraninya masuk dalam pikiran ku,

Aku jadi berangan - angan tentang jawaban yang akan kau berikan nanti.. kira kira bagaimana yaa...

Jika pada hujan yang kamu lihat adalah butir air yang jatuh dengan deras, aku melihat hal yang berbeda dari kamu.. pada hujan itu aku memang melihat air tapi juga Celah yang sebenarnya pada celah itu bisa dilewati semut yang berjalan tanpa kena airnya. Hehe itu hanya bercanda.. tapi benar pada hujan itu bukan hanya ada air tapi juga Celah. Dan semoga di hatimu juga masih ada celah yang jika aku ibarat semut masih dapat masuk pada celah celah itu. (Jw/red).

*) penulis adalah Ketua Komisariat PMII STAI Attanwir Talun

27 Maret 2017

Woow..! SMAN 1 Baureno Juara Harapan 1 Lomba Robot Nasional 2017

    Senin, Maret 27, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com -  Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Baureno dibidang inovasi robot. Kali ini, ajang perlombaan skala Nasional diikuti dengan hasil yang sangat memuaskan, yakni SMAN 1 Baureno menyabet juara harapan 1 se Indonesia dalam ajang Perlombaan Robot Nasional (Baronas) 2017.

Perlombaan yang diikuti oleh 34 peserta se Indonesia itu digelar di kampus ITS Surabaya, Gedung Pusat Robotika, pada tanggal 25-26 Maret 2017 kemaren. Jenis robot yang dilombakan bertemakan lingkungan hidup. SMAN 1 Baureno memakai robot truk adiwiyata yang dipadukan dengan robot otomatis microkontroler.

Dalam ajang perlombaan robot kali ini yang nilai adalah kecepatan dan ketepatan, selanjutnya robot harus berkolaborasi antara sistem robot yang berbasis otomatis dan manual, otomatis bertugas membuang sampah pada tempatnya, manual menanam pohon dan akan disiram air oleh robot otomatis. Jadi kerjasama tim sangat dibutuhkan.

Kepala sekolah SMAN 1 Baureno, Muhammad Yunus berharap, dengan banyaknya prestasi yang diraih bisa semakin memotifasi anak-anak Bojonegoro, khusunya Siswa-siswi SMAN 1 Baureno dalam meningkatkan prestasi.

"Harapannya agar anak-anak Bojonogoro khususnya SMAN 1 Baureno bisa menjadi yang lebih baik dilomba robot yang lain," katanya.

Selain mendapat juara harapan 1 Nasional, SMAN 1 Baureno juga dinobatkan mendapat gelar Best Desain. Hal tersebut semakin memotifasi Siswa-siswi sekolah setempat untuk meningkatkan prestasi. (Wan/Lis).

02 Oktober 2016

Romansa Kehancuran

    Minggu, Oktober 02, 2016  
Oleh : Al Amrozy

Hari itu, aku tertatih. Tidak jelas aku sedang berada di mana. Samar-samar seperti di tengah-tengah antara sorga dan neraka. Tunduk, tengadah, bahkan sesekali kepalaku menengok ke arah kanan, kiri dan belakang. Aku berdiri di tengah-tengah dimensi hidup penuh khayal. Kepalan tanganku gusar dengan urat nadi yang tampak tegang. Dunia itu merogok dalam-dalam tenggorokanku sampai ke hulu hati, nafas sesak, denyutan pompa darah di jantungku keras, lebih keras, dan semakin keras. Aku larut dalam sugesti kecemasan dan rontaan kebingungan.


Waktu itu sebuah tangan menepuk pundakku sebelah kanan. Seketika aku menoleh ke arahnya. Tampak ku lihat sesosok manusia misterius berpakaian putih, hampir mirip kakekku yang telah lama tiada. Tanpa sapa dia berkata.

“Lihatlah hai anak muda, pandanglah sorga di belakangmu, begitu indah, asri, dengan hiasan bunga mawar mengitari pegunungan-pegunungan tinggi di sana. Sumber kehidupan yang bergelimang, rona-rona cahaya bintang berdansa dengan pepohonan.”

“Siapa kau kek? Apa maksud perkataanmu tadi?” sambut tanyaku.

“Apa untungnya kau tahu siapa aku, yang perlu kau tahu hanyalah, di mana tempat itu?” jawabnya tegas.

“Tapi hidupku lebih mewah dari itu kek. Aku tak perlu lagi berjalan kaki seperti mereka, aku tak perlu lagi pergi jauh-jauh ke Belanda untuk menemui pamanku, aku tak perlu lagi menggenggam pinsil dan penghapus untuk menulis segala tentang kehidupan ini. Kini aku berada di titik sempurna, semua orang pun tahu, kita tak perlu lagi bersusah payah untuk mencari makan, atau untuk mencerna sepotong goreng singkong yang rasanya aneh.”

Kakek misterius itu hanya tersenyum, terpaut seraya mengejek perkataanku. Dia memang pendengar yang baik, begitu juga aku. Tak lama kemudian Ia melanjutkan kampanye konyolnya.

“Baiklah anak muda, saatnya kau melihat ke depan. Lihatlah, tatap dan renungkan apa yang akan kau saksikan.” Kakek itu meluruskan telunjuknya ke arah depan dengan sorot mata... click di sini untuk membaca selengkapnya: Romansa Kehancuran

-----

Banyak Judul Kisah Lainnya di Kumpulan Inspirasi Al Amrozy :

Cintaku Setahun Jagung

I’m Sure, I Can Do It!

Inspirasi Dalam Gelap

Dicari: Sekolah yang Mengajarkan Teknik Mengelola Stress

[Bukan Partai] Golkar

Yang Istimewa Belum Tentu Sempurna

OFFER YOUR BEST

Know When to Change Course

SATISFACTION OF ACHIEVEMENT

08 Desember 2015

Pengalamanku Melestarikan Tari Tayub di Sekolah

    Selasa, Desember 08, 2015  
Tari Tayub merupakan tari khas daerah Bojonegoro. Tari ini keberadaannya sudah lama. Pada tahun 1800-an, tari ini sempat tenar. Namun saat ini, Tari Tayub di Bojonegoro kondisinya sangat memprihatinkan. Tari Tayub hampir punah.

Sedikit orang yang mengenal Tari Tayub. Bahkan sebagian besar masyarakat awam tak mengerti tentang Tari Tayub. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, Tari Tayub seharusnya bisa berkembang lebih maju dan baik. Tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Hal ini, dikarenakan berbagai faktor. Antara lain  masyarakat lebih menyukai dangdut, pop, rock, jazz, dan dance. Menurut mereka jenis musik tersebut lebih gaul dan modenya sesuai jaman sekarang.

Selain itu, minimnya regenerasi juga memicu matinya krestivitas Tari Tayub. Anak muda jaman sekarang jika disuruh menampilkan Tari Tayub, mereka malu dan gengsi. Mereka senang jika disuruh menampilkan dance. Dengan memakai pakaian yang agak nyetrit dan membuka aurat. Padahal, menurut agama hal tersebut tidak diperbolehkan.

Tentunya fenomena ini menjadikan pekerjaan rumah bagi pemerintah Bojonegoro untuk tetap melestarikan Tari Tayub. Pemerintah tidak boleh diam, membiarkan budaya tersebut berkembang luas.

Pemerintah harus bertindak agar Tari Tayub di Bojonegoro tidak mati ditelan bumi dan diklaim oleh bangsa asing. Sa’at ini, Tari Tayub hanya digemari masyarakat yang berusia 50 tahun ke atas.

Mereka menampilkan Tari Tayub kalau ada campursari di acara nikahan, sunatan, hari ulang tahun desa ataupun acara lain. Mereka berjoget ria mengikuti alunan nada sinden bernyanyi. Tak lupa selendang juga dibawa sebagai perlengkapan. Selendang digunakan untuk menari Bagi yang memiliki uang lebih, biasanya tidak lupa nyawer atau memberikan uang kepada sinden.

Uang saweran berupa uang kertas. Uangnya dimulai dari seribu, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu sampai seratus ribu. Biasanya Tari Tayub dimulai pada pukul 22.00 sampai menjelang shalat subuh. Berbagai cara yang dapat dilakukan demi lestarinya Tari Tayub.

Salah satunya ialah yang dilakukan di SMAN 1 Kalitidu. Sekolah ini termasuk sekolah pinggiran. Terletak di Desa Wotanngare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Di sekolah ini, para siswanya diwajibkan menampilkan Tari Tayub di akhir semester.

Selain itu, sekolah ini juga memasukkan Tari Tayub dalam ujian praktek sekolah. Mereka dibuat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 cowok dan 3 cewek. Aku termasuk di kelompok 5, bersama teman-temanku.

Mereka diantaranya : Try Waluyo, Sutari, Imam, Lugik, Ayu, Nur cahyati dan Novi. Kami berlatih dengan serius. Setiap minggu sekali, kami latihan. Tepatnya pada hari rabu sore sekitar pukul 15.00 WIB. Tempatnya yaitu di teras perpustakaan sekolah. Bagi yang cowok menari menggunakan kaos hitam, dan bawahan celana komprang berwarna hitam pula.

Sedangkan untuk cewek menari menggunakan kebaya. Bawahannya memakai jarit. Lagu pertama yang kami pilih dengan judul Cucak Rowo. Sedangkan lagu kedua dengan judul Alun-Alun Nganjuk. Kami menari dibimbing oleh guru kesenian. Beliau bernama Bapak Zaenal Bahrain dan Bapak Lakwi. Beliau membimbing kami dengan sabar dan penuh kasih sayang. Jam demi jam terlewati.

Pagi menjadi malam. Malam berubah menjadi pagi lagi. Dan begitu seterusnya siklus perputaran waktu. Hari demi hari berganti. Minggu demi minggu berlalu. Bulan demi bulan pergi begitu saja. Setelah berlatih selama 4 bulan. Akhirnya hari yang kami nanti datang.

“Anak-anak minggu depan ujian praktek Tari Tayub ya” kata Bapak Zaenal. Para murid pun menjawab dengan serentak “iya, pak”.

Tepatnya hari Rabu, ujian praktek Tari Tayub dimulai. Aku maju mengambil nomor undian. Rasa grogi dan gemetar mengarungi jiwa ini. Teman-teman mengambil nomor antrian berebutan. 

Mereka mengambilnya dengan cekatan demi memperoleh undian antrian yang belakang. Mereka merasa menyesal jika maju paling depan. Sementara aku masih santai dan melangkah pelan demi satu tujuan yaitu mengambil nomor undian. Tubuhku berdiri dengan tegap ketika mengambil nomor antrian.

Setelah membukanya, ternyata kelompoku memperoleh nomor antrian 3. Itu artinya kami tampil ke-3. Setelah nomor antrian 1 dan 2 kami harus maju,menampilkan Tari Tayub.

Nomor antrian pertama jatuh kepada kelompok 3. Anggotanya antara lain Idi, Anwar, Nurudin, Agung, Muhajir, Genduk, Elisa dan Rahayu. Sedangkan undian kedua jatuh kepada kelompok 4. Anggotanya antara lain Dedik, Hasan, Udik, Arif, Rohman, Heni, Halimatus dan Siti Familia. “Anak-anak kita mulai ya ujian praktek Tari Tayub,sudah siapkan kalian semua ? ,tanya Bapak Zaenal. Guru yang selalu tersenyum dan memotivasi para siswanya untuk selalu bersemangat menjalani kehidupan. “Insyaallah siap bapak”, jawab para siswa dengan suara lantang. “Maaf Pak, waktunya berapa menit ? , tanya seorang temanku berkaca mata. Namanya Subik. “Waktunya maksimal 15 menit, sesuai kesepakatan awal dahulu”, jawab Bapak Zaenal.

Beberapa saat kemudian, bapak Zaenal memanggil undian pertama yaitu kelompok 3. Mereka maju ke depan dan menampilkan Tari Tayub di hadapan para guru dan siswa.

Lagu pertama dari kelompok ini ialah Gundul-Gundul Pacul. Sedangkan Lagu keduanya ialah Lir-Ilir. Mereka tampil kompak dan tidak merasa demam panggung. Sekitar  sepuluh menit nomor undian pertama selesai.

Tepuk tangan dari para siswa dan guru semakin ramai . Selanjutnya nomor undian antrian kedua maju ke depan. Kelompok 4 maju dengan santai. Lagu pertama yang dipilih kelompok ini ialah Perahu Layar.

Sedangkan lagu keduanya ialah Gambang Suling. Mereka menari meliak-liuk dengan enak. Badan mereka lentur mengikuti suara nyanyian dari sound. Sama seperti nomor undian pertama, sekitar sepuluh menit kelompok ini selesai. Sorak-sorai suara tepuk tangan pun bergemuruh. Selanjutnya, Akhirnya kelompoku yaitu kelompok 5 maju juga setelah menunggu sekitar 20 menitan. Gerakan yang kami peragakan sama seperti yang kita lakukan ketika latihan. Kami menikmati sekali alunan Lagu Cucak Rowo dan Alun-Alun Nganjuk. Kami berbaris dengan rapi.

Lambaian tangan yang menggerakkan selendang terus bergerak indah mengikuti irama nada. Sekitar 12 menitan kelompoku selesai. Suara tepuk tangan pun datang. Setelah menari, kami menunggu dan melihat teman-teman lain yang belum tampil. Setelah satu jam, akhirnya ujian praktek Tari Tayub selesai.

Aku pun pulang ke rumah dengan gembira. Itulah pengalamanku yang berharga melestarikan Tari Tayub khas Bojonegoro. Semoga Tari Tayub bisa popular kembali sesuai harapan. Amiin Ya Rabb... 

Biodataku : Namaku Muhamad Lukman. Aku dilahirkan di Bojonegoro. Tanggal kelahiranku adalah 06 Juni 1993. Alamat rumahku di Desa Wotanngare Rt.20, Rw.06 Kecamatan kalitidu, kabupaten Bojonegoro. Nama ayahku Dimyati (almarhum). Sedangkan nama ibuku Milah.Alamat emailku  muhamad.lukman69@yahoo.com . Dan alamat FB ku adalah Lukman Charlie. Nomor hp-ku ialah 08983669619.
No.rekening Bank mandiri :1440-0139-9199-4

08 November 2015

Surat Cinta Tak Mungkin

    Minggu, November 08, 2015  



Oleh : I am Lintang



Masa selalu menyimpan misteri keabadian. Seperti perasaan usang yang kembali berdebaran dengan tempo yang masih sama. Aku masih tidak bisa menatap matamu, masih mematung dihadapanmu, masih tak mampu berkata apapun kepadamu. Berbaliklah sekali lagi seperti saat tahun pertama kita berada di sekolah yang sama. Berbaliklah sekali lagi dan tatap aku, entah apapun yang kau pikirkan tentang ku.

Berbaliklah seringan ketika kita tak saling mengenal satu sama lain. Jantung ku masih berdebar-debar seperti ada yang tersumbat diujung tenggorokan ku. Itukah kata yang ingin sesekali bersapa denganmu. Itukah suara yang ingin sesekali bersenandung bagimu. Itukah nafas yang akan mati bersamaan dengan ketiadaanmu.

Kali ini adalah senja dengan awan kumolonimbus yang bergumul diatas sana. Sementara air berjatuhan ke bumi bagaikan tak ada pilihan lain selain jatuh. Membasahi semesta dan menyiratkan aroma khas tanah basah. Dunia maya masih sibuk dengan berbagai kicauannya, tak terkecuali sebait kata berserta sebuah foto yang terarak di beranda facebookku. Ku pandangi lekat sosok didalamnya yang makin lama makin menusuki mata. Sebuah memoar mengembang bersamanya. Angan ku dibawa lari ke dunia antah-berantah.

Waktu itu dirimu masih terlihat sangat menawan dengan seragam putih abu-abu. Dan diriku masih pendiam dan hanya berani melihati punggung mu saja. Aku bahkan merasa masih sangat kuno, karena ketika aku tertarik pada seorang bujang aku hanya berani mencuri pandang dan tersenyum diam-diam.

Betapa bahagianya diriku waktu kudapati aku dan kamu berada didalam satu kelompok drama. Yang artinya aku dapat melihatmu lebih sering daripada sebelumnya. Kamulah pangeranku didalam drama itu. Dan aku.. peranku lebih beruntung daripada pemeran lainnya. Aku adalah orang yang selalu bersama dengan pangeran dan adeganku dengannya lebih banyak dibanding dengan yang lain. sering dalam latihan aku sengaja untuk salah adegan, sehingga kesempatanku untuk melihatnya jauh lebih lama. Berminggu-minggu kami berlatih dengan keras, dan aku masih menikmati latihan itu seperti meneguk dengan santai secangkir kopi hangat dengan aroma mawar didalamnya.

Tibalah saatnya pementasan drama tersebut, kunikmati alur demi alur yang terus saja membawa kami ke dunia fantasiku. Berbincang-bincang dengannya walau hanya sebatas dialog drama. Debaran jantungku dua kali lipat, yang lipatan pertama adalah seorang yang baru pertama kali mementaskan drama dan lipatan kedua adalah debaran seorang gadis yang sedang berhadapan dengan pujaan hatinya.

Plot demi plot skenario drama sudah terlewati. Saat yang ditunggu sudah berada didepan mata. Mataku menatapnya dengan nanar, debaran jantungku frekuensinya terus saja bertambah. Semacam ada hawa lain menerobos pori-poriku, keringat..itu adalah keringat yang mulai mengucur pelan-pelan. Mata itu saling beradu, dihiasi senyuman yang dapat membius para penonton yang sedang tegang dengan mupeng. Seperti ada bunga-bunga di sekitar sini, ketika bibirnya menyentuh kening.

Dan semua penonton bertepuk tangan dengan riuh dan sorak riuh luar biasa. Aku hanya menonton saja. Berdiri disudut panggung dengan wajah yang tak kalah mupengnya. Sedikit menyesali nasib diri yang hanya berperan sebagai laki-laki yang mana sahabat serta pengawal sang pangeran. Walau aku telah meraup banyak keuntungan, terasa ada sedikit sesal membayangiku. Karena tak dapat kubuat diriku lebih dekat dengannya. Setelah pementasan selesai semuanya pun selesai termasuk aku dan dia.

Sebuah roman picisan dimasa SMA, akulah gadis yang tak tau apa itu cinta yang kemudian berani menjatuhkan cinta kepadamu. Mungkin hanya sebatas rasa kagum pada sosok yang dirasa mampu menyempurnakanku. Dirimu yang begitu jauh bagiku. Namun ketika sesekali mampu mendekat, ku acuhkan dirimu yang membuat dadaku seperti dimasuki ribuan kupu-kupu yang berterbangan didalamnya. Dirimu seperti pagi cerah setelah kelam semalam, dirimu adalah bagian dari cahaya dalam sepiku. Hadir dalam keputus asaanku membawa cahaya yang memancar darimu namun tak sedikitpun kau sadari itu.

Jika saja waktu itu diriku lebih berani, mungkin hari ini kita akan saling tertawa norak didepan gadget saling membalas pesan. Namun seperti mimpi-mimpi usang yang karam ditelan masa. Dirimu adalah ketidak mungkinan kedua setelah mimpi-mimpi ku yang telah ku kubur dalam. Hingga pada akhirnya nanti sesuatu akan pudar perlahan-lahan seperti pasir yang menghambur ke luar genggaman. Perlahan tapi pasti.

Hujan masih mengguyur bumi, seperti setia menjadi kawan bagi sebuah memori yang melayang-layang menembus rintik. Dan sedikit lagi rindu membeku dan terselip didalam getaran yang masih sama. Rasa rindu yang mulai melemah oleh realita, rasa rindu yang tak pernah tersampaikan. Memilukan. Satu hal yang paling menyedihkan dari cinta, yaitu kita tak dapat meminta atau menawar untuk siapa cinta kita akan tumbuh.


Sumber: http://m.kompasiana.com/lintanglazuardi/surat-cinta-tak-mungkin_563e0b88c222bdd1097ada1f

Foto: News.okezone.com

26 Desember 2014

Catatan Menjelang Pergantian Tahun

    Jumat, Desember 26, 2014  
Menjelang pergantian tahun, dan di setiap tahunnya, berbagai perencanaan pasti terungkap di setiap benak sebagian manusia di dunia, terkait progress, harapan, dan juga berbagai harapan yang akan di jalaninya nanti, bahkan ada juga yang berfikir tentang bagaimana membuat kemeriahan ataupun pesta, dan bahkan ada yang tersungkur, menyesali kegagalan di bebrapa waktu tahun yang akan di lewatinya.

Kemeriahan malam Tahun Baru adalah waktu yang selalu dinantikan oleh seluruh umat manusia di dunia. Bagi sebagian besar masyarakat dunia, malam pergantian Tahun Baru merupakan moment yang spesial dan sangat menggembirakan. Banyak diantara mereka yang mempersiapkan acara pergantian tahun baru ini dengan begitu mewahnya, namun tidak sedikit juga masyarakat yang memperlakukan malam tahun baru layaknya hari-hari biasa.

Tradisi menjelang pergantian tahun semakin menambah kemeriahan suasana. Kita sering menyaksikan pesta kembang api yang begitu indahnya, suara terompet yang saling bersahutan dan memekakkan telingga, arak-arakan di jalan raya, keramaian di setiap sudut lingkungan sampai pesta besar-besaran di hotel berbintang.

Semuanya larut dalam kegembiraan dan kesenangan. Kegembiraan dan kesenangan yang berlebihan menjelang pergantian tahun, terkadang membuat banyak orang lalai dan lupa bahwa ada sesuatu yang bisa lebih bermanfaat dan bermakna bagi hidup dan kehidupannya, yaitu melakukan introspeksi diri. Dengan pikiran yang jernih, hati yang lapang dan suasana yang tenang, mencoba merenungi peristiwa yang menimpa hidup dan kehidupan kita, melakukan kilas balik terhadap perjalanan diri kita setahun ke belakang.

Aku menyadari bahwa menjelang pergantian tahun, aku juga merasakan kegembiraan seperti orang lain. Hanya saja aku tidak bisa seperti mereka dengan melakukan pesta apalagi menghambur-hamburkan uang. Di balik kebahagiaan dan kegembiraan itu, aku tak bisa menyembunyikan perasaanku sendiri yaitu ketika datang kesedihan dan kekhawatiran.

Dalam kesedihanku, aku selalu teringat dan memikirkan ; Berapa banyak dosa-dosa yang telah aku lakukan di tahun lalu? Sudah sejauh manakah aku bisa berbakti pada kedua orangtuaku? Berapa banyak hati yang terluka akibat ucapan dan perbuatan burukku? Berapa banyak waktu dan kesempatan yang terbuang percuma? Berapa banyak orang yang seharusnya aku bisa tolong namun aku tidak mempedulikannya? Sungguh, semuanya akan menjadi kesedihan dan duka dalam hatiku. Ketika hati sedang bersedih, kekhawatiran pun muncul mengiringi.

Aku khawatir kalau tahun yang akan datang akan lebih buruk dari tahun sebelumnya. Aku khawatir akan melakukan dosa yang semakin besar di tahun mendatang. Aku khawatir tidak bisa berbakti pada kedua orangtuaku dan memperlakukan mereka dengan baik di tahun mendatang. Aku khawatir di tahun mendatang akan lebih banyak orang yang tersakiti akibat ucapan dan perbuatan burukku. Aku khawatir tahun baru ini akan menjadikanku sebagai manusia yang tidak berguna dan tidak juga bermanfaat bagi orang lain.

Semuanya menjadikanku selalu merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi di tahun berikutnya. Menurut pemikiranku yang bodoh, pergantian tahun ini membawa berkah pada kehidupan manusia yang mau berpikir. Terkadang kita lalai dengan kesenangan yang diberikan Allah, dan menjelang pergantian tahun, kita baru menyadarinya.

Terkadang kita lupa dengan kebaikan yang telah Allah gariskan pada kita, dan menjelang pergantian tahun, kita termotivasi untuk selalu mensyukuri nikmat yang telah Allah karuniakan. Terkadang kita sombong dengan keberhasilan maupun penghargaan yang kita raih, namun menjelang pergantian tahun, kita menyesal telah berbuat sombong dan berusaha untuk menjadi orang yang rendah hati di tahun berikutnya. Semoga menjelang pergantian tahun ini, kita dijauhkan dari sifat lalai dan berlebihan dalam menyambut malam tahun baru, karena sifat lalai dan berlebihan bisa menyebabkan kita tidak memanfaatkan moment baik ini untuk melakukan introspeksi diri. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung, Amin. (***boen)

13 November 2014

Berawal Dari Puisi Cinta

    Kamis, November 13, 2014  
Hidup adalah pilihan. Dan memilih jadi penulis juga pilihan hidup. Maka sebagai penulis, menjadi wartawan adalah salah satunya. Awalnya memang bukan menulis berita ke surat kabar, tapi menulis puisi, esay dan cerpen. Itu pun dilakukan setelah tulisan yang saya coba-coba teruji, misalnya dengan ikut lomba mengarang. Seorang teaman, Munir Umar namanya,m yang baru kenal beberapa hari membawa suratkabar Kompas ke kost kami. Saya hanya membaca, tapi kurang pas, meski saya menarik membacanya, terutama Kompas Minggu. Soalnya bukan apa apa, di kolom Opini bahasanya berat. Beberapa tulisan saya yang belum saya publish agaknya jauh dari standard Kompas.

Maka saya mengirim tulisan tersebut, atas saran Munir, ke koran lokal. Tulisan pertama mengenai esay sastra. Wah, anehnya tulisan tersebut masuk dalam pusaran polemik dua penulis senior. Di satu sisi saya jadi kecut karena saya jauh dari kemampuan mereka. Tapi di lain pihak saya mulai dibicarakan di kalangan seniman. Mereka ingin tahu mana penulis pendatang baru yang berani beraninya “berdebat” dengan para dedengkot dalam soal sastra.

Sebulan kemudian, ketika komunitas sastra mengadakan Malam Puisi Khairil Anwar, April 1976, di Banda Aceh, saya diundang ke acara tersebut. Malu malu, memang. Anak bawang di tengah gegap gempita pada penggaw sasatra. Tapi Munirlah yang membisikkan panitia agar protokol memanggil saya membaca puisi di atas pentas.

Untung dalam kantong celana, saya semoat menyelipkan puisi bertulisan tangan. Ada bau bau cinta, tentu sesuai dengan umur yang sangat remaja. Mahasiswa semester pertama. Tentu yang lahir puisi cinta. Bak seekor pipit di tengah kawanan bangau saya membaca puisinya (yang mebuat saya eger) dengan tepuk tangan dan salam. Entah sungguh-sungguh atau basa basi untuk “pendatang baru”!

SEPI
sepi itu bocah kecil tak berbaju
sepi itu roda pedati lembu tua
sepi itu air yang menguak batu
sepi itu selimut bulan madu
sepi itu kau tanpa aku.

Kemudian oleh salah satu komunitas sastra puisi itu dimuat dalam sebuah antologi, hampir dua tahun setelah saya membacanya. Saya mulai mendapat ” pengakuan” karena diikuti okeh berbagai undangan untuk baca pusi, Di acara acara yang dilaksanakan di kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, kesempatan baca puisi tetap diberikan kepada saya.

Dan saya mulai berani mengirim tulisan tulisan ke media di luar daerah saya tinggal. Suratkabar Kampus UI “Salemba” ikut memberi kesempatan kepada saya. Lalu dunia tulis menulis pun saya akabri sampai sekarang. Saya berpikir bahwa menjadi wartawan dan penulis bukan pekerjaan yang sia sia, asalkan dilakoni dengan baik, jujur, ikhlas, dan sungguh-sungguh. Setelah menjadi koresponden dan wartawan di beberapa media, pada tahun 1989, saya bergabung dengan sebuah penerbitan di bawah bendera Kompas Gamedia. Di sini saya menumpahkan berbagai jurus penulisan dalam koridor yang tidak bertentangan jurnalistik.

Berbagai palatihan pendidikan jurnalistik saya ikuti, di tengah tengah keasyikan saya sebagai aktivis di ormas pemuda, bahkan jajaran pimpinan sebuah partai politik nasional yang mapan. Dan jika kemudian dalam kapasitas daya sebagai wartawn saya memperoleh berbagai sertifikat, seperti. “30 tahun kesetiaan profesi” atau press card nomor one, itu adalah buah kesungguhan dan keyakinan atas karunia Tuhan kepada kita. Jangan sia-siakan, meski berawal dari sebuah puisi cinta.



Sumber: http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2014/11/13/berawal-dari-puisi-cinta-691307.html
Gambar: Ilustrasi

27 September 2014

Cinta Tak Harus Memiliki

    Sabtu, September 27, 2014  
Oleh : Ahmad Zayyinul Khasan

Pagi yang cerah, terasa indah, dan suasana sangat meriah karena hari ini adalah hari keresmian berseragam putih abu – abu. Kulihat disekelilingku masih asing, tiada satupun kukenal kecuali teman satu pondok Namanya Rudi. Selang beberapa menit, terdengar perintah agar semua siswa – siswi kelas satu berkumpul dilapangan. Bergegas dari tempat parkir aku dan teman sepondokku yang dari tadi musyawaroh melangkah menuju lapangan.

Keceriaan, keramaian, kegembiraan, masih tersirat disana sini. Saat kutengok barisan regu putri yang terletak tak jauh dari barisan regu putra,kulihat seorang cewek bernama regu singa yang ber-rok (berbawahan)ala masa kini. Sedikit menarik perhatianku. Kutatap sebentar demi sebentar, meskipun tampang dan penampilan tak lebih dari standar, kedua mataku tak bosan-bosannya memandangnya dari kejauhan. Kusenggol teman sepondokku yang berada disampingku bernama amir sambil
mengucap kepadanya,”men, cewek men (sambil memandang kearah cewek tadi), mantep gak? “Ooh, mmm....lumayan.......mateng,ya mateng.” Ujar rudi memberi tanggapan singkat.

Dari awal hingga akhir acara Masa Orientasi Siswa (MOS) hingga kusibukkan dengan memandang cewek tadi (curi pandang). Setelah itu aku merasa ada sesuatu dari awal pertama menjumpai cewek tadi. Kutimbun rasa demi rasa, ternyata sang peri asmara menancapkan panah asmaranya kelubuk hatiku.”aku terkena benih cinta dari pandangan pertama.” Hari berganti hari, kucoba meraih cinta denga menggali jati
dirinya.

Usahaku tak sia-sia,melalui mulut ke mulut ku tahu siapa dia, Namanya singkat tapi padat, Ayu Taa (Tri Alfi 'Ayun), anak Bojonegoro dan mondok dipondoknya Mbah To.

Setalah kutahu Ayu kutulis selembar surat untuknya yang berdiskripsikan kekaguman.
Melalui teman sepondokku yang sekelas dengan temannya kuberikan surat itu. Tapi, hingga hari berganti minggu, mingu berganti bulan, tak ada jawaban. Sungguh malang nasibku, aku merasa diacuhkan.

Biarpun diacuhkan, aku akan selalu mencintainya. Waktu terlalu cepat bergulir, tak terasa lebih setengah tahun kujalani masa Aliyah. Tiba-tiba kuingat Kamal, temanku yang berjabat OSIS. Kusuruh dia ucapkan salam dariku untuk Ayu yang juga anak OSIS.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya aku mendapatkan jawaban yang kunanti-nantikan. Dia juga mengagumi dan mencintaiku. Hari berikutnya dua hati berhasil disatukan, kita jadian. Kemudian kita mulai mencoba tuk saling mengerti.

Hari – hari setelah masa jadian, terasa bahagia. Meskipun model pacaran kita amat bersahaja ( paling kalau ketemu senyum ). Tetapi tak pernah kusangka justru bahagia itu merambat menyambut kegelisahan.

Kupikir, aku ini santri, tak pantas seperti ini, ingin ku akhiri rasa tak tegapun menyertai, tiap kuingat itu , aku juga teringat pelajaran pondok tak pernah masuk gara – gara efek terus memikirkan Ayu.

Ku bergumam, sementara seperti ini dulu, apa adanya biarlah bergema
aku tak sanggup mengelakkan asmara. Sekian lama kisah cintaku dengan Ayu, terjarang bahagia.

Keresahan dan kesenduhan semakin membayangi yang paling terkenal dan kuingat , hubunganku dengan Ayu teradu pada pak kyai. Tak bisa kugambarkan apa dan bagaimana murkanya pak kyai.

Setelah peristiwa itu aku menyesal dan sadar, bercinta dalam naungan pondok pesantren takkan berbuah kebahagiaan hakiki. Demi cita – cita, dengan sangat terpaksa kuputuskan hubungan kita berdua.”Ma’afkan aku ayu, bukannya aku tak cinta, tapi demi masa depan kita,”begitulah kata – kata terakhir yang aku ucapkan pada sang kekasih pujaan hatiku.

Setelah itu meskipun bimbang, sesal, aman dan rindu teraduk jadi satu, kucoba tetap cerahkan suasana. Karena ini semua hanya ujian bagi santri sepertiku. Ayu meskipun kau tak kumiliki aku tetap mencintaimu, untuk selamanya.

*Penulis Adalah Ketua Umum Forum Komunikasi Rayon (FKR) PMII Se-Bojonegoro

13 September 2014

Ku Pilih Dia Lagi

    Sabtu, September 13, 2014  
image by: ilustrasi
"Terpaksa  ku memilih cinta yang kedua karena aku berfikir cinta pertamaku tak sesempurna cinta keduaku ini. Tapi sekarang yang  ada adalah penyesalan saja yang kurasakan.

Betapa bodohnya aku melepaskan cita Arman yang ku kira dulu buruk tetapi ternyata ialah cinta yang sebenarnya. Penyesalanku kian terasa setelah ku tahu jika Doni adlah lelaki bejat dan tak bertanggung jawab terhadap janjinya.

Aku bahkan tak pernah mengerti apa yang ada di benaknya, aku dicampakkan begitu saja olehnya. Ia sengaja bermain api di belakangku bersama teman 1 kampusku. Padahal Arman selama menjalin hubungan denganku tak pernah melakukan hal tersebut, jika ia bersalah selalu ia meminta maaf.

"Ar…aku rindu kasih sayangmu. Maafkan aku yang telah meninggalkanmu,” Gumamku dalam hati.

Saat ini memang Ririn telah memutuskan untuk meninggalkan Doni si brengsek itu. ia memilih untuk sendiri terlebih dahulu sebelum rasa sakit ini sembuh total. Rasanya hati ini ingin bersandar kepada sosok lelaki yang selalu sabar bersamanya, Arman.
Tiba- tiba dari luar ia dikagetjan oleh suara, “Tok…Tok….Tokkk….” Suara pintu di ketuk.

“Siapa?” Jawabku singkat.

“Aku Rin, Nada. Boleh masukkah aku?”

“Oow.. Iya Nad masuk saja, gak saya kunci kok.”

Setelah Nada masuk, segera dia menghampiri Ririn yang  sedang tersedu- sedu di lantai. Banyak tissue berserakan disana- sini. Mereka berpeluk erat dan terjadilah percakapan mengenai hubungan  Ririn, Arman, dan Doni.

Sepertinya Nada menemui Ririn bukan tak ada maksut, tetapi Nada sengaja ingin menghibur Ririn yang brokenheart. Hampir 2 jam Nada di kamar kost Ririn dan akhirnya mereka membuat seperti janji.

“Sudah Rin, ambil hikmahnya saja.” Cetus Nada.

“Iyaa Nad, tapi sakitnya ini loh yang gak ketulungan.” Balas Ririn.

“Yasudah, aku pulang dulu yaa udah di tunggu nyokap ini, trus jangan lupa gue tunggu elu di tempat biasa nanti sore.” Tambah Nada.

“Iyaaa bawel.”Tukas Ririn.

***

Sore itu seperti janji  Ririn, ia segera menuju taman kota yang biasa ia bertemu dengan Nada. Di kursi taman ia menyandarkan tubuhnya bahkan ia tak menyadari disampingnya ialah orang yang ia kenal. Ia sibuk dengan BBM Nada agar segera datang, namun belum sempat ia mengirim text ia tersentak mellihat kehadiran sosok orang yang sangat tak asing baginya duduk sangat dekat dengannya.

“Emmm.. Ar Arrr Arman?” Tanyanya ragu karena takut salah, maklum sudah hampir 6 bulan ia tak  berjumpa dengan Arman.

“Iya,” Sahutnya.

“kamu ngapain disini? Lagi ada janjikah sama orang?” Tanya Ririn ingin tahu.

“Iya nih aku ada janji sama orang, temen sekolah. Lantas kamu ngapain disini?” Arman tanya balik kepada Ririn.

“Sama aku juga ada janji, tapi kok belum datang. Memangnya temanmu cowok ?”

“enggak, temanku cewek kok.”

Mata Ririn melotot seperti bola tertendang keluar lapangan, ia kaget karena ia begitu menginginkan Arman kembali ternyata Arman sudah memiliki kekasih. Fikiran Ririn terus berkelanjutan hingga akhirnya Arman menyadarkan lamunanny.

“Hey !! ngapain bengong Rin?” Tanya Arman menggurkan lamunannya.

“Gak kok Ar, ni temenku lama banget deh. Bentar ya aku telepon dulu.” Ririn mengalihkan pembicaraannya dan segera menghubungi Nada.

Tak lama kemudia Nada datang dengan bertepuk tangan. Ririn dan Arman bahkan hanya bisa melongo saja. Mereka tak menyangka sebelumnya jika pertemuannya ini adalah ide dari Nada sahabat dari Ririn. Pertemuan itu sengaja Ririn buat karena Nada melihat jika sebenarnya Ririn dan Arman memang masih saling mencintai satu sama lain.

“Oke guys, sorry yaa sebelumnya gue gak ada maksut apa- apa, gue cuman pengen hati kalian mengait kembali. Yaa karena kalian sebenarnya juga masih saling saying kan?” Tegas Nada.

“Hmmmm.. Dasar kamu Nad, aku kan malu kalau kayak gini caranya.” Cetusku.

“Tapi kalau sudah kayak gini mau gimana lagi Rin?” Jawab Arman mencairkan suasana.

***

Tuhan memang tak akan menjauhkan pasangan yang memilki ikatan hati satu sama lain, seperti halnya Ririn dan Arman yang sempat terpisah namun ternyata kekuatan cinta mereka berdualah yang menyatukan hati tersebut.

Setelah pertemuan tersebut Ririn dan Arman konsisten melanjutka kisah cinta mereka yang sempat putus di tengah jalan itu. Bahkan sambil berjalanya waktu mereka melangkah lebih jauh selain itu mereka juga  sangat berterima kasiih kepada Nada yang bisa dibilang mengembalikan cinta lamannya menjadi cinta lama yang hidup kembali.

Kini dua insane itu melupakan semua kejadian masalalunya masing- masing karena menurut mereka masa depanlah yang utama bagi mereka.

“I love you my honey.” Bisikan cinta dari mulut Arman.

“Love you too.” Jawab Ririn tersenyum manis sambil memeluk romantic Arman di acara tunangannya.


Sekian ***

(Sulisya Windyasari)

31 Juli 2014

Jangan Biarkan Cintamu Berlalu

    Kamis, Juli 31, 2014  
Rasa takut adalah sesuatu yang manusiawi, terutama rasa takut kehilangan orang yang kita sayangi atau cintai, namun rasa takut tersebut seringkali malah menimbulkan sebuah obsesi yang mengekang, membatasi dan membuat orang yang kita sayangi menjadi tidak nyaman, bahkan depresi.

Sayangnya, banyak orang yang seringkali mengatasnamakan cinta untuk “mewajarkan” rasa takutnya. Selain itu, orang seringkali sulit membedakan antara rasa cinta dan obsesi.
Seseorang yang mencintaimu, dia akan selalu ingat dan menjadikan kamu sebagai motivasinya, dia mungkin akan bawel dan banyak menasihati kamu, tapi dia tidak akan tega melihatmu menderita, dia akan menjauhkan egonya demi kamu.

Sedang orang yang terobsesi dengan kamu akan selalu merasa takut, curiga dan tidak percaya dan cenderung mengekang kamu, bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kamu yang merupakan egonya, dia akan lebih mudah marah dan cenderung tidak peduli akan perasaan kamu. Celakanya, orang-orang seperti ini, mengatasnamakan “cinta” untuk “obsesi” yang mungkin dia sendiri tidak sadari. Kamu adalah miliknya dan harus menjadi miliknya.

Cinta egois, cinta memiliki. Ya benar, cinta memang egois, cinta memang berharap untuk memiliki, namun cinta sejati tidak akan pernah rela melihat orang yang dia cintai terluka, sekali pun dia harus mengalah dan menderita. Sebuah kisah yang kedengaran klise, tapi memang begitu adanya.

Setiap orang punya alasan untuk takut, namun seseorang yang terobsesi memiliki ketakutan yang tidak wajar dan bahayanya adalah, obsesi tidak akan bertahan lama, begitu dia mendapatkan apa yang menjadi obsesinya atau apa yang membuat dia terobsesi hilang, maka dia bahkan tidak akan melirik kamu sedikit pun.

Ada pun alasan untuk seseorang terobsesi ada bermacam-macam, tergantung individunya. Ada yang terobsesi dengan kekayaan, kecantikan, ketenaran dan sebagainya.

Saat seseorang mencintai kamu, dia tidak akan menemukan alasan untuk tidak bersama kamu, di matanya, kamu adalah segalanya, bahkan tidak ada sedikit pun keinginan untuk berpaling. Namun saat seseorang terobsesi denganmu, dia akan cenderung bahagia awalnya, namun terlihat memaksakan diri pada akhirnya.
Saya akan memberikan beberapa contoh obsesi, misalnya saja terjadi dengan pasangan yang hamil di luar nikah, terutama jika pria atau wanitanya atau keduanya masih belum dewasa, maka mereka tidak akan menyadari bahwa cinta mereka adalah sebuah obsesi.

Kenapa saya katakan demikian? Kita lihat saja fenomena banyaknya jomblo yang merasa kesepian dan banyak di antara mereka berharap mendapatkan pasangan, mulai dari yang hanya demi gengsi sampai yang memang merindukan kehadiran kekasih.

Umumnya, mereka tidak paham dan belum dewasa dengan cinta, sehingga mereka menggebu-gebu di awal dan kemudian menjadi terobsesi akan sebuah “status” yang pada akhirnya tidak membuat mereka bahagia. Pada akhirnya, bisa jadi hanya salah satu pihak yang bahagia atau keduanya malah tidak bahagia.

Dalam beberapa kasus yang pernah saya temui, seorang pria terobsesi dengan “sex”, terutama untuk mereka yang masih remaja, sedang wanita terobsesi dengan status “kekasih”. Mereka menjalin hubungan dan kemudian, saat pria tersebut mendapatkan apa yang menjadi obsesinya, maka pria tersebut kehilangan perasaannya begitu saja dan mulai merasa bahwa wanita tersebut menyebalkan.

Sedang, wanita tersebut karena sudah terikat emosi dan perasaan “takut” - takut karena sudah tidak perawan dan kemudian ditinggalkan, takut karena merasa bahwa tidak akan ada lagi pria yang mau menerima dirinya apa adanya. Pada akhirnya, wanita tersebut menjadi terobsesi dengan pria tersebut dengan mengekang dan berusaha menahannya. Sehingga, tidak jarang pasangannya menjadi tidak nyaman dan meninggalkannya.

Ironis memang, bagaimana sebuah obsesi bisa menciptakan obsesi lainnya dan kemudian menghancurkan segalanya. Namun, itu adalah sebuah kenyataan yang seringkali terjadi pada anak muda zaman sekarang, paling tidak berdasarkan curhat yang sering saya terima.

Satu yang saya percaya, bahwa obsesi seringkali berakhir buruk, hanya masalah waktu saja, apakah akan berakhir cepat atau berakhir pelan-pelan, namun yang pasti, selalu meninggalkan penyesalan.
Saya sering menemui masalah seperti ini, di mana pernikahan menjadi hancur karena pihak ketiga, hancur karena dimulai dengan obsesi seperti ilustrasi di atas, sehingga mengorbankan banyak pihak termasuk anak-anak mereka. Banyak sekali hubungan yang dimulai dengan obsesi berakhir dengan “hubungan terpaksa” karena “nasi sudah jadi bubur” ditambah bonus penyesalan.

Kasus lainnya, seorang wanita yang mencintai seorang pria karena kegantengan dan kekayaannya. Namun, apalah arti kegantengan dan kekayaan jika tidak diiringi dengan moral? (Bukan berarti pria jelek dan miskin moralnya bagus :p), semua balik ke individunya masing-masing. Memang, untuk menilai dan mencari pasangan yang tepat, sangat sulit, bahkan orang yang sudah tinggal bersama selama 50 tahun saja, belum tentu “mengenal” dan memahami satu sama lain.

Sayangnya, seringkali kita melepaskan orang yang mencintai kita untuk mengejar obsesi atau ego kita. Kadang kita lebih suka dengan lawan jenis yang membuat kita “penasaran” dibanding yang sudah kita “dapatkan”.

Wanita lebih suka dengan pria yang bisa memainkan emosinya, bukan yang “terlalu” baik padanya (Makanya jangan heran kalau ada banyak wanita yang bilang, “kamu terlalu baik” ketika mutusin seorang pria, atau wanita yang selalu tergila-gila pada bad boy), tapi balik lagi, semua tergantung wanitanya. Secara naluri, hampir semua wanita seperti itu sadar atau tidak, namun untuk beberapa wanita terutama mereka yang mendambakan kasih sayang dan jarang mendapatkannya, akan jauh lebih mampu menghargai atau bahkan terobsesi dengan kebaikan seorang pria.

Sedang pria lebih suka dengan wanita yang bisa melumpuhkan logikanya, atau membuatnya penasaran dibanding wanita yang sudah pasti akan selalu ada untuknya (Makanya jangan heran kalau banyak pria yang selingkuh), tapi balik lagi, semua tergantung prianya. Secara naluri, hampir semua pria seperti itu sadar atau tidak, namun beberapa pria, terutama jika mereka sangat mencintai pasangannya atau wanita lain tersebut tidak lebih baik dari pasangannya, maka mereka tidak akan tergoda.

Bedanya, wanita lebih mampu menahan diri untuk setia, sedang pria jauh lebih mudah tergoda untuk berselingkuh, apalagi jika gayung bersambut. Karena pria, terutama mereka yang sudah menikah, cenderung melihat istrinya dengan logika sedangkan wanita lain dengan emosi/perasaan (Makanya jangan heran jika banyak pria yang bersikap manis pada wanita lain, tapi tidak pada istrinya).

Karena teori saya, “emosi/perasaan bisa melumpuhkan logika” dan pria cenderung menggunakan logika, namun ketika logika mereka lumpuh karena perasaan mereka, maka mereka bisa digiring kemana pun.
Wanita cenderung menggunakan emosinya, bukan berarti tidak mungkin untuk berselingkuh, namun wanita jauh lebih mampu mengendalikan diri. Wanita pada umumnya jauh lebih memikirkan keluarga dan anak-anaknya.

Saya seringkali mengatakan dan bertanya pada orang-orang yang curhat kepada saya, apa kalian tahu bedanya cinta dan obsesi? Dan apa kah benar mereka jatuh cinta atau hanya sekedar terobsesi? Ternyata hampir sebagian besar setelah berbicara pada saya, mengatakan bahwa mereka terobsesi dan bukan mencintai.
Obsesi mereka seringkali menyakiti diri mereka dan pasangannya karena mereka jadi terlalu memaksa diri dan kehendaknya. Saya merasa prihatin, karena melihat banyaknya pasangan yang tidak bahagia, namun saya sadar semua bisa terjadi karena minimnya pengetahuan dan pemahaman mereka tentang “cinta” itu sendiri atau dengan kata lain, mereka belum siap untuk mencintai dan dicintai.

Namun saya selalu percaya bahwa, kita belajar dari pengalaman. Kita mungkin terjatuh berkali-kali sebelum menemukan pasangan yang tepat, sebelum mengerti arti “cinta” yang sesungguhnya.

Cinta adalah sesuatu yang abstrak, karena setiap dari kita pasti mendefinisikan cinta dalam makna yang berbeda, namun kita semua pasti sepakat bahwa cinta adalah sebuah perasaan. Sehingga untuk mendapatkan cinta yang sejati, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu, apa arti “cinta” bagi kita? Apakah benar kita cinta pada pasangan kita, atau hanya terobsesi padanya?

Satu pesan penutup saya, cintai lah seseorang bukan karena kamu menginginkan sesuatu darinya, tapi cintai lah seseorang karena kamu memang membutuhkannya untuk mengisi hidupmu. Lebih baik menjadi jomblo dalam waktu lama, daripada menghabiskan sisa hidup bersama orang yang salah. (oleh : Ryu Kiseki/Kompasiana.com/Foto: Ilustrasi)
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9