30 Agustus 2022

Kapolres Bojonegoro Hadiri Giat Safari Kebhinekaan dan Penetapan Desa Kerukunan

    Selasa, Agustus 30, 2022  


SeputarBojonegoro.com - Dewi Wulan

BOJONEGORO -  Kapolres Bojonegoro AKBP Muhammad, SH, SIK, M.Si  menghadiri giat Safari Kebhinekaan dalam rangka Mensyukuri Hari Ulang Tahun(HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-77 dan penetapan Desa Kolong Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro sebagai Desa Kerukunan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro, Selasa (30/8/2022) siang tadi.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolres AKBP Muhammad, Dandim 0813/Bojonegoro Letkol Arm. Arif Yudho Purwanto, Kepala Kemenag  Munir, Ketua FKUB KH. Alamul Huda, Kasdim 0813/Bojonegoro, Mayor I Putu Bagus Widharta, Forkopimca Ngasem,  pengurus FKUB Bojonegoro, Kepala Desa (Kades) Kolong, Harto beserta perangkat desa dan tamu undangan lainnya. 


Kegiatan penetapan Desa Kolong sebagai Desa Kerukunan ditandai dengan pembukaan tirai bersama-sama oleh Kapolres Bojonegoro, Dandim 0813/Bojonegoro, Ketua FKUB Bojonegoro, Kepala Kemenag Bojonegoro.


Kepala Desa Kolong Harto mengucapkan terima kasih atas penetapan Desa Kolong sebagai desa kerukunan, dengan hal tersebut semoga dapat meningkatkan kebersamaan dan kerukunan di Desa Kolong.  Di Desa Kolong terdapat masyarakat yang beragama Islam (NU, Muhammadiyah, Shiddiqiyah, LDII), Kristen Protestan dan Katolik alhamdulillah dapat hidup rukun berdampingan. 


“Dengan Desa Kolong sebagai Desa Kerukunan merupakan inisiatif yang luar biasa. Terlebih, kerukunan antar umat beragama adalah ciri khas Bangsa Indonesia,” ucap Kades Kolong.


Ketua FKUB KH. Alamul Huda mengucapkan selamat datang kepada seluruh undangan dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan saat ini. Menurutnya Desa Kolong merupakan dari gambaran dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


"FKUB mempunyai program menginginkan kedamaian dan kerukunan Kabupaten Bojonegoro, oleh karena kami menetapkan bahwa Desa Kolong adalah miniatur dari Kebhinekaan bangsa Indonesia.  Berharap agar Desa Kolong dapat menjadi contoh dari yang lain, jika semua seperti Desa Kolong, maka Indonesia tidak akan pernah goyah. Indonesia bukan negara Agama, namun jelas penduduknya dan masyarakatnya adalah Beragama, " tuturnya. 


Ia menyebut, para pendiri bangsa telah mengorbankan segalanya untuk anak cucu nya agar dapat merdekan dan berdiri dengan kaki sendiri dan tidak bergantung pada bangsa asing.


Sementara, Kapolres Bojonegoro, AKBP Muhammad menyebut Desa Kolong telah ditetapkan sebagai Desa Kerukunan ditandai dengan pembukaan Tirai. 


"Bahwa para pahlawan telah berjuang merebut kemerdekaan negara Indonesia, jangan pernah melupakan sejarah, marilah kita mempertahankan kemerdekaan ini dengan menjaga kerukunan keberagaman umat beragama. Permasalahan agama sangat sensitif, oleh karenanya kita harus mengedepankan toleransi dalam kehidupan bersama, kebhinekaan dapat kita jaga dan NKRI harga mati. Kita apresiasi bahwa konflik agama dan konflik sosial di Kabupaten Bojonegoro cenderung sangat kecil," ujar Kapolres. 


Ia berharap agar kita beribadah dan menjalankan agama sesuai dengan koridor agama masing-masing.


"Karena ada paham yang mulai melenceng sehingga menimbulkan paham radikalisme dan terorisme, kita harus hati-hati, " ujarnya.


Dandim 0813/Bojonegoro Letkol Arm. Arif Yudho Purwanto juga mengucapkan selamat kepada Desa Kolong yang ditetapkan sebagai desa kerukunan, dan ucapan terima kasih atas sinergitas yang ada di Desa Kolong. Keberagaman di Kabupaten Bojonegoro cukup tinggi, harus saling rukun walaupun beda agama dan kepercayaan kita tetap satu, NKRI harga mati. 


"Diharapkan para tokoh agama dapat memberikan pembinaan dan nasihat kepada masyarakat Desa Kolong agar tetap menjaga kebersamaan dan kerukunan. TNI dan Polri siap selalu menjaga keamanan di wilayah Desa Kolong dan Kabupaten Bojonegoro," harapnya. [red/sbc]

17 April 2017

Putri Mauliana Syahfitri, Atlit Karate Tingkat Nasional Dari Bojonegoro

    Senin, April 17, 2017  
Reporter : Bima Rahmat


suarabojonegoro.com -  Untuk meraih kesuksesan menjadi seorang Atlit memang tidak semudah membalikan tangan, butuh latian yang keras, kedisiplinan yang tinggi, serta perjuangan yang ekstra. Namun semua itu akan terbayar disaat kita berdiri di podium tertinggi dimana disaat kalung emas melingkar di leher kita. Senin (17/04/17)

Putri Mauliana Syahfitri adalah salah satu Atlit Karate asal Desa Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro yang telah banyak menorehkan prestasi baik ditingkat Kabupaten, Provinsi, hingga tingkat Nasional. Perempuan kelahiran 4 Desember 1998 dari pasangan Ridwan dan Wiwik Sisbianti ini mulai menekuni Olahraga Karate sejak ia ma
sih duduk di bangku Kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Dari ketekunannya itulah kini ia mampu berprestasi dan mengangkat derajat kedua orang tuanya.

"Saya belajar Karate sejak duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar", katanya.

Kepada media suarabojonegoro.com ini dirinya menuturkan bahwa untuk meraih prestasi khususnya Cabang olahraga Karate memang tidak mudah, cidera saat bertanding sudah merupakan hal biasa bagi perempuan yang kini duduk dibangku sekolah kelas 12 SMAN 4 Bojonegoro ini.

"Kalau cidera fatal tidak pernah, tapi kalau terkilir, bengkak, kena pukul dan tendang itu suatu hal yang sudah biasa", ujarnya.

Walaupun banyak prestasi yang ia torehkan namun hal ini tidak membuatnya sombong dan tinggi hati, bagi dirinya prestasi tertinggi adalah dimana ia bisa membanggakan kedua orang tuanya serta membuatnya selalu tersenyum.

"Bagi saya membanggakan kedua orang tua, membuat mereka tersenyum adalah merupakan puncak prestasi tertinggi", ujar perempuan lima bersaudara ini. (Bim/red)

08 April 2017

Wanita Lulusan S1 ini Jadi PSK Di Eks Lokalisasi Kalisari Karena Frustasi

    Sabtu, April 08, 2017  
Reporter : Bima Rahmat


suarabojonegoro.com -  Mawar (bukan nama sebenarnya) adalah seorang Pekerja Sek Komersial (PSK) asal Kabupaten Blora yang terjaring di lokalisasi Eks Kalisari Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro, dia adalah salah satu dari PSK yang terjaring Razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bojonegoro, Kamis (07/04/17) malam.

Kepada media suarabojonegoro.com ini dirinya menceritakan kisahnya dan melakoni pekerjaan haram tersebut karena frustasi sebab dulunya ia pernah mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Jumat (07/04/17).

"Saya frustasi karena dulu pernah mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga", katanya.

Mawar yang mengaku lulusan Sarjana Pendidikan disalah satu Universitas Surabaya ini menyatakan bahwa, dirinya baru melakoni pekerjaan ini baru satu tahun. Akan tetapi pekerjaan sebagai PSK ini hanyalah sebagai pelarian saja, sebab selain sebagai PSK dirinya mempunyai beberapa usaha-usaha lain seperti Rumah makan, usaha air minum, usaha berjualan sayur mayur, matreal bahkan perkriditan.

"Sebenarnya saya punya banyak usaha, pekerjaan ini hanya untuk pelampiasan saja", terangnya pada media ini.  

Dalam kesempatan ini wanita 37 tahun tersebut mengaku bahwa dirinya milih-milih pria hidung belang, ia mengaku hanya melayani pria dengan usia diatas 17 tahun sampai 35 tahun, akan tetapi dirinya juga mengaku juga pernah melayani pria dibawah umur yakni 15 tahun, selebihnya itu dirinya tidak mau melayani.

"Saya hanya mau melayani usia diatas 17 tahun hingga 35 tahun, tapi pernah juga melayani dibawah umur juga", tambahnya.

Wanita yang menjalani profesi ini selama satu tahun lebih ini menuturkan bahwa dirinya pernah juga melayani dari kalagan oknum pejabat mulai dari PNS, Lurah, Camat bahkan oknum Anggota Dewan.

"Pernah juga melayani pejabat-pejabat seperti PNS, Lurah, Camat dan Anggota Dewan", katanya.

Walaupun demikian dirinya juga menyatakan dan mengingatkan kepada para lelaki hidung belang agar tidak jajan sembarangan karena walau bagaimanapun juga Istri dirumah adalah wanita terbaik dari yang terbaik.

Adapun bagi para Istri dirinya berpesan agar selalu menghargai suami dan selalu memberikan pelayanan terbaik bagi suaminya agar tidak bermain serong dengan perempuan lain.

"Berilah pelayanan yang terbaik bagi pasangan masing-masing, walau bagaimanapun juga pasangan reami adalah yang terbaik", pungkasnya. (Bim/red).

Foto: Ilustrasi

05 April 2017

Sally Atyasasmi, Aktivis Perempuan Yang Perjuangkan Nasib Perempuan

    Rabu, April 05, 2017  
Reporter : Bima Rahmat

suarabojonegoro.com -  Perempuan tidak harus berpangku tangan melihat fenomena yang terjadi disekitarnya, seperti munculnya "HOAX" atau berita bohong yang sekarang menjamur dimana-mana, termasuk di Kabupaten Bojonegoro. Sebagai anggota Dewan Pemerintah Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Sally Atyasasmiselalu berupaya memperjuangkan nasib perempuan di Kota Ledre, serta menerima gagasan dan ide baru dari semua lapisan masyarakat. Rabu (05/04/17).

Diceritakan Sally sapaan akrabnya, sejak kecil ia suka berinteraksi dengan banyak orang, melalui lingkungan sekitarnya, organisasi sekolah, perguruan tinggi maupun dalam perbincang-bincangan sehati-hari dengan orang yang ia temui.

"Dari hal itu saya belajar memperkaya wawasan dan pengetahuan dan yang tidak kalah penting adalah mendengarkan gagasan dan ide dari orang lain", kata poliyis Gerindra Bojonegoro itu.

Namun mendengarkan gagasan dan ide orang lain tersebut, apalagi gagasan itu tidak sejalan dwngan pemikiran kita. Sebagai makhluk hidup pasti memiliki naluri untuk mempertahankan diri dengan berfikir bahwa gagasannya adalah yang benar, sedangkan yang lain adalah salah.

Hal itu sekarang menjadi pemantik "Civil War" atau perang sipil pada masyarakat kita, dimana masyarakat saling hujat, memaki dan mem-bully satu sama lain hanya karena berbeda pendapat dan gagasan.

Menurutnya, semenjak tumbangnya orde baru dalam demokrasi dimana semua orang dapat dengan bebas mengungkapkan pendapat mereka. Bahkan semakin terlihat saat ini dengan kemajuan digital semua orang dapat memperoleh Informasi dan berinteraksi dengan seluruh penjuru dunia dalam satu genggaman yang disediakan dalam telepon pintar (Smartphone).

"Sehingga masyarakat dari berbagai lapisan dan latar belakang juga turut bergerak dan memperhatikan dinamika perpolitikan yang terjadi di tanah air. Terlebih dalam isu-isu politik elektoral sebagaimana yang terjadi pada pemilihan presiden pada tahun 2014 maupun pada pemilihan kepala daerah yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta bahkan dari berbagai penjuru I
ndonesia", terangnya.

Disayangkan Sally , masyarakat begitu mudah menelan provokasidan propaganda yang bersumber dari berita " HOAX". Alih-alih mencari kebenaran akan sumber berita kebanyakan, orang langsung membagikan berita tersebut hanya klik tombol "share"kemudian dalam sekejap menjadi viral padahal belum tentu akan kebenarannya.

Merekamembagikan Informasi tanpa membaca dengan teliti, berusaha mencari sumber dan kebenaran berita sama dengan menyebar luaskan kebodohan. Belum lagi banyaknya berita hoax yang tidak hanya sekedar menebar kebohongan tetapi juga bersifat menghasut dan menebar kebencian yang berdampak pada perdebatan panjang dan bersitegang hanya karena sebuah berita bohong.

"Masyarakat harus jelidalam membaca pemberitaan, perdebatan dalam perbincangan politik. Memang sesuatu yang tidak dapat dihindakan namundalam koridor yang diperdebatkan adalah perbedaan pendapat, gagasan dan ide", tutur Sally.

Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk bisa menerima perbedaan sebagai sebuah keberagaman bukan sebuah kekurangan yang harus diseragamkan.

"Namun dinamika yang terjadi saat ini juga sebagai bahan pembelajaran, sehingga ketika Kota Ledre semakin mendekati momen politik elektoral masyarakat sudah benar-benar siap dan berpartisipasi aktif sebagai pemilih cerdas", jelasnya.

"Oleh karena itu sebagai perwakilan perempuan, saya juga harus secara ko
nsisten dan berkomitmen untuk menyuarakan kebijakan yang berpihak pada kaum perempuan", pungkasnya. (Bim/red).

04 Maret 2017

Sensasi Hoyag-Hayig, Jembatan Bambu Diatas Sodetan Kali

    Sabtu, Maret 04, 2017  
Reporter: Iwan Zuhdi

suarabojonegoro.com -  Siang itu, rerimbunan pohon bambu disekitar jalan Pilang Dusun Kaligede Desa Pilanggede Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro nampak memberi kesejukan tersendiri bagi para pengguna jalan. Naasnya, ratusan pohon bambu itu kini hanya menyisakan akar serabut dan potongan-potongan bambu setelah digaruk total oleh alat berat milik salah satu perusahaan pengerjaan proyek sipil di desa setempat. Dan kini dibuat sodetan kali dan jembatan bambu.

Dulu, diceritakan oleh salah satu pemuda setempat, Kothib, sepanjang jalan di sekitar area jembatan bambu itu tumbuh hijau pohon bambu. Setelah selang beberapa hari adanya proyek sipil di bagian utara, diharuskan ratusan pohon bambu tersebut ditebang. Alih-aling untuk memperlancar aliran air di sodetan kali, biar terbuang ke Bengawan Solo, sebab pihak pengerjaan proyek harus membendung air kali.

Sebelumnya, pembuatan sodetan hanya berkisar 1 hingga 2 meter saja. Warga dan tenaga perusahaan pengerjaan proyek sipil tersebut hanya memasang bong atau biasa disebut yudit, kemudian diatasnya ditumpuki tanah dan material batuan pegunungan. Sehingga, pengendara roda dua maupun roda empat masih bisa lenggang melintas diatasnya.

Naasnya, hingga berjalan 3 bulan, hampir puluhan kali jembatan bambu tersebut mengalami kerusakan. Sering diterjang air kiriman dari hulu kali, juga disebakan kondisi bambu itu sendiri yang rapuh. Seringkali warga disekitar harus memutar arah, melewati jalan, 4 kilometer lebih jauh dari yang biasanya.

Warga tak terlihat ada yang geram. Seringkali hanya berbicara dibalik peristiwa yang tragis itu (Ngrasani/red). Rasa gotong royong warga sekitar muncul dan masih terjaga hingga saat ini, terbukti tiap kali rusak warga berbondong-bondong memperbaiki jembatan yang menjadi akses utama warga sekitar.

Warga tak bisa menyalahkan siapapun. Dilematis, disatu sisi ada pembuatan proyek negara yang harus selesai, disisi lain adanya sodetan kali ini dinilai sering kali menggangu aktivitas warga setempat.

Awal bulan Maret 2017 ini, air luberan Bengawan Solo kembali menerjang jembatan tersebut. Tinggi muka air menunjukan angka 14.00 peilschall semakin membuat warga setempat resah. Sesekali warga yang melintas harus nekad melewati jembatan yang sudah terendam air banjir berwarna cokelat tersebut.

Kejadian tragis diperparah dengan kaondisi jembatan. Banyak anyaman bambu yang dipasang sebagai papan lintas jembatan mengalami rusak berat. Anyaman yang sudah kendor membuat adanya lubang-lubang yang menganga. Pelintas harus meraba-raba, memilih jalan yang tidak membahayakan.

Berbagai pihak sering berkoordinasi terkait adanya pembangunan proyek sipil ini. Tidak hanya Desa Pilanggede, 6 desa tetanggapun ikut memikirkan bagaimana solusi dari kendala adanya benca alam ini.

Tersiar kabar, sambil menunggu air banjir turun, berbagai matetial disiapkan untuk membenahi jalan putus yang dulunya juga terdapat satu tiang listrik yang ikut terseret derasnya air sodetan. Namun, hingga kini, warga dan pengguna jalan lainya hanya bisa betsabar, menikmati sensasi hoyag-hayig jembatan bambu yang penuh cerita ini. (Wan/Op/Red)

08 Agustus 2015

Karawitan Tergerus Jaman

    Sabtu, Agustus 08, 2015  
SuaraBojonegoro - Seni karawitan adalah warisan leluhur di tanah jawa, yang kini keberadaanya mulai tergerus zaman, seiring perkembangana seni musik modern menjadi tantangan dan bergesernya seni tradisional ini. sempat tertekannya seni karawitan pada masa pki juga merupakan kendala perkembangan seni gamelan ini.

Mulai menjamurnya musik modern di negeri in, semakin menyisihkan seni seni tradisional gamelan Karawitan yang pernah dikembangkan oleh para Wali Songo dalam menyebarkan aggama Islam salah satunya adalah seni tradisional gamelan karawitan.

Jenis seni ini mulai berkurang para penggemar dan peminatnya dibanding seni tradisional yang lain seperti langen tayub, Seperti di sampaikan salah satu penabuh gamelan Karawitan Rusdianto (36).

“Karawitan mulai sulit mendapatkan penggemar, sehingga hanya pada acara acara seremonial; tertentu yang biasanya di adakan oleh pemerintahan, barus seni ini kelihatan,” Kata Rusdianto.

Menurut Rusianto di kabupaten Bojonegoro beberapa sekelompok anak muda yang peduli dengan seni karawitan mencoba menggali potensi dan melatih diri agar bisa mempertahankan warisan leluhur ini, meskipun disisi lain tidak sedikit kawula muda yang enggan dengan musik tradisional karawitan ini.

"Kami bersama teman teman berusaha masih mempertahankan seni karawitan ini dan berupaya memperkenalkan kepada khalayak muda seperti di sekolah sekolah dan kegiatan organisasi lainnya," Terangnya pasa suarabojonegoro.com.

Rusdiantojuga menceritakan bahwa seni karawitan ini mengalami berbagai kendala sejak pada tahun 1965, pada masa gerakan g 30 s pki, karena para penabuh gamelannya saat itu merasa ketakutan di tuduh sebagai anggota PKI, dan banyak pemain karawitan masa itu memilih berhenti bermain gamelan karawitan.

Sulitnya menabuh gamelan tradisional untuk karawitan ini ternyata merupakan satu filosofi, sebagai bentuk melatih kebersamaan antar sesama masyarakat, karena sulitnya menabuh gamelan tersebut.

 “ untuk memelajari menabuh gamelan ini harus memakan waktu yang sangat lama, sehingga selain melatih kebersamaan juga melatih kesabaran,” imbuh Rusdianto. (Anggoro)

13 Juli 2015

Ini "Bedes" Bukan Bentor

    Senin, Juli 13, 2015  


SuaraBojonegoro - "Bukan untuk tujuan lain, ini kami lakukan hanya agar kami yang tua-tua ini masih dapat menafkahi keluarga," ungkap Jaya (pengemudi becak).

Jaya, warga Kelurahan Jetak, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur ini memang mengakui tak mempunyai kemampuan lain untuk menafkahi keluarganya, selain bekerja serabutan dan menjadi penyedia jasa angkutan beroda tiga ini.

Usianya yang semakin bertambah, membuat dirinya merasa perlu untuk memodifikasi alat yang digunakan untuk bekerja itu. Maka sejak beberapa tahun yang lalu, tak hanya dirinya, beberapa rekan seprofesinyapun kemudian memasang satu set mesin di becaknya.

"Kalau becak motor, mungkin jelas larangannya. Karena menggunakan mesin sepeda motor yang harus lengkap surat-suratnya juga sudah jelas dilarang bila dimodifikasi untuk pengangkut penumpang," tambah Jaya.

Ia dan teman-teman yang kebanyakan telah berusia lanjut itupun kemudian menamakan kendaraan modifikasinya dengan sebutan ‘Bedes’ alias Becak Diesel. Ya, karena mesin yang dirakitnya menggunakan mesin diesel yang biasa digunakan untuk mesin perahu ataupun pompa angin.

Bahkan, menurut Jaya, langkahnya itu bukan untuk mengakali pendapatannya. Maklumlah, karena dengan menggunakan tambahan mesin, justru biaya operasionalnya bertambah dibanding dengan menggunakan becak konvensional.

Padahal tarif yang dikenakan oleh pengemudi Bedes ini masih sama dengan tarif becak biasa pada umumnya.

"Tarifnya sama, Rp 10 ribu untuk dalam kota, becak biasa juga segitu," jelas Jaya.

Ditanya mengenai hal-hal yang menyangkut keselamatan, Jaya mengaku bahwa prinsip yang dipegangnya adalah melaju dalam kecepatan yang aman, yakni sama dengan becak pada umumnya. Jaya mengaku, sejak menggunakan Bedes itu, pendapatannya belum mengalami perubahan.

"Tetap, kadang dapat penumpang, kadang tidak sama sekali. Paling jauh adalah dari Terminal ke Pasar Dander, ongkosnya Rp 50 ribu," pungkasnya.

Jaya tak sendiri, ada belasan pengemudi becak lain yang melakukan hal serupa dan biasanya mereka mangkal di Termianl Rajekwesi ataupun di Stasiun Kota. Mereka harus bersaing dengan pengemudi ojek yang usianya relatif lebih muda dibanding rekan-rekan seprofesinya.

Mereka mengaku pernah mengajukan ijin keberadaan Bedes tersebut, nanum oleh aparat yang berwenang diarahkan untuk membentuk paguyuban terlebih dahulu dengan minimal anggota berjumlah 50 orang. (Ram/Red/Esp)

07 Mei 2015

Komisi A Harap BKD Ambil Peran Tegas Kepada PNS Melanggar

    Kamis, Mei 07, 2015  
SuaraBojonegoro - Isu dugaan kepemilikan senjata api (senpi) seorang calo CPNS ditembak mati oleh Polres Gresik yang diperoleh salah satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup pemerintahan kabupaten Bojonegoro ternyata sudah sampai ditelinga Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro selaku komisi yang membidangi kepegawaian daerah (PNS).

"Jika dugaan kepemilikan senjata api (senpi) tersebut benar, tentunya kami akan menghormati dan mengapresiasi proses hukum yang harus diterima oleh PNS tersebut," kata wakil ketua komisi A DPRD Bojonegoro, Anam Warsito. Kamis (7/5/15)

Selain itu, menurut Anam pihaknya selaku Komisi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro yang membidangi kepegawaian daerah meminta agar Badan kepegawaian Daerah (BKD) Bojonegoro memberikan sanksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara tegas, "Karena jika tidak, nantinya hal tersebut bisa mencoreng nama baik seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup Pemkab Bojonegoro," tambahnya.

Lanjut Anam, selain proses hukum yang harus diterima oleh PNS tersebut maka mekanisme kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus dilakukan tanpa tebang pilih.

"Mekanisme kedisiplinan ada di BKD Bojonegoro, kita harap BKD tidak tebang pilih memberi sanksi," tandas Anam.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, salah satu calo Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang sering beroprasi dibeberapa kabupaten di Jawa Timur, Eko Pojo Sriyono, telah mati dtembak oleh polisi Polres Gresik bahkan dugaan yang berkembang calo CPNS yang ditembak mati tersebut memiliki senjata api (Senpi) yang diperoleh dari salah satu PNS dilingkup Pemkab Bojonegoro. (Ney)

KP Akui, Pelaku Penipu CPNS Yang Ditembak Mati Adalah Teman Lama

    Kamis, Mei 07, 2015  
image by: ilustrasi
SuaraBojonegoro - KP, sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Bojonegoro, ketika di konfirmasi suarabojonegoro.com, melalui telephone mengaku bahwa Pelaku yang ditembak mati oleh anggota Satreskrim Polres Gresik, Eko Pujo Sriyono warga Surabaya adalah teman lamanya, Kamis (7/5/15).

"Saya kenal mas itu teman lama saya, dulu biasa komunikasi," katanya melalui ponselnya.

KP sendiri mengaku jika dirinya tidak mengetahaui soal senjata api yang dibawa pelaku, dan dia mengelak jika senjata itu berasal dari dirinya.

"Saya tidak tahu soal pistol, ini saya perjalanan ke Nganjuk mas, kita lihat saja perkembangannya," kata KP singkat.

Sebelumnya diberitakan bahwa pelaku penipuan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang ditembak mati oleh Polisi mengaku bahwa senjata apinya berasal dari seorang berinisial KP. Dan menurut pelaku, KP adalah staf di Dinas Perhubungan di Bojonegoro.

Terbongkarnya sindikat kepemilikan pistol (Senjata Api) yang diduga berasal dari salah satu Pegawai Dishub Bojonegoro ini berinisial KP, seperti disampaikan pelaku dan pelaku mengaku sebagai Anggota BIN (Badan Intelejen Negara), Eko Pojo Sriyono warga Surabaya yang ditembak mati oleh anggota satuan Reskrim Polres Gresik, karena berusaha melawan petugas, dan berakhir dengan tragis setelah 4 peluru panas bersarang di tubuhnya. (Ang)

06 Mei 2015

Kadishub Akui, KP Pernah Tunjukkan Pistol

    Rabu, Mei 06, 2015  
image by: ilustrasi
SuaraBojonegoro - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Bojonegoro Iskandar ketika ditemui Wartawan sempat mengaku bahwa dirinya pernah diperlihatkan oleh KP yang menjabat sebagai Sekretaris Dishub, sebuah pistol (Senjata api) tapi Iskandar tidak bisa menjelaskan apakah Pistol tersebut peluru tajam atau tidak karena dirinya tidak mengetahui dengan jelas. Rabu (6/5/15)

Iskandar juga mengaku bahwa dirinya mendengar terkait persoalan yang menimpa KP, akan tetapi menurut Iskadar tampaknya KP biasa biasa saja tampak tidak terjadi apa apa, namun Iskandar juga menyebutkan KP tampaknya gugup tidak seperti hari biasanya.

"Kita tidak tahu apakah pelaku yang ditembak mati tersebut ada hubungan sindikat CPNS dengan KP," kata Iskandar.

Sebelumnya seusai apel pagi, Iskandar memerintahkan KP untuk mewakili dirinya rapat gabungan di kantor Disnaker. Menurutnya, apabila KP ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi Gresik, kondisi itu adalah tanggungjawab dari KP sendiri.

"Jadi urusannya KP adalah urusan pribadinya dan tidak ada urusan dengan kantor Dishub untuk melibatkan diri," tambah Iskandar,

Munculnya nama pejabat Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkab Bojonegoro berinisial KP, yang diduga terlibat sindikat penipuan CPNS dan kepemilikan senjata api, bersamaan dengan tewasnya Eko Puji (37) yang ditembak peluru panas polisi gresik.

Hal tersebut menjadi bahan pembicaraan di Kantor UJI KIR Dishub atas keterlibatanya KP tersebut bahwa, Eko Puji warga Desa/Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro adalah Calo CPNS yang sering beroperasi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Tuban. Sebelum ditembak mati, Senin (4/5) malam, dia ditangkap dari salah rumah makan di Gresik oleh Satreskrim Polres Gresik.

Adapun dalam penangkapan pelaku ditemukan juga barang bukti berupa dua buah senjata api, satu senjata soft gun, uang tunai Rp 150 juta dan berkas palsu untuk memuluskan penipuan CPNS. (Ang)

Sindikat Penipuan CPNS Akui Dapat Pistol Dari KP, Pegawai Dishub Bojonegoro

    Rabu, Mei 06, 2015  
image by: ilustrasi
SuaraBojonegoro - Kapolres Gresik AKBP Ady Wibowo, menyatakan bahwa pelaku Penipuan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang ditembak mati oleh Polisi mengaku bahwa senjata apinya berasal dari seorang berinisial KP. Dan Menurut pelaku, KP adalah staf di Dinas Perhubungan di Bojonegoro.

Terbongkarnya sindikat kepemilikan pistol (Senjata Api) yang diduga berasal dari salah satu pegawai Dishub Bojonegoro ini berinisial KP, seperti disampaikan pelaku dan pelaku sebelum di Tembak hingga Mati oleh Polisi mengaku sebagai Anggota BIN (Badan Intelejen Negara), Eko Pojo Sriyono warga Surabaya yang ditembak mati oleh anggota satuan Reskrim Polres Gresik, karena berusaha melawan petugas, dan berakhir dengan tragis setelah 4 peluru panas bersarang di tubuhnya.

Awalnya, Polisi sejak lama mengintai pelaku setelah ada laporan bahwa ada orang yang bertransaksi pembayaran uang supaya bisa lolos menjadi CPNS. Polisi mencurigai pelaku karena membawa senjata api tanpa surat ijin, Polisi juga menemukan berbagai dokomen, atribut TNI dan dua senjata api lainnya. Polisi juga menemukan uang tunai Rp 153 juta.

Polisipun menyeret pelaku ke Bojonegoro, dan dalam perjalanan pulang ke Gresik, tiba tiba pelaku hendak merebut senjata polisi. Menurut polisi, pelaku sempat kabur dari mobil polisi, Polisi pun menembak pelaku hingga tewas.

Hingga saat ini KP yang menjabat sebagai Sekretaris Dishub Bojonegoro belum bisa di mintai keterangan dikarenakan sedang mengikuti rapat di Kantor Pemkab Bojonegoro.

"Pagi tadi saya suruh mewakili rapat di Pemkab," kata Iskandar Kepala Dishub Pemkab Bojonegoro saat di temui Wartawan. Rabu (6/5/15). (Ang)

08 April 2015

Jadi Broker Solar Non Subsidi, BUMD Akui Tambah Pendapatan

    Rabu, April 08, 2015  
SuaraBojonegoro - Di dunia distribusi BBM Non Subsidi, memang yang berperan penting adalah broker atau dapat disebut semacam calo yang mengurusi segala keperluan pabrik, terutama di Bojonegoro, berdirinya kilang milik Pertamina yang dioperatori oleh PT TWU (Tri Wahana Universal) di Desa Katur Kecamatan Kalitidu.

Para broker berkompetisi untuk menjual produksi BBM dari sana, yang dijual bukan yang BBM bersubsidi. Namun informasi sementara menjual BBM Non Subsidi. "Setiap perusahaan yang butuh BBM pasti selalu punya broker," terang Laskuri (50) warga didekat kilang, Selasa (8/4/15).

Broker itu terdiri dari perorangan, bahkan dari perusahaan bonafid. Salah satunya dari BUMD PT BBS milik Pemkab Bojonegoro. Dikonfirmasi tentang bisnis tersebut, Direktur PT BBS Dedy Affedick membenarkan, apabila dikategorikan tidak bergengsi biarlah orang yang mengatakan. Dia mengakui BUMD yang dipimpinnya menjualkan solar non subsidi ke sejumlah pabrik mitranya.

“Tapi ini berpeluang untuk pendapatan," katanya singkat.

BUMD, untuk perbulannya dapat meraup pendapatan sekitar Rp 100 juta hingga Rp 200 juta, tergantung dari permintaan kebutuhan pabrik yang menjadi langganannya. BUMD untuk memuluskan bisnisnya itu juga menggandeng perusahaan yang memiliki truck angkut.

Sistem kerja dari pantuan Memo, untuk mencukupi kebutuhan solar non subsidi, pemilik pabrik tinggal menghubungi broker. Sehingga order PT TWU selalu datang dari para broker. Hampir tidak ada pemilik pabrik yang butuh solar non subsidi melakukan kontak langsung dengan pihak kilang. Pendapatan para broker ini didapat dari selisih harga solar non subsidi yang dibanderol PT TWU dengan yang dibeli oleh pihak pabrik (pembeli:RED). Sehingga, tidak ada *fee* untuk makelar tersebut.

Keuntungan murni didapat dengan menjual lebih mahal. Para broker sudah punya langganan pangkalan solar non subsidi sendiri. (Ang)

07 April 2015

Dugaan Upeti Dari Pabrik Paving Yang Masih Terjadi

    Selasa, April 07, 2015  
SuaraBojonegoro - Upeti ternyata tidak terjadi pada zaman kerajaan, untuk memuluskan bisnis pribadi demi kepentingan masyarakat luas, dugaan adanya permainan dalam tata niaga material paving untuk proyek jalan poros di Kabupaten Bojonegoro, yaitu dengan cara mengarahkan pelaku pengerjaan untuk membeli ke pabrik paving yang ditunjuk, ternyata bukan rahasia umum. Proyek pavingisasi yang bernilai ratusan juta itu sarat kepentingan untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Bahkan untuk golnya masuk dalam pengarahan, boss pabrik paving wajib mengeluarkan upeti. Apabila tidak melakukannya, selamanya tidak akan dapat menjual produksi pavingnya dalam proyek Pemkab Bojonegoro.

Untuk dibuktikan tidak semudah membalikkan tangan. Keterangan yang diperoleh media suarabojonegoro.com, Selasa (7/4) secara terang terangan menyebutkan cara yang tidak beretika itu telah menjadi kebiasaan dan telah berlangsung aman dan tersistem. Siapa pelakunya, narasumber terpercaya tidak mau berandai andai dan meyakini permainan kotor di tata niaga material paving sedang terjadi.

“Yang dapat membuktikan, hanya internal Pemkab Bojonegoro," tegas sumber yang memohon namanya tidak dipublikasikan.

Permainan kotor itu terjadi dalam dua jenis pekerjaan, di lelang maupun di penunjukan langsung (PL). Biasanya dalam dokumen dukungan pabrik paving tertentu yang disertakan dalam memenangkan lelang, untuk PL dengan cara memilih pabrik paving yang direkomendasi secara lisan.

Mendengar informasi pedas tersebut Ketua Parlemen Watch Bojonegoro (PWB) Hery Pelupessy meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam tata niaga material paving dalam proyek jalan untuk segera merubah sistem yang terjadi.

“Kalau bau busuk dipendam, pasti tak lama terbongar. Sudahi saja cara yang tidak baik," tegasnya.

Mantan DPRD Bojonegoro era Suharto itu berharap adanya profesionalitas untuk pihak yang dituding, meskipun tudingan itu belum terbukti.

Menurutnya tidak ada api apabila belum dinyalakan, sehingga tudingan untuk menyikapi. Dia meyakini tetap ada, pihak yang bermain main dalam proyek paving.

“Kan lebih enak bekerja seadanya daripada jadi sorotan, apalagi bila terjerat hukum," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah pejabat Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Jiman membantah adanya arahan atau rekomendasi yang diterapkan dalam tata niaga material paving dalam proyek jalan di wilayah kerjanya.

“Tidak ada yang demikian, pihak pemenang tender dan penerima PL yang berhak memilih pabrik, untuk kebutuhan material pavingnya," katanya dalam SMS jawaban ke salah satu wartawan.

Pantuan di lapangan, benar atau salahnya tudingan yang telah menjadi pergunjingan, faktanya terdapat sejumlah pabrik paving yang mengalami nasib tidak baik. Pekerja di PHK dan tidak lagi ada produksi paving dan gerbang pabrik di tutup, kondisi itu terjadi di sejumlah pabrik paving. Sedangkan yang aman, pabrik pavingnya masih berjalan dan tetap memproduksi material paving. (Ang)

22 Desember 2014

12 Ucapan di Hari Ibu Paling Menyentuh

    Senin, Desember 22, 2014  
SuaraBojonegoro - Hari ini senin, 22 Desember adalah hari Ibu. Mayoritas onliner merayakan hari ibu dengan memposting ucapan di media social seperti Twitter dan Facebook, namun kebanyakan di Path.

Postingan-postingan itu selain ucapan dan doa, banyak onliner yang menceritakan kenangan akan kasih sayang dan kebaikannya sejak dari masa bocah sampai sekarang.

Ibu adalah segalanya bagi anak-anaknya. Sampai pagi ini, postingan ucapan hari ibu dengan “Selamat Hari Ibu”, “I love You Mom” dan “Happy Mothers Day” menjadi trending topic.

Ciapan-ciapan mereka di Twitter sangat menyentuh. Kalau kita membacanya, kita akan menjadi lebih mencintai Ibu, orang yang telah melahirkan kita ke dunia. Dan ingin memeluknya lebih erat.

Berikut beberapa ciapan yang menyentuh itu:





Sumber: http://citizen6.liputan6.com/read/2150555/12-ucapan-di-hari-ibu-paling-menyentuh

08 Agustus 2014

Ini Plus Minus Asuransi Kecelakaan

    Jumat, Agustus 08, 2014  
Membeli asuransi termasuk asuransi kecelakaan memang penting. Namun, perlu diketahui untung rugi dan jenisnya.

Ada asuransi kecelakaan bisa dilakukan sekali untuk satu kali perjalanan darat, laut, maupun udara yang sudah termasuk dalam harga tiket.

Selain"Kecelakaan diri kan tidak hanya terjadi saat perjalanan, di rumah saja orang bisa mengalami kecelakaan, misalkan tertimpa benda apa, atau kena paku atau apa, jatuh dan bisa segala macam. Ini kelebihannya. Bedanya yang reguler misalkan dia ada jaminan asuransi selama setahun,” ujar dia.

Untuk besaran biaya premi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Julian mengungkapkan, asuransi kecelakaan dalam sekali perjalanan biasanya berkisar antara Rp 20.000. Klaim yang didapat dari pembayaran premi ini berbeda-beda baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Ia menyebutkan, untuk pertanggungan asuransi kecelakaan dalam negeri besarannya mencapai Rp 10 juta sampai Rp 50 juta, sementara untuk luar negeri antara Rp 25 juta sampai Rp 100 juta.

“Ini untuk korban meninggal dunia. Umumnya kalau sekali trip ada jaminan meninggal dunia,” katanya.

Sedangkan kalau tidak meninggal dunia, misalkan cacat tetap atau permanen, maka pertanggungannya 50% dari nilai pertanggungan meninggal dunia. “Tapi ini harus yang cacat permanen, tapi ini juga dilihat lagi bagian mana yang cacat, jadi akan dihitung persentasenya,” kata Julian.

Ada lagi tidak meninggal dunia, tidak cacat, tapi hanya kecelakaan biasa yang butuh pengobatan. Ini akan dijamin maksimal 10% dari nilai pertanggungan meninggal dunia.

“Jadi misalkan dari Rp 100 juta, 10% nya berarti Rp 10 juta, ya pertanggungannya segitu, tapi kalau ternyata pengobatan hanya Rp 5 juta sudah sembuh ya Rp 5 juta, pokoknya maksimal 10% dari nilai meninggal dunia," katanya. Misalkan asuransi reguler tahunan Rp 200 ribu. Sedangkan yang sekali trip biasanya hanya dibayar kira-kira Rp 20 ribu. Namun begitu, nilai premi asuransi kecelakaan akan hilang jika dalam kurun waktu yang ditentukan, pemilik polis tidak mengalami kecelakaan apa pun.

“Kelemahan misalkan kecelakaan tidak terjadi ya uang hangus karena memang tidak ada unsur savingnya, ini namanya premi risiko. Secara umum asuransi kecelakaan memang seperti itu. Berbeda kalau jangka panjang misalnya, pasti ada penawaran apakah hanya asuransi saja atau sekalian saving atau investasi. Kita harus tahu apa yang dijamin dan dikecualikan karena kalau tidak, ini bisa menjadi permasalahan di kemudian hari,” pungkasnya., bisa juga membeli asuransi kecelakaan reguler yang dibayarkan rutin per bulan atau per tahun. Masing-masing punya kekurangan dan kelebihannya.

"Plus minusnya berbeda-beda. Untuk asuransi kecelakaan sekali trip, plusnya relatif harganya lebih murah dan dibayar sekali untuk satu keperluan saja," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor saat dihubungi.

Selain itu, asuransi kecelakaan untuk satu kali perjalanan bisa dibeli di konter-konter yang mudah diakses seperti terminal bus, stasiun kereta, atau bandara. Asuransi ini biasanya sudah satu paket dengan harga tiket. Namun begitu, membeli asuransi single trip ini hanya berlaku untuk satu kali perjalanan.

"Sekali trip biasanya ada package-nya, termasuk asuransi kecelakaan, atau kecelakaan umum. Sekarang ada beberapa konter menawarkan asuransi kecelakaan seperti di terminal, stasiun, bandara, jadi ini simpel, tapi ini kan cuma sekali saja, selebihnya ya nggak ada jaminan,” katanya.

Sementara dalam asuransi kecelakaan yang dibeli secara reguler setiap bulan atau tahun, Julian menyebutkan, akan ada jaminan kecelakaan selama setahun penuh. Pemilik polis hanya membayar premi setiap bulan atau tahun, namun perlindungannya sepanjang tahun.

sumber : detik.com/Finance

11 Juli 2014

Isi Liburan Dengan Mencari Ikan

    Jumat, Juli 11, 2014  
SuaraBojonegoro - Berbagai cara dilakukan oleh anak anak, dalam mengisi kegiatan saat liburan sekolah, salah satunya adalah membantu para orang tua mereka menjaring ikan di Sungai Begawan Solo, saat kondisi air sungaimulai surut di musim kemarau ini.

Selain menjadi liburan tersendiri, kegiatan ini juga bisa membantu orang tua mereka mendapatkan penghasilan tambahan bagi.

Sepertiyang terjadi di SungaiBegawan Solo, tepatnya di desa Leran Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, anak anak ini tampak senang dan gembira dipinggiran sungai Begawan Solo bersama orang tua mereka.

Farid bersama Anak anak lainnya sejak liburan sekolah sambil bermain bersama memilih membantu orang tua mereka menangkap ikan disungai Begawan Solo Bojonegoro.

“Kami senang bermain di sungai Begawan Solo sambil mencari ikan bersama bapak, karena tidak ada kegiatan lain,” Kata Farid.

Orang tua anak anak ini memang sengaja memanfaatkan surutnya air sungai begawan Solo dengan menangkap ikan menggunakan jaring, karena biasanya akan ada banyak ikan yang berada di Sungai saat musim kemarau dan mudah di tangkap.

Dengan dibantu anak anak mereka, para orang tua ini menjadi nelayan sungai Begawan Solo Musiman, dan ikan yang dapat di tangkap diantaranya adalah ikan bader, ikan wader Ikan Cendil, dan lainnya. Dari hasil tangkapan ikan ikan yang didapat nantinya dijual ke warga yang lain dengan harga Rp. 5 ribu perkilonya, “nanti ikan ini kita jual ke warga yang mau,” Papar Supardi (49) Salah satu orang Tua Anak anak.

Para orang tuapun membiarkan anak anak mereka membantu menangkap ikan disungai Begawan Solo, karena dari pada hanya bermain, menangkap ikan juga melatih jiwa semangat anak anak, untuk lebih punya jiwa kerja sama.

“Karena menarik jala kan perlu kebersamaan, jadi anak anak ini bisa berlatih kebersamaan dengan teman yang lainnya, untukmendapatkan hasil yang baik,” Terang Supardi. (Sylvia)

25 Juni 2014

Dilema Penambang Pasir: Dituding Biang Jebolnya Tanggul

    Rabu, Juni 25, 2014  
TUBAN - Penambang pasir tradisional di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Solo terancam kehilangan mata pencaharian menyusul ambrolnya tanggul di wilayah Kecamatan Soko hingga Kecamatan Widang, Tuban. Matahari pagi di Dusun Tapang, Desa Campurejo, Kecamatan Rengel, di hari Seni belum setinggi galah. Tapi, Suradi, 47, seorang penambang pasir tradisional di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo dengan tertatih-tatih menaiki tebing sungai yang airnya mengalir sampai jauh ini.

Otot-ototnya tampak menonjol seolah hendak keluar dari kulitnya yang hitam legam, menahan beratnya pasir yang dipikulnya. Sejenak mata lelaki itu tertegun di antara tempat timbunan pasirnya. Namun ia hanya terpaku sembari terus menatap curiga. Penambangan pasir di DAS Bnegawan Solo memang sudah sejak lama dilarang. Namun bagi Suradi dan umumnya penambang pasir di tempat itu, seberapa pun kerasnya larangan mengambil pasir Bengawan Solo yang diberlakukan, tidak akan pernah menyurutkan nyalinya.

Bagi para penambang seperti Suradi itu, rasa lapar lebih menakutkan ketimbang ancaman aparat. Bahkan, pusaran air di Bengawan Solo yang sewaktu-waktu bisa mengancam nyawanya, tak pula dihiraukan. ”Sekarang semuanya serba sulit. Hanya ini satu-satunya jalan hidup saya,” kata Suradi. Walau pun dalam sehari belum tentu mereka berhasil mengantongi Rp 10 ribu, menurut mereka itu lebih baik daripada membiarkan dapur keluarganya tak mengepul.

Pasir yang diangkut sedikit demi sedikit dari dasar bengawan Solo itu, tidak bisa langsung ditukarkan uang. Suradi perlu waktu sepuluh hari untuk bisa merasakan hasil kerja keras beresiko tinggi itu. Malah sering pula sebulan belum juga ada truk yang datang mengangkutnya.Pasir hitam di tempat itu, konon, mutunya tidak terlalu bagus, sehingga sangat jarang diminati pembeli, walau harganya jauh lebih murah dari pasir dari Jombang atau Bojonegoro.

Untuk tiap rit atau satu truk ban dobel, kata Suradi, dijual Rp 150 ribu Kawan-kawan Suradi berjmlah sekitar 25 orang, hari itu juga tidak tampak. Hanya Suradi dan empat orang penambang pasir yang tampaknya tak peduli larangan petugas.

Tetapi, kata Suradi, rekan-rekan lainnya tidak menambang karena air bengawan mulai naik, bukan lantaran takut pada larangan pemerintah. Jika air sudah mulai naik, ungkap Suradi, pasir yang didapat tidak seberapa bagus dan sedikit sekali. Suradi sendiri mengaku baru berhasil mengangkut tujuh pikul hari itu. Jika air bengawan Solo surut, sehari bisa lebih dari 30 pikul, sejak jam 5 pagi hingga jam 3 sore.

Suradi bukannya tak tahu jika pekerjaannya itu mengakibatkan kerusakan lingkungan di DAS Bengawan Solo. Tetapi bapat tiga anak itu tidak mau jika profesinya tersebut dituding menjadi satu-satunya sebab rusaknya tanggul Bengawan Solo. “ Masak hanya dengan cekrak (alat angkut pasir dari anyaman bambu, Red) dan ember saya bisa menjebolkan tanggul,” kilah Suradi tak bermaksud membela diri. (ami/SuaraBojonegoro)

Foto: lensaindonesia.com

19 Juni 2014

Trucuk Bakau Antisipasi Tsunami

    Kamis, Juni 19, 2014  
TUBAN - Parahnya kondisi pantai di wilayah Kabupaten Tuban sepanjang 65 Km perlu adanya trucukisasi sebagai langkah awal untuk mengatasi masalah abrasi dan pengikisan pantai. Sebab penanaman mangrove (pohon bakau-red) akan tidak ada artinya jika trucukisasi tidak di lakukan terlebih dahulu.

"Trucuk adalah langkah awal sebelum pohon bakau kita tanam, karena tanpa trucuk bakau yang kita tanam akan habis digerus gelombang. Sebab tidak adanya penahan gelombang," kata aktivis lingkungan Tuban, Atmo, di kediamannya di Widang..

Menuru Atmo, kawasan pesisir sebagai wilayah rawan tsunami mutlak dijadikan zona konservasi yang diarahkan pada pemeliharaan ekosistem padang lamun, terumbu karang, dan mangrove. Tak terkecuali pantai utara di Wilayah Tuban.

Oleh karena itu, langkah pemkab setempat bersama masyarakat di pesisir pantai utara Tuban dalam upaya merehabilitasi dan membangun vegetasi perlindungan pantai dengan penanaman mangrove dalam radius minimal sejauh 200 meter dari garis pantai ke arah belakang, patut didukung semua pihak. Tinggi vegetasi, yang disarankan antara 10 sampai 15 meter," katanya.

Atmo mengatakan, untuk menghalau gelombang tsunami ketebalan mangrove harus mencapai 1.200 meter atau dua kilometer ke daratan. Selain itu efek tsunami akan semakin pendek ke daratan pada lahan pesisir dengan kebun ekstensif dan tanaman yang padat. -

Menurut dia, hutan mangrove yang biasanya didominasi tanaman bakau, palem, liana, epifit, dan sikas dapat juga menahan abrasi pantai atau pengikisan daerah pantai akibat gerusan gelombang laut dan juga sebagai tempat memijah ikan konsumsi, misalnya bandeng.

"Fungsi mangrove di sini sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung abrasi, menahan lumpur dan perangkap sedimen agar tidak longsor," tutur Atmo .

Tingkat keberhasilan penanaman mangrove ditentukan kecocokan lahan, menurut Bambang, jenis tanaman serta melihat pasang surut kondisi pantai.

"Jadi sebelumnya harus dilakukan evaluasi lahan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan jenis tanaman karena jenis pohon mangrove ada 89 varietas," ungkap Atmo. (ami/SuaraBojonegoro).

17 Juni 2014

Legen Tuban Sembuhkan Batu Ginjal

    Selasa, Juni 17, 2014  
TUBAN – Minuman khas Kota Tuban yang dideres dari pohon siwalan bernama lgen, tak cuma rasanya yang segar manis. Lebih dari itu, dengan minum legen dipercaya menyembuhkan penyakit kencing batu atau pun batu ginjal. Banyak orang sudah yang terbebaskan dari dua jenis penyakit tersebut. Tak hanya warga masyarakat Tuban saja. Tapi, banyak juga diantaranya dari luar kota . Achmad Zaenuri dan Ishak, keduanya warga Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Gresik.

Dua lelaki paruh baya ini mengaku menderita penyakit kencing dan batu ginjal menahun. “Saya sudah berobat ke dokter spesialis di Gresik dan Surabaya beberapa kali. Tapi, tak juga memperoleh kesembuhan. Setelah beberapa kali minum lgen, Alhamdulilah penyakit kencing batu saya sembuh,” tutur Zaenuri, sewktu tengah beristirahat di area parkir terminal wisata di Jalan Gajahmada, Tuban. Menurut Zaenuri, awalnya dia diberitahu teman sejawatnya sesam guru agar mencoba minum legen asli dari Tuban. Karena, di tempat tingalnya tak terdapat legen, terpaksa harus perdi ke Tuban yang jaraknya sekitar 70 meter mengendarai motor.

“Di sekitar pasar Bungah memang ada orang Tuban jualan legen. Tapi, sepertinya minuman itu sudah dicampuri air gula. Kata beberapa kawan saya, kalau meminum legen asli setidaknya seminggu tiga kali, batunya akan hancur sendiri,” cerita Zaenuri yang berombongan satu bus dalam rangka ziarah wali sembilan. Sedang Ilyas yang tinggal di sebelah timur Ponpes Qomaruddin, Bungah, ini mengatakan penyakit batu ginjalnya sembuh setelah secara rutin minum legen selama tiga bulan.

“Kalau mau sembuh yang penting harus minum legen asli dari Tuban. Dengan sendirinya, kita juga harus datang ke Tuban,” kata Ilyas yang kini sembuh total dari penyakit batu ginjal yang dideritanya selama hampir dua tahun. Kisah kesembuhan Zaenuri dan Ilyas juga dirasakan oleh Supriyo, seorang mantan pejabat di Pemkab Tuban. Tiap kali buang air kecil, pria yang masih nampak bugar ini, sakitnya tak terperikan akibat batu yang mengeram di saluran kencing.

Supriyo mengungkapkan, mulanya dia tidak tahu kalau legen bias menghancurkan batu ginjal mau pun yang menyumbat saluran air seni. Tapi, lelaki berkumis dengan dua orang anak tersebut baru menyadari kalau penyakitnya setelah disuguhi minuman legen yang baru diunduh dari pohon siwalan milik Sumadi di Desa Tasikmadu. “Kalau kebetulan kita punya penyakit kecing batu atau batu ginjal, dengan minum legen segar secara teratur segerra sembuh,” begitu kata Sumadi seperti ditirukan Suptiyo.

Benar saja, beberapa pecan setelah kerap minum legen sewaktu buang air ada sesuatu yang hendak keluar. Ternyata batu berwarna karang sepanjang 3 cm melompat ke luar dan langsung hancur. Menurut Samuri, warga Desa Boto, Kecamatan Merakurak, legen adalah nira siwalan yang masih baru dan tidak mengalami perubahan rasa sehingga terasa masih manis.

Tapi, legen bisa berubah menjadi tuak dan memabokkan. Untuk memperoleh legen yang asli di Tuban seharga Rp 5 ribu per botol denga isi 1,5 liter tidaklah sulit. Untuk terhindar dari tindak curang beupa pemalsuan, lebih baik dating langsung sentra produksi legen di Desa Tasikmadu, Panyuran, Kecamatan Palang atau Desa Boto, Kecamatan Merakurak serta Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding, sekitar 1 Km arah barat daya Pemandian Bektiharjo.(ami/SuaraBojonegoro)

© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9