09 Februari 2020

Tradisi “Pleretan” Bentuk Syukur di Musim Tanam Padi

    Minggu, Februari 09, 2020  

Reporter: Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Warga desa Ngujo kecamatan Kalitidu kabupaten Bojonegoro pagi ini Minggu, 09 Februari 2020 menggelar tradisi "Pleretan" yang merupakan wujud syukur atas berkah pada musim tanam padi tahun ini. 

Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun sejak nenek moyang terdahulu, Sejumlah warga yang memiliki garapan padi mengadakan syukuran (Pleretan) bersama-sama di balai desa setempat. 

Zainudin, kepala desa Ngujo menuturkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan berkah sehingga para petani bisa panen dengan hasil yang menggembirakan serta harapan para petani supaya terhindar dari segala jenis penyakit tanaman hingga panen nanti”. 

Acara syukuran pleretan digelar secara sederhana di Balai Desa Ngujo, setiap warga yang datang membawa masing-masing nampan berisi Pleret dan makanan lain. 

Setelah dibacakan do'a warga yang ikut hadir dalam acara ini memakan sedikit nampan yang berisi pleret dan sisanya akan dibawa pulang kerumah mereka masing-masing, harapannya mendapatkan berkah dan melimpah.


Pleret itu sendiri sebenarnya merupakan sejenis panganan tradisional yang berbahan dasar ketan, mula-mula ketan digiling dijadikan tepung dan diolah sedemikian rupa, hingga menghasilkan bermacam-macam, mulai dari warna, bentuknya pun ada yang seperti daun, ulat, begitu juga pembuatannya juga dari pelepah pisang. [qoh/sbc]

23 September 2019

Menikmati Pentol Bakar di Seputaran Alun-alun

    Senin, September 23, 2019  

Reporter : Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com – Alun-alun kabupaten Bojonegoro seakan menjadi magnet tersendiri, bukan hanya bisa menikmati waktu di taman, tetapi ada banyak hiburan di sana

Membicarakan alun-alun, berarti juga membahas kuliner kaki lima, disepanjang jalan KH. Asyhari sudah berjejer rapi sekelompok pedagang kaki lima, mulai yang memakai gerobak sepeda motor adapula gerobak becak dan dorong. Pentol bakar adalah salah satu jajanan yang ramai di kunjungi pembeli

Suprapto (48), warga ngawi yang mengais rezeki di Bojonegoro setiap hari bisa membuat pentol sampai 15 kilogram atau 1500 tusuk pentol bakar. Ia berbekal sepeda motor, alat bakar sate, kipas pendingin laptop, dinamo kecil penggerak kipas, dudukan alat bakar sate, dan bumbu celup serta saus. Tak lupa, sebuah payung pantai warna-warni dipasang pada sepeda motornya. 

"Kalau hari-hari biasa 15-16 kilogram tapi kalau hari minggu bisa sampai 25 kilogram pentolnya." ungkapnya

Untuk soal harga ia menjual pentol bakarnya pertusuk Rp. 1rb, kalau belinya Rp. 5rb akan mendapatkan bonus tambahan pentol bakar

"Pertusuknya seribu, tapi kalau belinya lima ribu ya kita kasih bonus beberapa tusuk pentol." imbuhnya

Bisnis pentol bakar yang dia geluti ini. hasilnya di luar luar biasa. Kuncinya membuat dagangannya laris, kata dia, antara lain tidak pelit bumbu dan menggunakan bahan-bahan yang segar tanpa pengawet . 

"Soal rasa harus nomor satu, soalnya lidah itu tida bisa di bohongi," pungkasnya [qoh/sbc]


12 September 2019

Cafe Seruput, Tempat Nongkrong Asik

    Kamis, September 12, 2019  

Reporter : Abdu Qohar

SeputarBojonegoro.com - Nongkrong di cafe sudah menjadi gaya hidup bagi anak muda di zaman now istilah bahasa gaul sekarang. Anak muda dan nongkrong merupakan 2 hal yang saling melekat.

Cafe Seruput, cafe ini berlokasi di desa Ngampel tepatnya sebelah timur perempatan desa Ngampel. Cafe ini menyuguhkan berbagai jenis minuman kopi, juice dan minuman lainnya serta berbagai makanan dan camilan.

"Tempatnya asik, bisa bersantai minum kopi dan camilan," ungkap salah satu pengunjung

Pemilik cafe seruput, Fahmi (25) mengatakan, konsep cafe seruput ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda dengan cafe-cafe yang lain serta menawarkan konsep kekinian bagi semua lapisan tak terkecuali.

"Kami membuat cafe ini karena teinspirasi dari trend anak muda yang membutuhkan tempat nongkrong dengan tampilan yang menarik," ungkap Fahmi

Dia berharap kedepannya cafe seruput dapat membantu anak-anak muda bisa menikmati tempat nongkrong yang asik dan nyaman, soal harga tak perlu khawatir karena tidak akan membuat katong jebol.

"Harga merakyat dan cocok untuk semua kalangan. Wifi pun dijamin kencang tanpa hambatan, jadi tidak ada salahnya mencoba melimpit kemari," pungkasnya [qoh/sbc]

01 September 2019

Pecel Kepleh Bojonegoro Bikin Goyang Lidah

    Minggu, September 01, 2019  

Kontributor : Lina Nurhidayah

SeputarBojonegoro.com - Pecel salah satu kuliner tradisional jawa yang telah lama dikenal masyarakat sejak dulu, citra rasa sambal dari racikan bumbu pilihan alami seperti kacang, bawang putih, kencur dan cabai serta tambahan daun jeruk membuat rasa dan aroma pecel semakin menggoda.

Seiring perkembangan zaman kuliner pecel semakin bervariasi mulai penampilan,bentuk, nama hingga rasanya. Salah satu nama unik pecel yakni pecel kepleh yang dapat kita jumpai di salah satu warung makan milik Erna Yuliambarwati yang terletak di jalan Ahmad Yani kabupaten Bojonegoro.

Menurutnya pecel kepleh memiliki keunggulan lain dari pada yang lain, karena disajikan dengan tempe goreng lembek atau lemas serta lalapan dedaunan seperti kemangi, yang membedakan dari pecel kepleh adalah rasa yang lebih gurih dan menonjok dilidah karena bumbu yang komplit dengan mengutamakan tambahan daun jeruk rasa dari pecel ini semakin nikmat.

"Rasa yang membedakan pecel ini lebih terasa daun jeruknya kalau pecel biasa lebih ke aroma kencur," ungkap Erna.


Tak heran banyak para pencinta kuliner pecel yang mengunjungi warung makan ini, salah satunya Nurul mahasiswi Bojonegoro yang sekaligus pemburu kuliner pecel.

"Saya hoby banget makan pecel, apalagi pecel kepleh biasanya pecel seperti ini adanya di Ponorogo dan Madiun namun di Bojonegoro sekarang sudah ada, rasa daun jeruknya mbak yang membuat kita ketagihan," ungkap mahasiswi Bojonegoro.

Nah, untuk mendapatkan kenikmatan pecel kepleh inilah cukup dengan merogoh kantong 6 ribu rupiah kita dapat mencicipi kelezatan pecel kepleh di Bojonegoro. [lin/sbc]

31 Agustus 2019

Kue Serabi Masih Diminati Warga Saat Pagi Hari

    Sabtu, Agustus 31, 2019  

Reporter : Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Banyak hal dilakukan oleh beberapa orang saat pagi hari, untuk mengawali aktifitas pada saat pagi pagi sekali terutama selepas subuh akan mengeluarkan banyak energi, tentu sebelumnya akan mencari sarapan pagi, guna memulihkan tenaga.

Di Bojonegoro, Jawa Timur, setiap paginya banyak kita temukan menu pagi hari yang ditawarkan, salah satunya adalah Serabi, makanan serabi ini biasa dijajakan oleh para penjual atau pedagangnya saat pagi pagi sekali, biasanya mulai jam 03.00 WIB. Sengaja pedagang serabi ini menjual serabinya pada jam jam pagi, karena untuk konsumsi para pekerja kasar yang setiap pagi butuh energi dan sarapan guna mengawali aktifitasnya.

Salah satu pedagang serabi Sulasri, (48) setiap hari harus mengawali bangun pagi dan menjajakan dagangannya di jalan Pahlawan tepatnya di barat alun alun Bojonegoro, pelangganpun langsung berdatangan untuk memesan serabi guna sarapan pagi.

"Saya harus pagi mas, karena biasanya yang beli itu inginya pagi sekali, karena untuk sarapan pagi guna mengawali kerja mereka saat pagi agar perut terisi," katanya

Sulasri berjualan kue serabi ini sejak puluhan tahun dan tidak sedikit pelanggan yang layaninya, mulai dari tukang sapu jalan raya, tukang becak, bahkan biasa yang sering mampir untuk membeli serabinya adalah, ibu ibu yang pulang dari masjid setelah berjamaah sholat subuh.


Salah satu pelanggan dan penggemar kue serabi ini adalah Munthosiah, (58) warga desa Kauman kecamatan kota Bojonegoro, ini bahkan hampir setiap hari membeli kue serabi untuk sarapan.

"Habis sholat subuh, sekalian mampir, soalnya kalau pagi pagi sekali kan belum masak, jadi harus diisi dulu perutnya," kata Munthosiah, sembari senyum.

Untuk menyiapkan bahan serabi, penjual biasanya menyiapkan sore harinya, karena kue serabi ini terbuat dari tepung beras yang di campur dengan air sehingga harus di panggang di atas wajan yang terbuat dari tanah, agar hangat saat dimakan, karena untuk penyajianya kue serabi ini harus di masak ditempat, dengan menggunakan kayu bakar. [qoh/sbc]

28 Agustus 2019

Inilah Jajanan Khas Bojonegoro

    Rabu, Agustus 28, 2019  
SeputarBojonegoro.com - Jika kita berwisata atau berkunjung di kota Bojonegoro, apa salahnya jika kita menikmati jajanan tradisional yang ada di Bojonegoro. Pastinya jajanan tradisional yang harganya murah dan sangat pas di kantong dompet kita semua. Berikut merupakan beberapa jajanan khas Bojonegoro yang harus kita coba: 

1. Ledre Ledre

Adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh. Perbedaan ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang susu,dll. tetapi yang khas di daerah Bojonegoro atau lebih optimalnya dalam membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja. Ledre adalah makanan kering yang terbuat dari campuran tepung terigu, gula, dan tepung beras, yang biasanya ditambah pisang raja untuk aroma. Semua bahan itu dibuat adonan tipis, kemudian digoreng. Ketika mulai agak kering, campuran itu kemudian digulung cepat-cepat. Panjangnya sekitar 20 sentimeter dan renyah sekali. Di beberapa tempat, kue ini sering disebut kue semprong. Sebutan ini diberikan, karena bentuknya yang mirip dengan tabung kaca yang terdapat di lampu teplok. Semprong digunakan untuk melindungi api dari angin. 

2. Putu Bambu 

Putu Bambu jajanan yang rami dibeli orang, dikukus dengan memakai bambu, dan ditaburi dengan gula kelapa rasanya enak sekali.  

3. Wedang Tape
Salah satu yang cukup melegenda dari Bumi Angkling Dhama ini adalah wedang tapenya. Wedang tape disini berbeda dengan wedang tape Solo, sebab di Bojonegoro ini wedang tapenya dibuat dari tape ketan hitam yang disajikan dengan santan panas. Benar-benar mak nyuusss. Salah satu warung wedang tape yakni di Jalan KH Mansyur Bojonegoro. Sudah ada sejak dekade 1950-an, penjual yang sekarang ini adalah generasi ketiga. Maka tak heran jika yang berkunjung selalu ramai, apalagi pada momen-momen seperti mudik lebaran. Mereka-mereka yang sudah jadi langganan tetap selalu menyempatkan mampir kesini. 

4. Keripik Tempe 

Tempe memang makanan tradisional Indonesia yang penolahannya beragam. Bisa dimakan sebagai lauk dengan dibacem, digoreng, atau ditumis. Tempe bisa juga dibuat cemilan dengan digoreng berlapis tepung sebagai mendoan atau digoreng kering bersama tepung menjadi keripik tempe yang kriuk-kriuk. Di Bojonegoro produksi keripik tempe berada di sekitar perbatasan Bojonegoro – Ngawi. 

5. Serabi 

Salah satu makanan tradisional yang cukup terkenal di Bojonegoro adalah serabi. Jajanan yang berbahan utama beras ini merupakan jajanan yang rasanya lezat, sehingga banyak orang yang suka. Di berbagai tempat terdapat warung-warung yang menjual serabi dengan harga yang terjangkau, sehingga para penikmat serabi tak perlu mengeluarkan uang banyak. Cukup dengan Rp 1.500,00 kita sudah bisa menikmati gurihnya serabi. 

6. Gethuk 

Gethuk merupakan jajanan yang terbuat dari singkong. Di Bojonegoro jajanan gethuk terkenal dengan sebutan Gethuk Lindri. Gethuk di Bojonegoro banyak di jual di pasar tradisional. Untuk pertama kalinya diadakan Festival Gethuk di Bojonegoro. Dalam festival tersebut terdapat bayak penjual gethuk yang berjualan d alun-alun kota Bojonegoro. Festival tersebut bertujuan untuk mengenalkan jajanan tradisional yang ada di Bojonegoro. [red/sbc]

03 Agustus 2019

Sensasi Kuliner Iwak Gloso di Sepanjang Jalan Waduk Pacal

    Sabtu, Agustus 03, 2019  

Reporter : S. Windyasari

SeputarBojonegoro.com - Ada berbagai cara untuk mengisi libur akhir pekan salah satunya dengan mengunjungi distinasi wisata Waduk Pacal yang berada di Desa Kedungsumber,  Kecamatan Temayang,  Bojonegoro, di tempat ini kita dapat melihat pemandangan air nan indah yang berada dikawasan hutan jati.

Selain terkenal dengan keindahannya di sepanjang jalan menuju Waduk Pacal kita dapat temui aneka kuliner yang lezat yang menjadi ikon Kecamatan Temayang.

Nah, Kuliner ini berupa olahan ikan dengan sambal istimewa yang dapat menggoyang lidah anda, aneka menu lezat ini dapat kita jumpai di sepanjang jalan Dung Jati,  Tretes tepatnya Warung Semok Ikan Gloso “Mbak Sumi”.


Warung yang berada ditengah  kawasan hutan tersebut menyediakan berbagai olahan menu yang terbuat dari ikan segar,  antara lain ikan gloso,  mujaher,  wader,  nila,  serta udang yang dapat dinikmati dengan nasi jagung sambal kemangi. Sabtu (03/08/19).

"Yang paling mantap di sini sambal kemangi sama nasi jagung yang dicampur dengan nasi putih selain itu harganya juga terjangkau," kata Latif salah satu pengunjung  Warung Semok iwak gloso.

Di warung ini juga menyediakan aneka minuman serta nasi putih dan tiwul yang dapat di campur dengan nasi jagung yang disajikan dengan menu spesial  di warung semok tersebut.

Nah,  Bagi anda pencinta kuliner cukup dengan harga 15 ribu hingga 20 ribu rupiah anda dapat nikmati sensasi kuliner  iwak gloso yang menggoda selera. (Wnd/SBC)

10 Februari 2019

SareNgat Pasar Digital Ajang Promosi Produk Lokal Desa Mojodeso

    Minggu, Februari 10, 2019  
SeputarBojonegoro.com - Kegiatan yang digagas oleh POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Mojodeso Kecamatan Kapas  ini merupakan sebuah terobosan untuk mengajak masyarakat mandiri dan berdaya di tengah arus globalisasi yang semakin mewabah di hadapan kita.

Konsep SareNgat (pasar minggu) ini berupa  pameran kuliner dan produk-produk lokal khas warga setempat.

Antusiasme warga masyarakat ternyata cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya respon masyarakat sekitar dan luar daerah yang ikut berpartisipasi dan meramaikan acara tersebut.

Beni Farisandi wakil ketua POKDARWIS mengungkapkan untuk pembelian produk tidak menggunakan uang tunai, melainkan menggunakana koin yang telah di tukarkan saat pengunjung masuk area Telaga Payung.

"Cara tukar koin ini kami lakukan untuk menambah daya tarik pengunjung sekaligus membedakan sistem jual beli dengan pasar-pasar lainnya, selain itu SareNgat disini merupakan pasar digital satu-satunya di kabupaten Bojonegoro," ujarnya.


Kegiatan tersebut juga didukung oleh Pemerintah Desa Mojodeso dengan memberikan fasilitas area atau tempat di sekitar Telaga Payung untuk dijadikan tempat jajanan kuliner dan produk-produk warga sekitar

Kegiatan SareNgat ini rencananya akan berlangsung tiap hari Minggu setiap bulannya dan dimulai pukul 07.00 hingga 12.00 siang hari.

"Kegiatan SareNgat saat ini baru merupakan soft launching dan untuk launching utamanya sendiri dilakukan bulan Maret oleh Kementrian Pariwisata RI," Pungkasnya. (Wnq/SBC)

25 Juni 2018

Pengusaha Keripik Tempe Berharap Perhatian dari Dinas Terkait

    Senin, Juni 25, 2018  
Kontributor : S. Windyasari

SeputarBojonegoro.com - Usaha yang dilakoni Puji Susanto yang lebih akrab di panggil "Jaim" ini sudah berjalan sekitar 3 tahun. Saat ini ada sekitar 4 ibu-ibu yang menjadi pekerja tetap di perusahaan miliknya itu.

“Mereka memiliki peran masing-masing pada perusahaan ini, ada yang bagian menggoreng, mengiris dan juga pengemasan” ucap Jaim.

Hasil olahan dari home industri ini sudah dipasarkan di sejumlah pusat oleh-oleh di beberapa kota yang ada di sekitar Bojonegoro diantaranya Tuban, Lamongan, Gresik dan kota lainnya.

Dijelaskan Jaim, Membuat keripik tempe tidaklah sulit, hanya perlu ketelitian dan kebersihan. Tempe sebagai bahan baku utama harus didapatkan dari pembuat tempe yang bagus. Hal ini agar pada saat fermentasi rasanya tidak pahit. Kedelai yang bagus juga memudahan pengirisan tempe menjadi lembaran kripik tipis.

Siang tadi SeputarBojonegoro.com menyempatkan untuk melihat secara langsung proses pengolahan keripik tempe milik Jaim (30) warga desa Ngapel kecamatan Kapas yang memiliki label "Kripik Lek' Jaim".

Proses penggorengan kripik tempe

Dalam kesempatan tersebut, Jaim mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah. "Kendala yang pasti dalam usaha saya ini dalam hal peralatan dan pemasaran," ungkapnya pada SeputarBojonegoro.com.

Yang pasti, lanjutnya, keuntungan dari hasil usaha keripik tempe saat ini bisa untuk menghidupi keluarganya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dia sebenarnya berharap dari instansi terkait dapat memperhatikan atau pembinaan pada usahanya. Sebab, selama ini dirinya belum pernah mendapatkan pembinaan atau bantuan dalam mengembangkan usahanya. (Wind/SBC)

08 Juni 2018

Tips Menjaga Pola Makanan Saat Berbuka

    Jumat, Juni 08, 2018  
SeputarBojonegoro.com - Buka puasa dengan makanan seimbang penting karena makanan yang mengisi perut saat berbuka akan membantu puasa di hari berikutnya. Ramadan adalah kesempatan untuk menumbuhkan kebiasaan makan yang baik dan sehat yang akan tetap dilakukan setelah bulan puasa berakhir.
Berikut beberapa kiat untuk menjaga pola makan sehat selama Ramadan, terutama ketika berbuka puasa. Sehingga, pola makan sehat terus terbawa meski bulan puasa sudah berakhir.
1. Minum air putih sebelum berbuka
Minumlah banyak cairan seperti air putih, jus segar, atau susu. Hal ini akan mencegah dehidrasi dan menyediakan cairan penting bagi tubuh. Air putih tetap menjadi sumber hidrasi terbaik. Minum satu sampai dua gelas air sebelum makan dan tidak selama makan untuk menghindari gangguan pada proses pencernaan. Waspadai minuman manis saat berbuka puasa karena mengandung banyak gula dan kalori.
2. Awali buka puasa dengan kurma
Kurma dimakan pada sebelum berbuka, karena kurma adalah sumber gula alami yang bergizi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan energi setelah seharian berpuasa. Jika Anda menderita sakit kepala pada saat puasa, kemungkinan besar disebabkan oleh gula darah rendah, maka awali buka puasa dengan dua kurma untuk menambah kadar gula darah.
3. Makan semangkuk sup
Sup salah satu alternatif hidangan yang sehat untuk berbuka puasa. Air dalam sup membantu mencukupi kadar air dalam tubuh. Banyak pilihan sup yang bergizi, seperti sup ayam, sup tomat, sup bawang, yang bisa dikonsumsi untuk berbuka.
4. Jangan lupa sayur di menu berbuka
Sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan serat dengan begitu banyak nutrisi dan sedikit kalori. Semakin berwarna sayuran yang dimakan, semakin banyak manfaat kesehatan. Sayuran juga memberi rasa kenyang, sehingga lebih sedikit makanan utama yang dikonsumsi.
5. Pilih karbohidrat yang baik
Selain sayuran, makanan berbuka harus mengandung karbohidrat yang bisa diperoleh dari beras merah, gandum atau roti dan kentang. Karbohidrat kompleks memberikan sumber energi yang lebih stabil dan berkelanjutan di samping serat dan mineral.
6. Pilih protein tanpa lemak
Selain karbohidrat, kandungan yang harus ada saat berbuka adalah makanan yang mengandung protein baik yang mudah dicerna dan mengandung semua asam amino esensial. Tubuh membutuhkan protein untuk membangun dan mempertahankan massa otot.
Daging sapi, susu, yogurt, telur, keju, ikan dan jenis unggas lainnya mengandung protein berkualitas tinggi. Sertakan ikan, ayam tanpa kulit atau kalkun dan susu rendah lemak untuk dikonsumsi sebagai makanan untuk berbuka. Bagi vegetarian, bisa dipilih protein nabati seperti kacang-kacangan.
7. Jangan kalap saat berbuka puasa
Jangan terburu-buru saat makan. Setelah berpuasa selama satu hari penuh, terlalu banyak makan sat berbuka bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah lambung lainnya. Meski merasa lapar, usahakan tetap makan sesuai dengan porsi makan biasa. Mengontrol ukuran porsi makan adalah kunci untuk tetap sehat dan mencegah penambahan berat badan.
8. Hindari makanan tinggi lemak, garam dan gula
Jauhi makanan berat untuk berbuka puasa yang mengandung lemak, garam dan gula tambahan yang tidak sehat. Saat memasak, buat resep Ramadan favorit Anda lebih sehat dengan cara memanggang, mengukus, dan merebus. Tambahkan racikan bumbu dan rempah-rempah untuk memberi rasa makanan. Ganti minuman manis dengan gula alami dalam buah-buahan, buah kering dan salad buah.

(tirto.id - dip/dip)

27 Februari 2018

UDAR RASA, Beduk dan KentonganKentongan

    Selasa, Februari 27, 2018  
Oleh : ALISSA WAHID

suarabojonegoro.com - Sebuah beduk besar yang indah menyita perhatian saya saat mengunjungi Masjid Jawa di Bangkok. Masjid yang didirikan pada tahun 1905 ini adalah masjid tinggalan para pemukim berdarah Jawa di Bangkok. Arsitekturnya menyerupai masjid-masjid Nusantara, begitu pun tradisi yang dihidupinya.

Pak Abu, salah seorang pengelola masjid, mengisahkan bahwa beduk tersebut dibawa di tahun 1930-an. “Dulu juga ada kentongan kayu yang cukup besar. Sayangnya kentongan tersebut rusak sehingga sekarang hanya ada beduk besar itu.”

Menyebut beduk dan kentongan, ingatan saya spontan melayang kepada kisah favorit Gus Dur tentang perbedaan pendapat yang tajam antara Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dari Jombang dan KH Faqih Maskumambang dari Gresik, Jawa Timur, di awal tahun 1900-an. Keduanya adalah ulama berpengaruh besar, dan menduduki jabatan terhormat sebagai Rais Akbar dan Wakil Rais Aam Nahdlatul Ulama.

Kiai Hasyim Asy’ari berpendapat bahwa kentongan tidak dapat digunakan menjadi pewarta masuk waktu shalat, dengan dasar tidak ditemukannya dalil yang mendukungnya. Kiai Faqih, sebaliknya, menyatakan bahwa kentongan boleh saja digunakan, dengan _qiyas_ (disamakan) terhadap beduk yang juga digunakan untuk fungsi yang sama.

Sekiranya beliau berdua adalah tokoh-tokoh “zaman now” yang sedang mengejar posisi dan pengaruh, apa kiranya yang akan terjadi? Pasukan bot mungkin akan menyerbu lansekap media sosial dengan pertempuran antar #tagar di dunia maya. Aksi ratusan ribu pendukung mungkin akan berlangsung silih-berganti. Saling lapor ujaran penghinaan antarkelompok barangkali akan menyibukkan kantor-kantor polisi dan pengadilan.

Kala itu, Kiai Hasyim Asy’arisegera mengumpulkan para ulama di Jombang dan murid-murid seniornya. Bukan untuk meyakinkan hadirin akan kebenaran pendapatnya, tetapi justru mempersilakan untuk menentukan apakah akan menggunakan kentongan di masjid dan suraunya masing-masing. Kiai Hasyim hanya memberlakukan fatwa tersebut kepada pondok pesantrennya di Tebuireng, Jombang.

Beberapa waktu setelahnya, Kiai Hasyim Asy’ari diundang memberikan ceramah di pesantren Maskumambang. Tiga hari sebelum kedatangan beliau, Kiai Faqih mengutus beberapa santrinya berkeliling masjid dan surau di seputar Gresik, membawa pesan untuk menyimpan semua kentongan sebagai bentuk penghormatan selama Kiai Hasyim Asy’ari berada di Gresik.

Dari kedua ulama besar ini, kita belajar bahwa #belaagama dapat dilakukan dengan kebesaran jiwa, dengan saling menghormati pendapat yang berbeda, tanpa berpikir menang-kalah. Dan, bahwasanya, sikap saling menghormati adalah kearifan yang telah lama hidup dalam tradisi kepemimpinan dan kehidupan bersama kita.

Howard Gardner dalam bukunya _5 Minds for the Future_ menyebutkan, _respecting mind_ adalah salah satu keterampilan berpikir yang terpenting di zaman global. Teknologi informasi dan transportasi membawa arus perjumpaan antarkultur dan ideologi yang deras dan cepat. Keberagaman menjadi sebuah keniscayaan, dan pada saat yang sama, menciptakan kegamangan dalam mempertahankan ideologi dan kultur kelompok. Sikap menghormati yang berbeda menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara keduanya. Menariknya, melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari ternyata tidak semudah mengucapkannya. Bahkan ia menjadi barang langka.

Di jalan raya, para pengemudi hanya menaati aturan karena tidak ingin ditilang polisi, bukan karena mereka menghormati kepentingan para pengguna jalan yang lain. Dalam hidup bertetangga, alih-alih menghidupkan semangat _rukun agawe sentosa_ (rukun membawa sejahtera), bauran kepentingan politik praktis dengan agama menciptakan ketegangan antarrumah. Antarpejabat lembaga negara tidak bekerja sama dengan saling menghormati wewenang masing-masing, justru saling menegasikan kebijakan dan lembaga masing-masing. Para politisi saling umbar kelemahan lawannya untuk memenangi kekuasaan, melupakan sikap ksatria dalam pertempuran.

Memang sikap penghormatan kepada yang lain dan yang berbeda tampak sebagai hal yang sederhana, tetapi mengabaikannya sudah terbukti membawa kerusakan yang sistemik. Aturan serumit apa pun, instrumen sosial secanggih apa pun, hanya akan menjadi ritual mekanis belaka saat ia kehilangan nilai dasar penghormatan kepada yang berbeda. Akibatnya orang akan sibuk menuntut haknya sambil bersungut-sungut memenuhi kewajiban sebagai mandat hidup bersama. Tidak mencari titik temu, orang akan sibuk membangun dinding-dinding psikologis untuk melindungi kepentingannya dan kelompoknya.

Di tengah karut-marut kehidupan berbangsa saat ini, tidakkah kita merindukan teladan para pemimpin, seperti Kiai Hasyim Asy’ari dan Kiai Faqih Maskumambang?

17 Februari 2018

Kuliner Khas Daerah Harus Jadi Destinasi

    Sabtu, Februari 17, 2018  
Reporter: Monika

suarabojonegoro.com - Belum adanya solusi tepat bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) Bojonegoro, Jawa Timur, selama ini membuat mereka kerap melanggar aturan. Tak jarang mereka kucing-kucingan untuk menghindari kejaran petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bojonegoro.

"Memang ada jam-jam yang diberlakukan untuk PKL yakni jam lima sore sampai jam dua belas malam," kata pedagang bakso tetelan, Nuryanti, asal Desa Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro.

Namun, jika berdagang sesuai aturan tersebut, pendapatan yang diperoleh PKL tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-sehari, bahkan dinilai kurang.

Untuk berjual bakso, Nur-panggilan Nuryanti, bermodal uang Rp300.000. Dari modal itu dia bisa mendapat keuntungan bersih antara Rp150.000 sampai Rp200.000.

"Itu kalau tidak diusir Satpol PP, kalau diusir dan dijaga ya terpaksa tidak jualan," imbuhnya yang membuka lapak di Jalan Mas Tumapel atau seputar Alun-alun Bojonegoro.

Ibu tiga anak ini berharap kepada Bupati Bojonegoro yang terpilih mendatang agar memberikan kemudahan akses permodalan, dan tempat berjualan agar PKL bisa nyaman berjualan untuk mengembangkan usahanya.

"Kepada bupati baru nanti jangan hanya mengumbar janji manis. Janji itu harus dipenuhi karena itu adalah hutang," pesan Nur.

Senada disampaikan pedagang Ayam Goreng Krispi, di Jalan Panglima Soedirman, Widia Astuti (35). Dia mengungkapkan, selama ini belum ada tawaran dari pemerintah kabupaten baik berupa permodalan maupun solusi atas keberadaan PKL yang dianggap melanggar aturan.

Warga Kelurahan Ledok Kulon itu berharap, Bupati terpilih mendatang bisa menjadi juru selamat bagi pedagang kecil sepertinya. Memberikan tempat yang layak, dan kemudahan pinjaman agar usaha yang dijalankan bisa lebih berkembang.

"Kalau itu benar-benar dilakukan, saya jamin tidak ada PKL yang kesusahan seperti sekarang," pungkasnya.

Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Seputaran Alun-alun Bojonegoro (PKL SAB), Mujiono, (35), menyatakan masih ada keluhan dari ratusan anggota PKL terkait tindakan penertiban yang dilakukan Satpol PP karena dianggap melanggar aturan.

"Tapi itu masalah mereka, kami dari Paguyuban sudah menghimbau agar jualan di jam-jam yang ditentukan," tandasnya.

Dirinya berharap Bupati Bojonegoro yang baru nanti bisa memberikan ruang dan fasilitas yang sesuai untuk PKL. Misalnya, menggunakan lokasi di dalam alun-alun.

"Harapannya lokasinya tidak jauh dari alun-alun. Karena, di sinilah pusat berkumpulnya masyarakat untuk berlibur dan mencari hiburan," pungkas Pak Ji, panggilan Mujiono.

Dimintai komentar terkait problema yang dihadapi para pedagang kaki lima tersebut, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bojonegoro, Mitroatin, menyatakan, kedepan akan menata kembali para PKL karena mereka  simbol ekonomi kerakyatan yang perlu diperhatikan, dan diberdayakan.

"Akan kita sinergikan dengan program yang sudah kita siapkan, agar keberadaan PKL ini menjadi pelaku wisata kuliner di Bojonegoro," kata Mitroatin yang berpasangan dengan Cabup Soehadi Moeljono ini.

Kedepan pihaknya juga akan mengembangkan kualitas bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui insentif fiskal berupa penjaminan kredit perbankan, dan non perbankan.

"Harapannya pelaku usaha kecil ini menjadi pengusaha tangguh, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya," pungkas Kader Muslimat NU Bojonegoro ini. (Nik/Red)

30 Januari 2018

Rasa Klasik Keripik Sekar

    Selasa, Januari 30, 2018  

suarabojonegoro.com - Siapa tak kenal dengan kudapan satu ini, keripik singkong meski termasuk makanan tempo doeloe namun dia tak lekang oleh massa. Bahkan keripik singkong kini bermetamorfosa menjelma menjadi cemilan kekinian dengan rasa yang sudah mendunia mulai rasa balado, sapi panggang, jagung bakar, jagung manis serta tentunya cita rasa original masih disediakan untuk mereka yang menyukai rasa klasik. Salah satu perajin makanan ringan ini adalah Yuli warga Desa Bobol Kecamatan Sekar yang mengolah singkong menjadi keripik dengan aneka rasa.

Bahkan beberapa waktu yang lalu Bupati Bojonegoro yang akrab dengan panggilan Kang yoto ini mengunjungi langsung pembuat keripik sekar yang menggunakan merk keripik cinta ini. Kang Yoto tak hanya melihat namun mencicipi langsung kripik yang baru saja digoreng. Kang Yoto bahkan dalam beberapa kesempatan salah satunya saat menerima kunjungan Kepala BNPB Pusat mempromosikan keripik sekar ini sebagai keripik terenak didunia. Kala itu Kang Yoto menuturkan “ keripik sekar ini tak hanya renyah, namun rasanya mengingatkan akan rasa keripik di jaman dahulu saat beliau masih kecil “ tuturnya

Tak berselang lama Kepala BNPB juga mencicipi dan setuju dengan apa yang disampaikan Kang Yoto, keripik ini renyah dan rasa bawang serta asinnya sangat cocok dilidah kaum tua karena aman tidak mengandung bahan lain.

Pasangan Purwo dan Yuli menuturkan bahwa salah satu kunci dari kerenyahan dan kenikmatan keripik yang diproduksinya adalah terletak dari bahan yakni singkong yang digunakan adalah singkong pilihan. Yakni singkong yang ditanam lebih dari 6 bulan dan tanahnya subur serta berkontur pasir. Biasanya singkong yang ditanam didaerah bertanah merah dan ada kandungan pasirnya itu bisa dibilang “ Medug” jika direbus dan ketika digoreng rasanya renyah. Yuli menuturkan saat ini dirinya mampu memproduksi 2,5 kuintal sampai 3 kuintal singkong mental untuk diolah menjadi keripik singkong. Jika dulu dirinya hanya sendiri bersama suami ketika mengerjakan pembuatan keripik singkong kini dirinya sudah memiliki 14  pekerja utamanya kaum ibu dan remaja putri.  Kini dengan unit produksinya dirinya setidaknya mampu menyediakan lapangan kerja bagi kaum ibu disekitar tempat tinggalnya. Saat ini keripik singkong produksinya sudah merambah wilayah Surabaya jika dulu hanya Bojonegoro, Madiun, Ponorogo kini keripiknya sudah mulai dikenal dan diminati oleh banyak pihak. Mengikuti trend pasar, lanjut Yuli, dirinya mulai membuat keripik singkong dengan aneka rasa yang disukai remaja dan pasar semisal rasa balado, sapi panggang dan lain sebagainya. (Lis Hum Pemkab) 

20 Januari 2018

Nikmatnya Sate Kambing Perawan Di Bojonegoro

    Sabtu, Januari 20, 2018  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Bagi pecinta kuliner khususnya kuliner sate, mungkin nama sate ayu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Rumah makan yang beralamatkam di Jalan Waduk Selorejo, Banjarjo, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. Adapun posisi rumah makan tersebut persis berada di sebelah pintu kereta jurusan Surabaya-Jakarta. Sabtu (20/01/18).

Tarmuji, pemilik rumah makan sate ayu dalam memilih kambing tidaklah sembarangan. Dirinya hanya memilih kambing yang masih perwan yang berusia 6-7 bulan untuk dijadikan bahan dagingnya. Pria 66 tahun ini mengaku tidak mempunyai rahasia khusus dalam mengelola sate ayu.
"Saya mengelola rumah makan sate ayu sejak tahun 1966, ayah dan kakek hidup dari sate kambing. Yang dipilih hanya kambing perawan, karena kambing jantan biasanya keras dan bau prengus", katanya.

Dalam pembakaran rumah sate ayu ini menggunakan kipas manual. Alasannya, kalau memakai kipas angin hasil pembakaran pada daging hanya kering atau matang diluar dan mentah di dalam

"Tapi kalau dengan kipas matangnya merata,” kata Bu Sih, salah satu karyawan rumah makan ini.

Untuk masalah harga anda tidak perlu khawatir, karena harganya yang cukup terjangkau. Untuk daging campuran, formasi isi tusukan adalah daging, lemak, dan dua irisan daging. Jika menghendaki ada unsur hati, urutan dalam tusukannya adalah dua iris hati,
lemak, dan daging. Urutan itu disesuaikan dengan sensasi rasa setiap unsur.

"Seporsi standar berisi 10 tusuk dibanderol dengan harga Rp 30.000 untuk sate campur dan Rp 35.000 untuk daging semua", ujarnya.

Rumah makan sate ayu ini buka pada Pukul 10.00 WIB hingga Pukul 22.00.
Tarmuji, dalam hal ini menyatakan bahwa rumah makannya tidak membuka cabang di tempat lain termasuk di Kabupaten Bojonegoro, walaupun ada rumah makan yang menggunakan nama yang sama.

"Tidak ada cabang", pungkasnya. (Bim/red).

15 Januari 2018

Bakso Tempuran, Tempat Favorit Makan Bakso Murah, Enak dan Nyaman

    Senin, Januari 15, 2018  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com - Satu lagi tempat jajanan yang tak pernah sepi dari para pengunjung. Yakni bakso jumbo tempuran. Tepat berada di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, bakso tempuran yang memiliki ukuran jumbo ini dikenal memiliki cita rasa yang sangat khas. Sehingga membuat para pengunjung tak bosan untuk kembali sekedar mampir menikmatinya.

Salah satu pengunjung tempat jajanan yang dikenal cukup murah ini, Alfian menuturkan jika darinya sudah lama berlangganan bakso tempuran tersebut. Katanya selain murah, tempatnya juga sangat nyaman.

"Makan bakso tempuran ini sudah langganan. Tempatnya nyaman, pinggir sawah, jadi enak suasananya," katanya sambil menunggu pesanan bakso jumbo. Senin (15/1) siang.

Siang itu terik matahari cukup redup. Ketika awak media suarabojonegoro.com tiba di lokasi bakso tempuran, saung-saung kecil sudah berjubel para pelanggan yang sudah antri menunggu pesananya. Meski antri, pelanggan bakso murah tersebut dengan sabar menunggu giliranya.

Jajanan bakso tempuran memang sangat terjangkau harganya. Tak hayal, banyak pelajar yang masih memakai seragam sekolah mensempatkan mampir. Dengan hanya merogoh saku Rp. 5.000,- saja pelanggan sudah bisa menikmati bakso dengan umuran jumbo. Ditambah es teh dengan harga Rp. 2.000,-. Sangat terjangkau bukan. (Wan/Red)

17 Desember 2017

Ada Bakso Tumpeng Di Bojonegoro, Sudah Mencoba?

    Minggu, Desember 17, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Bagi anda pecinta kuliner bakso mungkin jenis bakso tumpeng yang satu ini wajib untuk anda dikunjungi. Adalah Azwinistiyanto, pengelola kuliner berkuah ini awalnya ingin    membuat jenis bakso yang unik yang dengan nama yang mudah diingat, tentu saja tanpa meniggalkan kualitas rasanya. Ide pembuatan bakso tumpeng ini berawal saat dirinya berwisata di Kota Yogyakarta dan melihat berbagai makanan khasnya . Minggu (17/12/17).

"Kemudian muncul ide untuk mengkolaborasikan makanan bakso, dan hasilnya munculah Bakso Tumpeng", kata Azwi sapaan akrabnya.

Walaupun tergolong baru namun, ide Azwi, ini cukup diminati bagi para pecinta kuliner bakso. Hal ini terbukti
setiap hari bakso tumpeng yang berada di Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegor, Kabupaten Bojonegoro, miliknya ini cukup ramai dikunjungi.

"Selain unik rasanaya juga enak", kata Mulyadi salah satu pengunjung.

Bulatan-bulatan bakso di dalam yang berisi telur yang dibuat seperti tumpeng sekaligus ini memang menjadikan ciri khas bakso ini selain itu campuran daging sapinya sungguh terasa.

"Untuk harganya cukup terjangkau", ujarnya.

Selain bakso tumpeng di Kedai ini juga tersedia menu lainnya seperti bakso biasa, jumbo hingga bakso beranak. Bagi anda yang kurang suka dengan menu bakso jangan khawatir disini juga tersedia mie ayam, yang rasanya siap memanjakan lindah para pecinta
kuliner.

Nah...!  Bagi anda yang penasaran silahkan datang,  dan mencoba mencicipi bakso Tumpeng ini. (Bim/red).

19 November 2017

Bakso Hitam, Manjakan Lidah Pecinta Kuliner

    Minggu, November 19, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com - Selain dikenal dengan Kota Minyak, untuk urusan kuliner memang Bojonegoro, tidak ada duanya. Berbagai aneka jemis makanan baik makanan ringan atau camilan maupun makan berat, unik, dan tentunya menggoyang lidah tersaji di Kota Angling Dharma ini. Minggu (18/11/17).

Seperti kuliner Bakso yang satu ini, selain rasanya yang nikmat karena terbuat dari daging sapi, Bakso yang satu ini tergolong unik. Dengan menggunakan bahan arang jepang Bakso ini menjelma menjadi Bakso Black atau Bakso hitam.

"Unik baru kali ini makan Bakso yang tidak seperti Bakso biasanya", kata Art
ha Diyansyah, salah satu pengunjung asal Desa Ngampel, Kecamtan Kapas, Kabupaten Bojonegoro ini.

Pertama melihat presentasi sajian bakso hitam ini heran. Bagaimana tidak, beberapa buah bulatan bakso yang biasanya berwarna khas daging kecoklatan, kini tersaji hitam lebam.

"Ini baru pertama kali makan Bakso warna hitam seperti ini, waktu pertama disajikan kaget juga tapi enak rasanya", ujar pria yang berkunjung dengan Istrinya ini.

Bakso hitam yang dapat anda temui di Jalan Dr Cipto, Desa Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro, ini pun tindak hanya menyediakan menu bakso hitam saja. Bagi anda yang kurang suka dengan bakso, anda dapat menikmati menu mie ayam yang tidak kalah enaknya.
"Menunya lengkap juga mie ayam cekernya enak, kebetulan karena saya lagi hamil tua jadi agak mual kalau makan bakso", kata Liestiana.

Selain rasanya yang memanjakan pengunjung, untuk harga anda tidak perlu khawatir. Cukup mengeluarkan Rp 10 ribu anda sudah dapat menikmati satu porsi Bakso hitam.

"Selain rasanya yang enak, harganya juga nggak mahal", ujar ibu muda ini. (Bim/red).

16 Oktober 2017

Si Hitam Kenyal Ini Masih Ada Yang Mengandung Borax

    Senin, Oktober 16, 2017  
Reporter : Andri Yanto

suarabojonegoro.com - Jenis makanan ini hitam kenyal dan lembut saat dimakan. Sebab itu, tidak terbayangkan jika ada kandungan bahan berbahaya di dalamnya.

"Sudah kami teliti ternyata mengandung borax," ungkap Moch Rudianto, Kepala Bidang Ketersediaan dan Kewaspadaan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bojonegoro, dengan raut muka penuh yakin kalau sebagian cincau mengandung bahan berbahaya itu, Senin (16/10/2017) siang.

Nyatanya, kata dia masih sering menjumpai cincau-cincau ini di berbagai pasar, toko dan kantin sekolahan. "Ada 11 tempat penjualan maupun produksi yang kami nyatakan positif mengandung borax. Tepatnya tidak bisa saya sebutkan," terangnya.

Rudi hanya mengungkapkan kalau peredaran cincau yang memiliki kandungan borax itu dia temui di 5 Kecamatan yakni, Kalitidu, Purwosari, Padangan, Balen, dan Sugihwaras, dari 46 tempat jadi sampel.

"Alhamdulillah di Kecamatan Malo ini dari 15 tempat kesemuanya nihil. Tidak ada," ujarnya menghela nafas.

Temuan itu selanjutnya dia akan melakukan pembinaan kepada penjual, agar tidak menjual makanan dengan bahan tambahan makanan yang bernahaya bagi kesehatan, sebagaimana Peraturan Pemerintah 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.

"Tahu sendiri kan bahaya borax. Dalam jangka panjang itu dapat merusak fungsi ginjal," pesannya.(And/red)

19 September 2017

PUTU AYU BEKATUL, ANTAR DHARMA WANITA SMKN 5 RAIH JUARA 2 LOMBA MAKANAN TRADISIONAL TINGKAT KABUPATEN

    Selasa, September 19, 2017  
Reporter : Burhanudin Joe

suarabojonegoro.com - Paguyuban Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sekolah  Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Bojonegoro akhirnya meraih  juara 2 dalam Lomba Olahan Makanan Tradisional tingkat Kabupaten yang diselenggarakan oleh DWP Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro, di Gedung Olah Raga (GOR) Sekolah Model Terpadu (SMT) yang berada di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Selasa (19/9/2017).

Dalam lomba tersebut DWP SMKN 5 mempersembahkan makanan tradisional berupa Kue Putu Ayu Bekatul.

Suryani Suyono, Ketua DWP SMKN 5 menjelaskan bahwa kreatifitas kue berbahan dasar bekatul didasari karena kandungan gizinya yang sangat tinggi. "Karena minimnya informasi tentang cara pengolahan bekatul, sangat jarang masyarakat memanfaatkan bekatul dijadikan bahan olahan makanan. Padahal di dalam bekatul, terkandung gizi yang tinggi," jelas Suryani.

Suryani menambahkan bahwa alasan DWP SMKN 5 mengolah bekatul, selain sebuah inovasi adalah untuk mensosialisasikan cara pengolahan bekatul kepada masyarakat. "Inovasi dan kreatifitas DWP SMKN 5 adalah sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi tentang pengolahan bekatul kepada masyarakat," pungkas Suryani.

Pelaksanaan Lomba Olahan Makanan Tradisional bersamaan dengan Kunjungan Kerja Ketua DWP Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Atiek Saiful Rahman, SE, M.M. di Bojonegoro.

Dalam lomba yang diikuti oleh sekitar 50 perwakilan Paguyuban DWP di lingkup DWP Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro tersebut dimulai pukul 09.00 WIB.

Inilah hasil Lomba Olahan Makanan Tradisional tingkat Kabupaten yang diselenggarakan DPW Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro :
- Juara 1 : SMAN Model Terpadu
- Juara 2 : SMKN 5 Bojonegoro
- Juara 3 : SMKN 4 Bojonegoro
- Juara Harapan 1 : SMKN 1 Bojonegoro
- Juara Harapan 2 : SMKN Kanor

(joe/red)

16 Agustus 2017

Segarnya Es Cream Dari Labu

    Rabu, Agustus 16, 2017  
Reporter : Bima Rahmat    

suarabojonegoro.com-  Terletak di Desa Kumpulrejo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro sejumlah ibu-ibu berkumpul mengolah buah Labu atau biasa warga setempat menamakannya buah waluh. Namun dalam pengolahan buah yang berasal dari Negara Amerika tersebut sedikit berbeda dengan yang satu ini. Para ibu-ibu di Desa Kumpulrejo ini menyulapnya dengan minuman es krim dengan beraneka rasa. Rabu (16/08/17).

Untuk membuat minuman es cream tersebut sangatlah mudah, pertama-tama buah-buah waluh yang sudah dikupas dicuci bersih. Setelah itu proses pengukusan. Pada proses ini dibutuhkan waktu 30 menit untuk
menjadikan buah waluh tersebut matang sempurna. Setelah matang buah waluh dihaluskan dengan cara ditumbuk.

Sementara itu siapkan susu cair yang dicampur gula dan tepung maizena. Lalu direbus dan diaduk hingga semua bahan tercampur rata.  Setelah itu masukan dalam wadah dan di dinginkan dalam freezer lemari es selama 5 sampai 6 jam.

Jika sudah beku, keluarkan dan dicampur dengan tumbukan waluh kuning yang sudah dihaluskan. Kemudian diaduk hingga merata. Selanjutnya masukan adonan es krim ke dalam freezer lemari es kembali selama 24 jam. Barulah es cream labu kuning ini dapat dinikmati.

Menurut Ulfia salah satu ibu setempat menyatakan bahwa ide awal pembuatan es cream dari labu ini, dikare
nakan banyaknya tanaman labu di seditar desanya. Karena labu yang biasanya hanya digunakan sebagai bahan campuran membuat kue dan kolak, akhirnya para ibu-ibu mencoba membuat olahan labu kuning menjadi es crem.

"Hasilnya es krim labu kuning buatan ibu-ibu di sini disukai banyak orang," katanya.

Untuk menikmati eskrim labu kuning tersebut tidaklah mahal. Cukup merogoh kocek Rp 2 ribu, anda dapat menikmati sensasi segarnya es cream dan manisnya buah labu kuning ini. Tidak hanya itu saja, selain rasanya yang segar buah yang mempunyai nama latin Cucurbita moschata ini mempunyai beberapa manfaat. Salah satunya adalah sangat rendah kalori. 100 buah hanya menyediakan 26 kalori dan tidak mengandung lemak jenuh
atau kolesterol, namun kaya serat makanan, anti-oksidan, mineral, vitamin. Labu adalah salah satu sayuran yang direkomendasikan oleh para ahli medis untuk mengurangi kolestrol dan penurunan berat badan.Labu merupakan sayuran yang memiliki banyak vitamin anti-oksidan seperti vitamin A, vitamin C dan vitamin E. Labu dalam 100 gram mengandung vitamin A tertinggi dari keluarga sayuran Cucurbitaceae yang mengandung sekitar 246% dari RDA. Vitamin A adalah anti-oksidan alami yang kuat dan diperlukan oleh tubuh untuk menjaga integritas kulit dan membran lendir. Ini juga merupakan vitamin penting untuk penglihatan visual yang baik. (Bim/red)
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9