08 Juni 2018

Arti Malam Nuzulul Quran 2018 Yang Jatuh Pada Malam 17 Ramadhan

    Jumat, Juni 08, 2018  
Malam Nuzulul Quran adalah malam dimana Kitab Suci Umat Islam (Al-Qur’an) diturunkan secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
Kemudian secara berangsur di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW disepanjang kehidupannya atau dalam waktu kurang lebih 23 tahun.
Surat Al-Qur’an pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah Surat Al-Alaq sebanyak 5 ayat.
Untuk Ramadhan tahun 2018/1439 Hijriyah, Malam Nuzulul Qur’an jatuh pada hari Jumat, bertepatan dengan tanggal, 01 Juni 2018, hal tersebut di tarik dari penanggalan Hijriyah, dimana hari Jumat, 01 Juni 2018 selepas magrib sudah masuk tanggal 17 Ramadhan.
Memang jika di hitung dengan penaggalan Masehi dengan mulai Puasa hari Kamis, 17 Mei 2018, maka tanggal 17 Ramadhan = Hari Sabtu, 02 Juni 2018, namun dalam penggalan Hijriyah, hari Jumat selepas Magrib, tanggal 01 Juni 2018 sudah masuk tanggal 17 Ramadhan 1439 H.

Kaitan 17 Ramadhan dan Malam Nuzulul Quran

Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan, namun penyampaiannya kepada Nabi Muhammad dilakukan secara berangsur-angsur.

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

Artinya : “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)
Sebagaimana di kutip dari Era MuslimLailatul Qadarsendiri berada pada 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah mengapa malam 17 Ramadhan di peringati sebagai Nuzulul Quran (Turunnya Alquran) ? Bukankan Al-Quran diturunkan pada malam lailtul Qadar (10 malam terakhir di Bulan Ramadhan) ?
Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan di mungkinkan karena pada tanggal tersebut di turunkannya ayat pertama Al-Qur’an dari surat Al Alaq kepada Nabi Muhammad SAW dari ayat 1 sampai 5.
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari Al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang mengatakan bahwa awal diturunkannya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW adalah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan, akan tetapi ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan.
Itulah mengapa malam 17 Ramadhan diperingati sebagai malam Nuzulul Quran (Turunnya Al-Qur’an), hal tersebut di karenakan Ayat Al-Qur’an pertama yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW diturunkan pada tanggal tersebut.
Untuk memperingati Malam di turunkannya Al-Quran ini, di Indonesia biasanya di lakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur’an.
Untuk Referensi lebih lengkap mengenai kaitan tanggal 17 ramadhan dan Nuzulul Qur’an, bisa dilihat di situs Era Muslim.

08 Februari 2018

Inilah Jajaran Camat Yang Dirombak dalam Gerbong Mutasi

    Kamis, Februari 08, 2018  
Reporter: Tata Monika

suarabojonegoro.com - Dalam gerbong mutasi kali ini untuk jajaran camat yang dirombak antara lain Farod Naqib semula camat Padangan kini menjadi Camat Bojonegoro, M Arifin semula Camat Kedewan kini bergeser menjadi camat Malo.

Sementara Ahmad Yusuf SSTP yang semula camat Sekar kini menempati pos baru sebagai camat Gayam. Dan Sugeng Firmanto dan Imam Nurcahyo yang semula di BPMD masing masing menempati posisi camat di Padangan dan Camat Sekar.

Ada Satu posisi camat yang diisi adalah Edi Subroto yang kini menjadi Camat Kedewan.

Dalam mutasi,Rabu (7/2/18) dihadiri oleh Wakil Bupati, Drs H Setyo Hartono, MM dan Sekretaris Daerah Soehadi Moeljono , ada sejumlah 382 oran yakni 31 orang di jajaran pejabat eselon III, 70 orang pejabat di eselon IV dan 281 orang di jajaran pendidikan mulai TK, SD dan SMP.

Bupati Suyoto menuturkan dar mutasi yang dilakukan ini mungkin ada yang kurang puas bahkan kecewa, namun posisi baru yang kini ditempati agar langsung bisa menyesuaikan diri.

"Yang penting memahami orang dan memahami pekerjaan kita dari situlah kita bisa melihat apa adanya,"  kata Suyoto. (Nik/lis/Wan)

07 Desember 2017

Cabor Bola Voli Putra-Putri "Gala Desa 2017" Diborong SMAN 2

    Kamis, Desember 07, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi


suarabojonegoro.com - Perhelatan pertandingan bola voli dalam ajang perebutan Piala Kemenpora "Gala Desa 2017" Kabupaten Bojonegoro yang dilaksanakan tanggal 5-7 Desember 2017 di Lapangan bola voli Alon-alon dan Halaman Bakorwil Bojonegoro mencapai puncaknya hari ini.

Final bola voli putri kali ini antara tim SMAN 2 Bojonegoro dengan MAN 1 Bojonegoro dan dimenangkan oleh Tim SMAN 2 Bojonegoro dengan Skor 3-0 set kemenangan.

Begitupula, pertandingan bola voli putra, yang masuk final adalah Tim SMAN 2 Bojonegoro dengan SMA Muhammadiyah Sumberjo, yang dimenangkan oleh Tim SMAN 2 Bojonegoro dengan kemenangan 3 set langsung.

Koordinator Bola Voli, Imam Ghozali mengatakan bahwa ini merupakan ajang untuk mencari bibit-bibit unggul atlet di Bojonegoro sekaligus berlatih untuk bermain secara sportif satu sama lain.

"mencari bibit-bibit atlet untuk masa depan daaerah dan kalau bisa menembus tingkat nasional," harapnya.

Koordinator panitia pelaksana, Ahmad Syahid, menyampaikan bahwa ini merupakan program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI dan Forum Pemuda Bojonegoro (FPB) serta Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro dengan tujuan untuk mengkampanyekan gerakan Ayo Oalhraga serta mencari bibit-bibit atlit yang unggul nantinya, sehingga mampu membuat harum citra olahraga kita.

"Selain mengkampanyekan gerakan Ayo Olahraga, ini  juga untuk memberikan ruang dan waktu bagi generasi muda kedepan terutama bibit-bibit atlit negeri ini," ujarnya saat lomba voli berlangsung.

Ketua Forum Pemuda Bojonegoro (FPB), Joko Purwanto, menyampaikan bahwa Olahraga harus dekat dengan masyarakat, terutama kalangan pemuda dan pelajar, oleh karenanya, momen seperti ini harus dilanjutkan kedepanya.

 "Forum Pemuda Bojonegoro siap memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan pemuda dan daerah Bojonegoro, antara lainya lewat even olahraga seperti ini," pungkas yang juga alumni PMII tersebut. (Wan/Red)

29 Oktober 2017

Ingin Nikah? Ikuti Pembinaan Dari Kemenag

    Minggu, Oktober 29, 2017  
Reporter : Andri Yanto

suarabojonegoro.com - Sejumlah calon pasangan suami istri sebelum menikah pada Minggu (29/10/2017) ini diberikan pembinaan oleh Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro.

Kata Masduki, kasi Bina Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag setempat, pembinaan dilakukan agar setelah pasangan menikah dapat mengatur rumah tangganya menjadi sakinah mawadah dan warohmah.

"Tunjuan itu (pembinaan) yang kami berikan kepada calon pasangan nikah di Bojonegoro sebagai bekal membentuk keluarga. Selama dua hari kami berikan 6 materi diantaranya dinamika keluarga, spiritual, mental, managemen dan lain sebagainya," jelasnya.

Sebagai acuannya sudah ada di dalam Undang Undang 1 tahun 1974 tentang Pernikahan, Peraturan Menteri Agama 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah dan Keputusan Dirjen Bimas Islam nomor 373 tahun 2017 tentang Juknis Pelaksanaan Bimbingan Pernikahan.

"Karena pemerintah melihat angka perceraian di Indonesia terhitung banyak. Apalagi di Bojonegoro sudah 30 persen," katanya.

Untuk mekanismenya bagi calon pasangan nikah, lanjut dia, tentu mendaftar terlebih dahulu ke Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan setempat. Kemudian setelah terakumulasi, pihak Kemenag memilih pendaftar yang mendekati tanggal pernikahan untuk diberikan pembinaan.

"Ini kan program baru. Mulai bulan Juni kemarin hingga sekarang kami sudah membina 120 pasangan dan target akhir Desember ialah 1500 calon pasangan nikah yang kami bina," terangnya.

Sementara dari data Pengadilan Agama Kabupaten Bojonegoro, Plt Panitera Sholiki Jamik menyebutkan ada 1438 kasus cerai gugat yang ditangani pihaknya, Per Januari hingga September.

"Sedangkan cerai talak terhitung 770 di Bojonegoro," sebutnya, dan dia berharap kasus angka perceraian di Bojonegoro semakin berkurang.(And/red)

13 September 2017

Mahalnya Mahar Kemerdekaan

    Rabu, September 13, 2017  
Oleh : Gampang Prawoto


suarabojonegoro.com - Sebuah kesadaran tidak begitu saja muncul di benak semua orang, dari tidak adanya kesadaran itulah maka munculnya  penyadaran. Sebuah penyadaran juga membutuhka pemikiran. Sebuah solusi penyadaran dengan menerapkan strategi efek jera yang bertujuan menumbuhkan kesadaran pada setiap pribadi pribadi menemukan jalan kebenaran menuju sosok individu yg berkeadilan sosial. Munculnya ragam pendapat yang berkembang di masyarakat adanya iuran yang mengikat atau denda saat tidak mengikuti kegiatan perayaan "tujuhbelasan" di tingkat rukun tetangga,  dukuhan atau tingkat desa. Bila sebuah keluarga seseorang tidak ada yang mewakili atau tidak mau secara bersama warga yang lain tidak mau  ikut berperan aktif dalam kegiatan agustusan di kenakan denda atas dasar kesepakatan bersama warga. Dari sinilah muncul renik pendapat bahwasanya denda atas dasar kesepakatan bersama itu dikategorikan sebagai pemaksaan. Benarkah hal  semacam itu
masuk  kategori melanggar hak aszi sebagai warga negara yang merdeka dan hidup dalam sebuah negara yang merdeka, padahal kita ketahui  yang berkategorikan "denda"  itu sebuah titik puncak untuk mengangkat pencapaian pengakuan sebuah kemerdekaan.

Tepat sekali jika figur  pejuang pejuang Republik ini yang rela mengorbankan  harta bahkan nyawa sebagai taruhannya demi  kemerdekaannya sebagai contoh perwujudan cinta tanah air. Mereka para pahlawan gugur membela kemerdekaannya tanpa menikmati kemerdekaan itu sendiri, tidak ikut menikmati kemerdekaan tidak mengapa asalkan bangsaku dan bumi tanah kelahiranku, tanah airku terbebas dari belenggu penjajahan.

Dari ilustrasi diatas apalah artinya ikut memperingati hari kemerdekaan yg telah diperjuangkan oleh para pendahulu kita.
Jangan bandingkan dari tata nilai pengorbanannya dengan kita sekarang yang tinggal memperingati . Memperingati sekali lagi saya pertegas "Memperingati"  yang dalam arti sempit kita hanya "mengigat" saja  itupun bukan buat para pahlawan itu tapi untuk diri kita yang masih mau berstatus "bangsa" mungkin lain lagi kalau kita sudah tidak mau lagi di panggil bangsa, bangsa dalam hal ini tentunya "Bangsa Indonesia".  Bapak kita, bapak Bangsa Indonesia, bapak Proklamator kita Bung Karno sudah mengingatkan padakita "bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawanya". Bagaimana cara menghargainya mungkin perlu penyadaran dan kesadaran antar individu individu itu.

Memang  dalam setiap individu itu  mempunyai hah hak dasar dalam hidupnya tapi hanya dari rasa kebersamaan itu kita mampu  membangun negeri ini seperti yang telah dilakukan para leluhur kita yang hanya mendapatkan gelar "Pahlawan" bessama-sama bersatu "saiyeg saekapraya",  bersatu berjuang tanpa pamrih merebut kemerdekaan, contoh ketauladanan itulah yg perlu tiru bersama sama mengisi kemerdekaan sesuai keahlian kita.

Ada satu pola berpikir kita yang belum mampu memandang arti kemerdekaan dalam "demokrasi berpikir"  atau " berpikir demokrasi"  yang selalu tidak menempatkan demokrasi pada tempatnya (pada kursinya). Demokrasi pada kursinya memiliki arti dan makna yang sangat sangat luas. Contoh kasus  adanya politisasi kemerdekaan pada paska dan pasca pilkades. saat pilkades jagonya kalah maka  (ia)'seseorang atau sekelompok orang sudah tidak mau proaktif dalam program pembangunan desa bahkan mereka menghambat terkadang juga fitnah agar (si kades pemenang) tidak berhasil membangun dan memimpin di mata rakyatnya, dengan harapan dan tujuan pada pilkades yang akan datang (suksesi 2018) untuk menggantinya. (*)

04 September 2017

SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro Belajar Manasik Di Hari Tasrik

    Senin, September 04, 2017  


suarabojonegoro.com - Ada pemandangan yang berbeda di Alun-alun kota Bojonegoro Senin pagi (4/9/2017). Kain dan pakaian putih yang dikenakan oleh anak didik beserta guru  dan karyawan menambah cerahnya pagi.

SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro melaksanakan pelatihan manasik haji di lapangan Alun-alun Bojonegoro, yang dilaksanakan dengan penuh semangat meski dibawahb erik matahari.

Menurut Ustadzah  Cebeng selaku kepala sekolah acara ini dihadiri oleh anak didik sekitar 300. Mulai kelas empat hingga kelas enam SD.

Adapun guru serta karyawan yang mendampingi anak didik sebanyak 45. Acara yang berlangsung dari pukul 07.00-10.00 WIB berjalan lancar.

“Pelajaran bab haji masuk dalam kurikulum mapel Al Islam kelas 6 SD. Diharapkan dengan acara manasik ini anak-anak semakin paham rukun haji. Selain itu juga mengingatkan kepada kaum muslim sejarah perjuangan Nabi Ibrahim as.” Ujar kepsek SD MUDABO

Harapannya dengan kegiatan ini,  siswa akan mengerti dan mampu memahami rukun haji,  tidak hanya secara teori saja di Sekolah. (JW) 

Sembelih Kurban, Pak Tris Pinggiran Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan

    Senin, September 04, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi


suarabojonegoro.com - Hari Raya Idul Adha menjadi momentum bagi umat islam untuk berbagi kepada sesama. Sebagaimana diperintahkan, umat islam berbondong-bondong sembelih kurban. Demikian juga dengan Pak Tris Pinggiran yang juga sembelih kurban di Desa Dayu Kidul, Kecamatan Kedungadem (03/09/2017).

“Hari raya kurban menjadi momentum bagi kita semua untuk menguji ketaatan kita. Perintah kurban menjadi sunah muakad yang harus dikerjakan bagi siapa saja yang berkemampuan. “ Tutur Pak Tris Pinggiran.

Dalam rangkaian penyembelihan dan pembagian daging kurban yang dihadiri oleh Kepala Desa Dayu Kidul Sukamto beserta beberapa jajaran perangkat desa dan sejumlah masyarakat itu, Pak Tris Pinggiran berkesempatan menyampaikan sambutan.

“Mari kita jadikan hari raya yang istimewa ini untuk mengasah keihlasan kita. Ikhlas berbagi kepada sesama. Menjaga keharmonisan masyarakat yang majemuk dengan berperilaku adil dan mengutamakan saudara.” Terangnya.

Pak Tris menambahkan bahwa sebagai warga negara yang beragama, keurukunan hidup harus selalu djaga. Melaksanakan kurban berarti juga menjalankan amanah Pancasila sila yang pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pancasila bukan sekedar rangkaian sila-sila. Ia adalah dasar negara yang kelahirannya memerlukan tinta darah para pahlawan. Tentu kita wajib memegang teguh sebagai dasar kehidupan bernegara.

“Jauhkan diri dari perilaku yang merusak nilai-nilai moral Pancasila. Jaga keberagaman dan kesatuan dalam bermasyarakat. Apalagi sebentar lagi Kabupaten Bojonegoro akan melaksanakan Pilkada. Mari kita berikhtiar membaikan diri agar kita dianugerahkan pemimpin yang adil dan amanah. Agar terwujud kehidupan yang sejahtera dan menenteramkan.” Tutur Pak Tris.

Pak Tris juga berpesan agar masyarakat Dayu Kidul yang mayoritas berprofesi sebagai petani untuk mengelola hasil panen dengan baik. Agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga hingga musim panen berikutnya. Terlebih saat ini Kabupaten Bojonegoro tengan memasuki musim kemarau, sehingga biaya produksi pertanian kian meninggi.   (Wan/Adv)

Sulitnya Transpotasi Menuju Masjidil Haram, Jamaah Haji Memilih Berjalan Kaki Untuk Tawaf

    Senin, September 04, 2017  
Laporan Kang Prabu Bojonegoro
(Dari Arab Saudi) 

suarabojonegoro.com -  Kepadatan jalur dari Jamarat kawasan Mina menuju Masjidil Haram sepanjang 7 km dengan luas jalan 50 meter, sungguh luar biasa karena jalan selebar dan sejauh itu dipenuhi jutaan umat Islam dari berbagai Negara di dunia. Pada hari minggu 3 september 2017 bertepatan hari Tasyrik 12 Dzulhijah, dan di hari ini memang saatnya bagi jamaah Haji yang mengambil nafar awal usai melempar Jumroh Ula ,Wustho dan Kubro harus meninggalkan Mina sebelum magrib dan melanjutkan Towaf Ifadhoh di Masjidil Haram.

Dilaporkan oleh Kang Prabu, bahwa Tawaf Ifadhoh ini merupakan rukun yang harus di lakukan bagi yang berhaji. Sulitnya mencari tranportasi menuju Madjidil Haram, jamaah memilih jalan kaki sejauh 7 km dengan melewati 2 terowongan sejauh 2,5 km, terowongan pertama yaitu terowongan Al Muzah dan setengah km terowongan Almuzah 2.

Terik matahari tidak di hiraukan dan para jamaah Haji tetap semangat berjalan kaki dikondisi cuaca 40 derajat celcius. Usai melempar jumroh ula, wustho, kubro jamaah diharuskan langsung keluar dari kawasan jamarot dan tidak boleh mengambil jslur balik, begitu keluar sebelah Kiri ada tanda panah menuju Mekah, di jalur inilah jamaah belok kanan memasuki kawasan Aziziyah, Mahbas Jin dan 2 terowongan.

Keluar dari terowongan kedua ini jamaah sudah masuk dipelataran Masjidil Harom dekat bukit marwa tempat berakhirnya ibadah Sa,i, kemudian  jamaah memutar mencari pintu 79 atau pintu Almalik Fahd lalu lurus menuju Mataf tempat Tawaf mengelilingi ka,bah 7x dengan diawal wudhu karna saat melaksanakan towaf ini harus suci dari hadast  bahkan tidak boleh batal.

Usai melakukan Tawaf Ifadhoh jamaah melakukan sai/lari lari kecil mulai dari bukit shofa ke marwa  7x. Baru usai sa,i tahalul/potong rambut yang kedua.

Maka tuntaslah serangkaian rukun  dan wajib haji. Biasanya sambil menunggu jadwal kepulangan jamaah memperbanyak ibadah di tanah suci. Informasinya jamaah haji dari Bojonegoro bertolak ke tanah air tanggal 11 september 2017,sementara jamaah haji plus tanggal 16 september 2017. (Lipsus) 

750 Bungkus Daging Kurban Dibagikan DPD Partai Golkar Bojonegoro Ke Warga

    Senin, September 04, 2017  
Reporter : Arum Sekar

suarabojonegoro.com - Sebanyak 750 paket daging Kurban dibagikan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar kepada Masyarakat sekitar Kabtor DPD Goljar di Sukowati Kecamatan Kapas,  hal ini dilakukan sebagai agenda rutin dalam setiap tahunnya pada saat Hari Raya Idul Adha. Minggu (4/9/17).

Ketua DPD Partai Golkar,  Hj.  Mitroatin menyebutkan bahwa pembagian daging Kurban ini merupakan bentuk kebersamaan antara partai Golkar dan Masyarakat untuk bersama sama meningkatkan keimanan dannketaqwaan terhadap Tuhan.

"Selain itu pembagian daging Kurban ini merupakan wujud kebersamaan Partai Golkar dan Masyarakat," Kata Perempuan yang juga Ketua DPRD Bojonegoro ini.

Penyembelihan daging Kurban dilakukan di Kantor DPD Golkar Bojonegoro oleh penguru partai yang juga dihadiri oleh anggota Legislatif dari Partai Golkar.

"Kami berharap setiap tahunnya kami bisa memberikan yang lebih bagi masyarakat," Pungkas Mitroatin. (Rum/Red)

03 September 2017

Jamaah Haji Lakukan Wajib Haji, Mabit di Mina

    Minggu, September 03, 2017  
Laporan Khusus Kang Prabu Bojonegoro
(Dari Arab Saudi) 

suarabojonegoro.com - Memasuki hari tasyrik tanggal 11 dzulhijah/2 september 2017 jamaah Haji melakukan wajib haji berikutnya yakni Mabit di Mina dan melempar Jumrah ula,wusto,kubro/aqobah.

Perbedaan antara melempar Jumrah Aqobah di tanggal 10 Dzulhijah dengan melempar Jumrah Ula, Wusto, Kubro terletak pada jumlah kerikil yang dibawa, kalo melempar Jumrah Aqobah jamaah cukup membawa 7 kerikil untuk dilemparkan 7 x tertuju jamarat kubro/jamarat big sedangkan tanggal 11 dzuhijah jamaah membawa 21 kerikil, masing tertuju jamarat Ula, Wusto, Kubro 7x lemparan.

Perbedaan lainnya saat melempar jumrAh Aqobah jamaah masih berpakaian ihrom lengkap baik jamaah pria maupun wanita sedangkan saat melempar jumrah ula, wusto, kubro jamaah mayotitas sudah berpakaian bebas karna usai melempar jumrah Aqobah jamaah haji sudah tahalul awal sehingga boleh berpakaian bebas.

Disampaikan oleh Kang Prabu, Bila dilihat dari waktu afdhol melempar jumroh aqobah jam 6.00 sd 10.30 tp melempar jumroh ula wusto kubro jam 14.00 sd jam 18.00. Pada kenyataannya jam 8.00 pagi jamaah haji sudah berjubel melempar jumrah ula, wusto dan kubro.

Pelaksanaan melempar jumrah musim haji tahun ini berjalan lancar dan tampaknya tidak terjadi tabrakan yang pernah terjadi 2 tahun silam karna disamping jamaah mengikuti alur sesuai jadwal memang juga jalur menuju maupun sesudah melempar jumroh di jamarat sudah ditata rapi oleh pemerintah arab saudi dan dititik titk tertentu di jaga ketat oleh pasukan keamanan Arab Saudi.

Bahkan di setiap 1 excalator pun di jaga petugas agar saat naik maupun turun ditingkat 1 sd 4 tidak terjadi kemacetan. Melempar jumroh ula,wusto dan kubro ini akan dilakukan lagi di tanggal 12 dzulhijah bagi yang nafar awal, dan tanggal 12,13 dDulhijah bagi yang Nafar Tsani. (Lipsus) 

01 September 2017

Proses Lempar Jumrah Jamaah Haji, Memilih Waktu Afdhal

    Jumat, September 01, 2017  
Laporan Khusus Kang Prabu
(Dari Arab Saudi) 

suarabojonegoro.com - Setelah mabit di muzdalifah sambil mengambil 49 kerikil bagi yang nafar awal jamaah Haji mulai bergerak menuju ke Mina dengan syarat saat mabit sudah melebihi tengah malam. Dengan menaiki bis masing masing sesuai nomer maktab jamaah menuju ke Mina di lanjutkan melempar jumrah. Jum'at (1/9/17).

Jamaah Haji yang telah sampai di Mina sebelum subuh atau jam 3 pagi waktu Saudi Arab bisa langsung melempar jumrah Aqobah dan tidak terlalu berdesakan karena tidak bersamaan dengan jamaah Haji dari Jazirah Arab, karena jamaah Jazirah Arab sendiri mayoritas melempar jumroh di waktu Afdol yakni jam 6.00 sd jam 10.30 Waktu Arab Saudi, sehingga di setiap samping pintu Maktab di Mina ada peringatan bagi jamaah Haji saat darurat dan bahaya berdesakan yaitu pada 10 dzulhijah jam 6.00 sd 10.30, kemudian pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijah jam 14.00 sampai dengan jam 18.00 waktu Arab Saudi.

Oleh penjaga pintu Maktab jamaah Haji yang hendak melempar jumroh di jam itu di larang keluar. Untuk menuju Jamarat tempat melempar jumroh kususnya jamaah haji Indonesia harus berjalan sekitar 3 kilometer dan melewati 2 terowongan sepanjang 2 kilometer,salah satunya terowongan Al Muhzen.

Setelah keluar dari terowongan ini jamaah Haji tiba di pelataran dan masuk di kawasan jamarat lantai 3.

Dalam kesempatan ini, Kebetulan reporter suarabojonegoro.com bisa melempar jumrah waktu Afdol jam 6.50 waktu Arab, meski saat keluar Maktab 73 harus berkomunikasi dulu dengN penjaga pintu agar di ijinkan keluar. Meski alot namun akhirnya bisa menuju jamarat.

Melempar jumrah Aqobah merupakan wajib Haji yang ke 3 bagi yang melaksanakan Haji maka meski harus menguras tenaga tetap harus dilakukan, bagi yang sakit maupun usia tua bisa dengan jasa kursi roda tapi juga harus bayar mahar 1500 real atau sekitar 5.7 juta.

Bila melempar jumroh Aqobah telah di laksanakan jamaah bisa tahalul awal sehingga tidak harus berihrom lagi saat melempar jumroh Ula, Wusto, Kubro di hari Tasyrik.

Jamaah Haji reguler usai melempar jumroh Aqobah balik ke Maktab di Mina untuk mabit pada hari Tasyrik tapi bagi jamaah Haji plus bisa langsung ke pemondokan hotel,karna kebetulan hotel pemondoknya dekat dengan jamarat jadi saat melempar jumroh dan Mabit di Mina pada hari Tasyrik bisa berangkat dari Hotel Haji khusus. (Lipsus) 

Jamaah Haji Melaksanakan Wukuf Di Padang Arafah

    Jumat, September 01, 2017  
Laporan Kang Prabu Bojonegoro
(Dari Arab Saudi) 

suarabojonegoro.com - Wukuf di padang Arofah bagi jamaah haji tahun 2017 tanggal 9 dzulhijah 1438 bertepatan dengan 31 Agustus 2017. Dua jam sebelum matahari tergelincir dimulainya wukuf tenda tenda yang di tempati para jamaah sudah memulai kegiatan ibadah diantaranya membaca Qur'an bareng bareng, baca Sholawat, Takbir, Tahmid, Tahlil dan berbagai Dzikir lainnya.

Tepat pukul 12.23 waktu arab atau pukul 16.22 waktu Indonesia, disetiap tenda sudah berkumandang suara adzan dhuhur, jamaah pun melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah di tenda masing masing. Sholat dan sholat Ashar di jamak Qoshor.

Usai sholat dhuhur di mulailah wukuf di padang Arofah yang merupakan rukun Haji yang kedua, wukuf di awali dengan khutbah wukuf di masing masing tenda, baru kemudian jamaah Haji bermunajat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Di yakini semua do,a dikabulkan saat wukuf dipadang Arofah ini,diantara do'a yang diutamakan adalah mohon pengampunan dosa dosa. Wukuf di padang Arofah di mulai pukul 13.00 waktu arab atau pukul 17.00 wktu Indonesia hingga adzan magrib pukul 19.02 waktu Negara Arab bertepatan jam 23.02 waktu Indonesia.

Cuaca di padang Arofah saat pagi 31 derajat celcius hingga beranjak siang pada puncaknya 39 derajat celcius, tidak terlalu panas.

Helikopter meraung raung diatas padang Arofah guna memantau jalannya pelaksanaan rukun haji ini. Disaat suasana masih panas mayoritas jamaah haji melakukan wukuf di dalam tenda baru menjelang magrib jamaah menyebar keluar dibawah bawah pohon agar agak sejuk saat bermunajat mohon ampunan dan berdo,a hajat hajat lainnya .

Untuk fasilitas mulai makan minum dan toilet saat di padang arofah tidak ada masalah jamaah terlanyani dengan baik.

Usai sholat magrib yang juga menjamak taqdim sholat isyak jamaah Haji mulai bergerak menuju ke mazdhalifah untuk mabit di Muzdhalifah yang merupakan wajib haji. Saat mabit inilah jamaah ambil kerikil untuk melempar jumroh Aqobah di tanggal 10 dzulhijah. (Lipsus) 

PSHW - TM Sub. Bareng Ranting Sekar-Bojonegoro Salurkan Daging Hewan Qurban

    Jumat, September 01, 2017  
Reporter : Arum Sekar


suarabojonegoro.com - Untuk menambah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta bentuk rasa Kebersamaan dengan Masyarakat,  Pada Hari Raya Idul Adha, PSHW (Persaudaraan Setia Hati Winongo)  Tunas Muda Sub. Bareng,  Ranting Sekar, Cabang Bojonegoro Menyalurkan Daging Qurban yang dibagikan kepada Masyarakat setempat,  Jum'at (1/9/17).

Disampaikan oleh Teguh Budiono, Dari Ranting PSHW TM Kecamatan Sekar mengatakan bahwa kegiatan di Desa Bareng ini dengan membagikan Hewan Qurban yang berasal dari Hewan Qurban yang berasal dari Dana Kas Sub. Bareng yang dikumpulkan saat kegiatan latihan dan dibelikan seekor kambing serta bantuan Kambing dari Saudara yang lain.

"Kegiatan Ber Qurban ini kami lakukan selain Untuk meningkatkan iman dam Taqwa,  juga untuk mengamalkan ajaran luhur Ki Ngabehi tentang saling berbagi kepada Masyarakat sesuai ajaran Agama," Kata Teguh Budiono.

Diharapkan hal ini nantinya akan dapat dilakukan ditiap Sub Ranting Di Kecamatan Sekar pada tahun mendatang dengan harapan sebagai bentuk Kebersamaan kepada Masyarakat sekaligus berbagi kepada masyarakat yang berhak menerima. (Rum/Red)

Ribuan Muslimin Bojonegoro, Sholat Iedul Adha di Jalan Teuku Umar

    Jumat, September 01, 2017  
Reporter : Burhanudin Joe

suarabojonegoro.com - Pada Hari Raya Iedul Adha 1438 Hijriah, Jumat(1/9/2017), kaum muslimin memadati sepanjang jalan Teuku Umar, Bojonegoro,  untuk melaksanakan ibadah Shalat Ied.

Ustad Drs. H. Kamali, ketua panitia shalat iedul Adha sebelum shalat menginformasikan bahwa yang bertugas menjadi Imam pada Shalat Ied tersebut adalah Ustad H. Syamsul Huda, M.Pd.I dan Khatib, Ustad Abu Jundy dari Sidoarjo.

Ustad Drs. H. Kamali juga menyampaikan bahwa melalui Gerakan Qurban Lembu Pengajian Ahad Masyarakat Madani bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat dan Shodakoh Muhammadiyah (Lazismu) Bojonegoro terkumpul 558 ekor hewan qurban yang terdiri dari 208 ekor sapi dan 350 ekor kambing.

"Hewan Qurban akan kita distribusikan untuk desa-desa terpencil, terjauh dan terdepan yang ada di Wilayah Kabupaten Bojonegoro," jelas Ustad Drs. H. Kamali.

Sholat Ied yang dimulai pukul 06.00 tersebut berjalan dengan khusuk sampai dengan akhir khutbah Ustad Abu Jundy yang menyampaikan tentang Wasiat Terakhir Rasullullah di Arafah. (joe/red)

31 Agustus 2017

Badan Dakwah EMCL Salurkan 40 Ekor Hewan Qurban

    Kamis, Agustus 31, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com - Karyawan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang tergabung dalam Badan Dakwah Islam menyalurkan 40 ekor hewan qurban kepada masyarakat sekitar Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, Kamis (31/8/2017). Hewan qurban yang terdiri dari beberapa ekor sapi dan kambing itu secara simbolik diserahkan perwakilan karyawan kepada desa-desa penerima dengan disaksikan ulama setempat. "Qurban ini merupakan kerelaan karyawan muslim di EMCL yang sepenuhnya peduli kepada warga sekitar," tutur Sekjen BDI EMCL, Ukay Subqy.

Menurut pria yang biasa disapa Malik ini, BDI EMCL telah secara rutin setiap tahun menyalurkan qurban karyawan kepada warga sekitar. Bagi dia, warga Kecamatan Gayam sebagai tetangga terdekat juga merupakan bagian dari keluarga. "Hubungan baik yang sudah terjalin selama ini mencerminkan kekeluargaan yang telah kita bangun," ungkapnya.

Kata Malik, setiap tahun jumlah hewan yang disalurkan bervariasi. Biasanya disebabkan tidak setiap tahun karyawan yang sama melakukan qurban. "Karena kita juga sadar bahwa qurban itu kan sesuai kemampuan, dan mungkin tidak setiap tahun karyawan yang sama dalam kondisi yang sama," jelasnya.

Sehingga, lanjut Malik, penyalurannya pun berbeda-beda. Jika tahun ini mendapat dua sapi, belum tentu tahun depan mendapatkan jumlah yang sama. "Terkadang ekspektasi penerima berbeda, dan itu kita maklumi," imbuhnya sambil tersenyum lebar.

Qurban bagi Malik merupakan ibadah individu muslim yang memiliki kemampuan. Dengan berqurban, katanya, karyawan muslim berlatih dan meneladani ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS. Selain itu, dengan berqurban di sekitar tempat bekerja, karyawan mewujudkan rasa kepeduliaan terhadap sesama. "Jadi ini ibadah individu, bukan perusahaan," pungkasnya.

Sementara itu, Perangkat Desa Mojodelik, Rasidik menyampaikan terima kasih kepada karyawan EMCL yang telah memberikan hewan qurban ke desanya. Dia menyebut bahwa warganya senang bisa bertetangga dengan sesama muslim yang peduli. "Ini harus kita syukuri bersama," cetusnya.

Hal yang sama disampaikan Modin Desa Gayam, Sanusi. Dia bersyukur dan berterima kasih telah menyalurkan hewan qurban ke desanya. Hewan qurban berupa sapi dan kambing yang diterimanya itu, tutur dia, akan disembelih di beberapa titik di desa Gayam. "Kita koordinasi dengan beberapa dusun dan ulama setempat," ucapnya.

Tahun ini EMCL menyalurkan 2 ekor sapi dan 38 ekor kambing kepada 12 desa di Kecamatan Gayam. Hewan qurban tersebut dibeli dari Kandang Belajar Sapi Rakyat (KBSR) yang ada di Desa Brabowan Kecamatan Gayam dan beberapa peternak dari Desa Katur di kecamatan yang sama. (Wan/Lis)

Harmonisasi Ibadah Kurban

    Kamis, Agustus 31, 2017  
Oleh : Pak Tris Pinggiran
suarabojonegoro.com - Berkurban adalah setinggi-tingginya bentuk ibadah kepada Allah swt. Ibadah ini dijadikan salah satu ritual umat islam sebagaimana yang telah dilakukan nabi Ibrahim as. Ketika keimanan dan kecintaan nabi Ibrahim as diuji oleh Allah swt dengan cara disuruh menyembelih anaknya nabi Ismail as.
Tidak ada yang meragukan keimanan nabi Ibrahim as kepada Allah swt. Setiap gerak hidupnya dipasrahkan hanya untuk berdakwah. Sehingga  tibalah Allah meningkatkan derajadnya dengan cara memerintahkan kepadanya untuk berkurban menyembelih anaknya.

Masya Allah, perintah yang sangat berat bagi kita sebagai manusia biasa ini dijalankan oleh nabi Ibrahim as dengan penuh keikhlasan. Tak terbayangkan bagi kita ketika memiliki harta yang kita cintai, anak yang sangat dirindukan, tiba-tiba diminta Allah swt untuk dijadikan kurban.

Di titik inilah puncak keimanan kita diuji. Seberapa besar cinta kita kepada benda dan makhluk Allah swt atau cinta kita kepada pemilik benda dan makhluk tersebut. Apalagi benda atau makhluk tersebut sudah lama kita idam-idamkan kehadirannya.
Tetapi nabi Ibrahim as mampu melewati ujian keimanan ini dengan mulus. Tanpa cela. Perintah Allah swt tersebut dijalankannya dengan baik. Pada akhirnya kemuliaanlah yang diperoleh nabi Ibrahim as beserta keluarganya.
Jika kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pada saat ini, maka perintah kurban saat ini mungkin mudah bagi sebagian orang. Kewajiban yang “hanya” diminta menyembelih hewan kurban berupa kambing satu ekor bagi kalangan tertentu tidaklah berat. Lalu apa makna sesungguhnya dari perintah ibadah ini?
Berkurban dengan cara menumpahkan darah hewan adalah simbol agar orang berkurban menanggalkan “sifat-sifat kebinatangan” yang melekat pada dirinya. Diantara sifat tersebut adalah sifat egois, licik, kejam, suka menindas dan penuh tipu daya. Hendaknya seorang muslim menanggalkan “penghambaan kepada sesama makhluk”.

Berkurban senantiasa membentuk ketakwaan hamba kepada Allah swt. Ketakwaan ini diwujudkan dengan ketaatan hamba kepada perintah-perintah yang diberikan Allah swt dengan ikhlas. Sehingga menjadikan kita lebih dekat kepada Allah swt.
Di sisi lain, berkurban memiliki dimensi sosial. Tradisi berkurban pada hakekatnya juga mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang lain. Pada akhirnya ibadah kurban harus mampu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal yang membutuhkan. Bahkan berkurban juga mampu merekatkan hubungan antar masyarakat yang mampu dengan yang kekurangan. Terlebih berkurban mampu mendekatkan saudara kita yang baru mengenal islam dengan baik (mualaf).
Jadi Allah swt memerintahkan hambaNya selalu berkurban adalah untuk mengharmonisasikan antara ibadah vertikal (hablum minallah) dengan ibadah horizontal (hablum minannas). Keduanya berjalan beriringan tanpa sekat dan harus senantiasa berdialektika. (*)

28 Juni 2017

Satpol PP Tidak Pernah Beri Kompensasi Pada PKL Sepanjang Lingkar Cincin Alun-Alun

    Rabu, Juni 28, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com -  Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati sepanjang lingkar cincin Alun-Alun Bojonegoro kepada media suarabojonegoro.com telah mendapatkan ijin dari salah satu oknum Satpol PP Bojonegoro untuk berjualan selama hari libur Idul Fitri yakni satu Minggu.

Hal ini disampaikan oleh Mariatin salah satu Pedagang Kaki Lima yang menempati Jalan Mastumampel. Dirinya mengaku bahwa telah mendapatkan Rekomendasi dari salah satu anggota Satpol PP yang mana diperbolehkan untuk berjualan selama satu Minggu. Rabu (28/06/17).

"Katanya boleh berjualan selama satu minggu mas, ini yang benar yang mana", katanya kepada Petugas Satpol PP saat akan ditertibkan. Hal ini juga dibenarkan oleh dua Pedagang Kaki Lima yang lainnya.

Pedagang Bakso dari Desa Ledok Kulon ini merasa kaget saat didatangi petugas Satpol PP Kabupaten Bojonegoro. Namun demikian ia dan suaminya memaklumi dan segera membereskan lapaknya.

"Ya kalau nggak boleh jualan disini mau gimana lagi", ujarnya sembari menata dagangannya.

Sementara itu Nur Cholis selaku Kasi Pelatihan Dasar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bojonegoro menyatakan bahwa tidak ada Rekomendasi dari atasan terkait hal tersebut. Dirinya menambahkan bahwa sampai saat ini petugas Satpol PP belum bisa menertibkan karena keterbatasan personil.

"Melihat banyaknya PKL malam ini kita belum bisa menertibkan karena keterbatasan Personil, paling tidak kita butuh dua atau tiga Personil. Karena malam ini kita hanya satu regu saja", ujarnya.

Sementara itu Plt Ahmad Gunawan saat dihubungi melalu Whatshap menyatakan bahwa dirinya tidak pernah memberikan Kompensasi kepada para Pedagang Kaki Lima.

" Gak betul itu, Bohong", katanya.

Menaggapi laporan adanya Kompensasi tersebut dirinya akan meluruskan. (Bim/red).

25 Juni 2017

Bersatu Melangkah Maju

    Minggu, Juni 25, 2017  
Sambutan Bupati Bojonegoro
Idul Fitri 1438 H/ 2017 M

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakaatuh
Alhamdullilahiribbil alamin washolatubwassakamu ala Asrofil mursalin

Hadirin jamaah sholat Idul fitri yang saya cintai,
Bapak-bapak,  ibu-ibu, anak anak yang berbahagia

Alhamdulilah pagi ini kita bisa hadir di tempat yang penuh berkah ini dalam keadaan sehat Wal afiat, setelah sebulan penuh kita berpuasa. Hari ini kita sempurnakan puasa dengan Idul fitri, saling silaturahmi, mendekatkan jarak fisik, hati dan pikiran kita semua. Semoga yang jauh semakin dekat dan yang dekat semakin dekat. Kita semua percaya bahwa dengan keikhlasan, ketulusan dan saling menyayangi maka jarak batin diantara kita, sesama saudara, sesama tetangga, sesama warga bojonegoro akan semakin dekat. Saling benci, saling marah dan saling curiga hanya akan menjauhkan kita semua.

Bapak ibu hadirin yang saya cintai
Sebagai sesama warga Bojonegoro kita semua disatukan oleh cita cita bersama yaitu wujudkan kehidupan bersama yang aman, damai, sejahtera dan bahagia secara berkelanjutan. Kita semua menyadari bahwa cita cita tersebut tidak akan datang dengan sendirinya, cita cita itu harus kita hadirkan menjadi nyata. Tanpa usaha bersama dan kerja keras tidaklah mungkin cita cita itu dapat diwujudkan baik di tingkat desa/kelurahan dan kabupaten.

Hampir setiap hari kita semua berdoa: Robbana aatina fiddun-ya Hasanah, wafil aakhiroti hasanah waqina azzabannar. Ya Allah anugerahkanlah kepada kami semua kehidupan dunia dan akhirat yang baik dan jauhkanlah kami semua dari siksa api neraka!
Lewat doa ini kita bukan hanya memohon kepada Allah, tapi juga sekaligus bertekad dengan segala usaha untuk wujudkan kehidupan yang baik tersebut, di rumah, di RT RW, desa, kabupaten dan negeri Indonesia tercinta ini. Untuk inilah selain mensyukuri atas semua anugerah kemajuan yang kita capai bersama sama, maka kita juga harus terus fokus menutupi kekurangan, menyelesaikan setiap masalah yang muncul silih berganti.

Hadirin yang dimuliakan Allah
Dalam kesempatan ini ijinkanlah saya menyampaikan pesan:
1. Jagalah kondisi damai dan aman Di masing masing lingkungannya. Apabila ada hal hal yang tidak wajar dan kurang baik, perbaikilah dengan semangat persaudaraan. Jauhkan kebencian dan kedengkian, juga suuuzon terhadap sesama. Kita adalah satu keluarga besar, yaitu keluarga Bojonegoro.

2. Dalam rangka mengurangi kemiskinan di Bojonegoro saya berpesan agar semua pihak berinisiatif menciptakan lapangan pekerjaan. Kita semua paham bahwa hidup di Bojonegoro itu  jauh lebih mudah menjadi miskin daripada menjadi orang mampu. Menurut Badan statistik seorang yang mengaku petani namun lahannya kurang dari setengah hektar  maka orang tersebut termasuk kategori orang miskin. Padahal seperti kita ketahui 90 persen petani Bojonegoro sawahnya kurang dari setengah hektar. Karena itulah maka harus ada usaha di luar pertanian yang dapat membuat setiap keluarga mendapatkan pendapatan. Untuk inilah Kita semua menghargai terhadap mereka yang berani membuka usaha mandiri, merintis perdagangan antar daerah, membuka kawasan wisata, membuka industri di Bojonegoro. Kita semua sangat menghargai terhadap generasi muda yang saat ini membuka usaha dan bahkan lewat jaringan internet berani menjual produk produk rakyat Bojonegoro keluar Bojonegoro. Untuk mendukung perkembangan ekonomi rakyat Bojonegoro inilah mengapa pemkab membesarkan BAnk Pemkab dengan menyuntik modal 210 miliar rupiah. Silahkan bapak ibu dan saudara saudara manfaatkan Bank Pemkab saat membuka dan mengembangkan usaha.
Bapak ibu dan saudara saudaraku, pertanian harus terus tumbuh namun sekali lagi harus kita sadari bahwa hal itu belum cukup mengangkat derajat hidup seluruh rakyat Bojonegoro.

3. Sebentar lagi tahun ajaran baru dimulai. Kepada anak anakku yang memasuki sekolah saya ucapkan selamat sekolah, selamat belajar meningkatkan ketrampilan hidup. Jadikanlah sekolah sebagai usaha meningkatkan: ketrampilan berniat baik, ketrampilan berkarya yang dapat membuat anakku kelak mendapatkan pendapatan, ketrampilan komunikasi, ketrampilan kerjasama, ketrampilan berpikir kritis, kreatif inovatif dan tampil mengelola hati agar terus berbahagia. Mengingat kita hidup di Bojonegoro yang pada musim kemarau maupun penghujan selalu ada bencana maka kalian juga harus bersiap menjadi orang yang tangguh dalam menghadapinya. Kepadanya para orang tua, perangkat desa, tokoh masyarakat, bapak ibu guru dan para pelajar senior saya berharap ikut memastikan bahwa semua anak anak dan kawannya semua mendapatkan sekolah. Jangan ada nak Bojonegoro usia sekolah tidak bersekolah. Pemkab telah mengeluarkan biaya yang cukup besar berupa beasiswa yang penyerahannya lewat Pemerintah desa. Termasuk juga kemungkinan tahun ini memberikan 2000 beasiswa untuk kuliah di Akademi Komunitas Negeri Bojonegoro. Ini semua dimaksudkan agar kelak anak anak mampu menciptakan kehidupannya lebih baik dari kita semua.

4. Tahun depan kita semua akan menghadapi pemilukada untuk memilih Gubernur Jawa Timur beserta wakilnya dan Bupati Bojonegoro beserta Wakilnya. Saya berpesan agar semua kita menggunakan kesempatan sebaik baiknya untuk memilih pemimpin yang kita yakini akan mampu membawa perubahan yang lebih baik. Demokrasi dipilih bangsa Indonesia untuk memberi kesempatan para calon pemimpin menawarkan program dan janjinya bagi kemajuan kehidupan bersama.   Berilah kesempatan semua calon pemimpin  meyakinkan rakyat atas program dan janji yang akan dilaksanakan jika kelak menjabat. Sungguh sangat penting memilih Gubernur yang tepat sebab Gubernur memiliki kewenangan membangun jalan propinsi, Alokasi pupuk, meningkatkan kualitas pendidikan SLTA, membangun kawasan ekonomi, mendorong industri masuk desa, mengawasi dan memastikan bahwa seluruh aturan dan anggaran Pemkab serta Pemkot SE Jawa Timur benar benar berpihak dan menjadi solusi atas masalah yang dihadapi rakyat Jawa Timur. Memilih Bupati yang tepat juga sangat penting, agar warga Bojonegoro kelak semakin sehat, cerdas, produktif dan bahagia. Atau dengan kata lain agar pembangunan Bojonegoro jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman kang Yoto dan kang Hartono saat ini. Jangan sia siakan kesempatan yang baik ini. Masa depan Jawa Timur dan Bojonegoro ada di tangan bapak Ibu semua!

Hadirin yang saya mulyakan!
Tahun ini usia Bojonegoro memasuki 340 tahun, untuk membangun semangat kebersamaan dan terus mencari terobosan kita memilih tema: Bersatu Melangkah Maju! tidak jauh beda dengan tema HUT RI ke 72 Kerja Bersama.
Jika kita tidak dapat melakukan hal yang besar, maka lakukanlah hal kecil yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Jika kita tidak dapat memberi manfaat janganlah merusak atau mengganggu pihak lain.

Sekian terima kasih.
Selamat Idul fitri, mohon maaf lahir batin
Semoga Allah selalu meridhoi langkah kita semua.
Amin.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabara kaatuh.

Bojonegoro, 25 Juni 2017

Kang Yoto

24 Juni 2017

Sebulan Penuh HMI-KAHMI Bojonegoro Bagikan 3.200 Takjil Untuk Penunggu Pasien RS

    Sabtu, Juni 24, 2017  
Reporter : Burhanudin Joe

suarabojonegoro.com -  Hujan rintik di hari terakhir Ramadhan 1438 H, tidak melunturkan niat dan semangat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Majelis Daerah Korp Alumni HMI (MD. KAHMI) dalam melaksanakan kegiatan Tebar Takjil yang ditujukan untuk para penunggu pasien rumah sakit yang ada di Kota Bojonegoro. HMI dan MD. KAHMI telah melaksanakan kegiatan tersebut selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan 1438 H. Rumah sakit yang menjadi sasaran adalah RSUD Sosodoro, RS. Aisyiyah, RS. Fatma, RS. Wahyu Tetuko, RS. Ibnu Sina dan RS. Muna Anggita.

Salah satu penerima takjil, Mbah Tonari (68 th), perempuan asal desa Prambon Tergayang Kec. Soko Kab. Tuban yang sedang menunggu cucunya yang baru berumur 7 bulan yang sedang di rawat di RS. Ibnu Sina karena infeksi dan panas tinggi merasa sangat terbantu dengan bungkusan takjil dari MD. KAHMI dan HMI Bojonegoro.

“Matur suwun gus, mugi barokah,” ucap Mbah Tonari dengan dialek bahasa jawa.

Hal senada juga terucap dari Bapak lasmani (59 th) dari Desa Plesungan Kec. Kapas, Bojonegoro yang sedang menunggu cucunya, Kanaya yang sedang sakit demam tinggi di RS. Aisyiyah.

“Terimakasih ya mas atas takjil dan do’anya, semoga Kanaya cepat sehat,” kata Bapak Lasiman saat menerima bungkusan takjil.

Edy Prayitno, Koordinator Tebar Takjil menjelaskan bahwa selama satu bulan, panitia telah membagikan 3200 bungkus takjil ke semua rumah sakit yang ada di kota Bojonegoro.

 “Setiap hari panitia membagikan takjil sebanyak 100 bungkus, dan khusus untuk hari terakhir ini kami membagikan 300 bungkus di 4 rumah sakit, yaitu di RSUD, RS. Ibnu Sina, RS. Fatma, dan RS. RS. Aisyiyah, total takjil yang sudah kami bagikan 3200 bungkus ,” tambah Edy, pria tambun yang tidak bisa lepas dari kaca mata tersebut.

Edy merasa bersyukur dan berterimakasih kepada seluruh donatur dan masyarakat yang telah membantu terlaksananya kegiatan tersebut.

“Alhamdulillah kegiatan tebar takjil dapat berlangsung dengan lancar, dan semua tidak mungkin bisa berjalan tanpa bantuan semua pihak, khususnya para donatur. Terimakasih kami sampaikan kepada para donatur dan kami berharap para donatur tetap dapat membantu kami kembali untuk Tebar Takjil tahun depan,” pungkas Edy. (joe/red)

Bupati Dan Wakil Bertakbir Bersama Ribuan Masyarakat Bojonegoro

    Sabtu, Juni 24, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com -  Malam hari ini masyarakat Bojonegoro memadati Alun-Alun Bojonegoro guna mengikuti serta menyaksikan arak-arakan Takbir keliling yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bojonegoro. Dari pantauan media suarabojonegoro.com di lokasi ada sebanayak 61 peserta Takbir keliling yang diikuti oleh seluruh Kecamatan seKabupaten Bojonegoro. Dalam acara Takbir keliling tersebut dihadiri oleh Bupati Bojonegoro, wakil Bupati Bojonegoro, Kapolres Bojonegoro beserta wakapolres Bojonegoro, Dandim 0813 dan seluruh SKPD Kabupaten Bojonegoro. Sabtu (24/06/17).

Dalam sambutannya Bupati Bojonegoro, Suyoto menyatakan bahwa selama sepuluh tahun ini dirinya telah memberangkatkan Takbir keliling dan malam ini merupakan yang terakhir bagi dirinya untuk memberangkatkan Takbir keliling seperti ini. Maka dalam kesempatan ini Pria yang akrab disapa Kang Yoto ini juga menyampaiakan mohon maaf yang sebasar besarnya.

"Ini adalah yang terakhir bagi Kang Yoto dan Kang Hartono memberangkatkan Takbir keliling ini, karena tahun depan akan digamtikan oleh orang lain, maka dari itu saya mohon maaf yang sebesar besarnya. Mohon maaf lahir dan batin", katanya sembari mengakhiri sambutannya.

Ari data yang dihimpun suarabojonegoro.com Takbir keliling ini akan melintasi Jalan Mastumampel, Jalan Mastrip, Jalan Imam Bonjol, Jalan MH Tamrin, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Tengku Umar, Jalan P
emuda, Jalan Lisman, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Tirno Joyo dan kemudian kembali lagi ke Jalan Mastumampel sebagai Finis. (Bim/red)
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9