28 April 2024

"BaDesTa" Salah Satu Bentuk Usaha BUMDES Desa Banjarsari

    Minggu, April 28, 2024  

SeputarBojonegoro.com - Abdul Qohar 

BOJONEGORO - Berbagai upaya dilakukan dalam mengembangkan badan usaha milik desa (BUMDes). Seperti yang dilakukan BUMDes Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Kabupaten Bojonegoro. BUMDes ini mengembangkan usaha kolam pancing ikan BaDesTa (Banjarsari Desa Wisata), Minggu (28/04/2024)


Ketua BUMDes Desa Banjarsari, H. Sukandar menyampaikan, BUMDes yang dipimpinnya itu memiliki sejumlah kegiatan unit usaha. Salah satunya kolam pancing ikan BaDesTa. 


"Di sini pengunjung umum bisa belajar ataupun menguji kemampuan memancing," ungkap H. Sukandar


Berdasarkan pantauan SuaraBojonegoro.com, area pemancingan ini juga bisa digunakan untuk lomba memancing. Ikan yang ada di dalam juga beragam. Mulai dari ikan bawal, nila, dan lele. Terdapat juga warung makan untuk kebutuhan para pemancing.


Harga memancing pun terjangkau. Dengan hanya membayar Rp 25 ribu per pemancing, mulai jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore. Ikan yang di dapat bisa langsung dibawa pulang.


"Harapan kami ke depan adalah adanya peran dan kontribusi dari semua pihak yang ada di semua tingkatan dalam rangka mengembangkan usaha BUMDes ini," pungkasnya. [red/qo]

12 Januari 2023

Pasar Wisata Bojonegoro Dikunjungi Banyak Siswa, Sebagai Media Belajar

    Kamis, Januari 12, 2023  


SeputarBojonegoro.com
- Afif Fuad H.


Bojonegoro - Pasar Wisata Bojonegoro tak cuma jadi ruang transaksi ekonomi pedagang dan pembeli, namun juga jadi media belajar siswa. Tampak terlihat rombongan Guru SD Roudlotul Ulum Bojonegoro beserta siswa-siswinya datang ke Pasar Wisata untuk belajar tentang wirausaha perekonomian jual beli. Kamis (12/1/2023).


Kegiatan ini mengacu pada Kurikulum Merdeka, yang dikembangkan sebagai kerangka kurikulum lebih fleksibel. Pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. 


Bu Evi salah satu guru dari SD Roudlotul Ulum Bojonegoro mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu program kerja marketing untuk mengajarkan siswa-siswi belajar langsung cara jual beli di pasar.


Selain SD Roudlotul Ulum, tampak juga para siswa dari SMP Negeri 1 Bojonegoro yang melakukan kunjungan ke Pasar Wisata Bojonegoro. Pasar Wisata ini buka selama 24 jam untuk melayani kebutuhan masyarakat Bojonegoro.


Sementara, Kabid PIKP Dinas Kominfo, Panji Ariyo K mengatakan kegiatan ini merupakan out class learning agar pembelajaran lebih bersifat kontekstual dan penuh makna. Tidak sekedar pada teori saja.


Menurut dia, variasi pembelajaran yang unik dan menarik dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Selain itu, mengoptimalkan berbagai sumber belajar termasuk memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah seperti Pasar Wisata ini, merupakan variasi pembelajaran yang dapat dirasakan langsung prosesnya.


"Pasar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan observasi tentang proses transaksi jual beli, mengamati keadaan pasar, mengamati interaksi antar pedagang, melatih secara riil mengatur keuangan. Juga mencatat barang-barang yang diperjualbelikan," tutupnya. [red]

09 Januari 2022

Kado Liburan ala Kampung Dongeng Bojonegoro

    Minggu, Januari 09, 2022  

Reporter : Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Banyak kegiatan yang dapat dinikmati saat libur sekolah. Pergi berwisata, main ke rumah saudara dan lainnya. Namun berbeda dengan Kampung Dongeng Kabupaten Bojonegoro mereka mengadakan Kado Liburan untuk anak-anak usia TK hingga SD. Minggu (09/01/2022).

Bertempat di Kebun Raya Salak Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, kegiatan Kado Liburan Kampung Dongeng Kabupaten Bojonegoro diikuti oleh 85 peserta,

“Ini adalah kegiatan rutin kami di setiap libur semester 1 atau akhir tahun, walaupun tahun lalu sempat vakum karena Pandemi Alhamdulillah tahun ini bisa terselenggara”, ungkap Agung Budiono, Ketua Kampung Dongeng Bojonegoro.

Menurut Kak Budi, sapaan karibnya, Kado Liburan merupakan program untuk mengisi liburan anak-anak yang bertujuan untuk yang pertama melestarikan budaya, serta menanamkan nilai-nilai edukasi pada diri anak-anak dan yang dan meningkatkan budaya literasi.

Selain itu, melalui dongeng cerita yang diberikan juga bertujuan untuk menggiatkan kembali budaya dongeng kepada anak sehingga anak-anak dapat mengenal dongeng kembali.

“Gagasan Kado Liburan ini hadir karena kami melihat anak-anak disekitar mengisi liburan hanya dengan main HP dan liburan dengan orang tua yang minim interaksi dengan teman”, imbuhnya


Puluhan anak-anak tampak ceria bermain, berbagai permainan tradisional seperti fun game, bermain sulap, dan bercocok tanam dimainkan anak-anak dengan ditemani kakak-kakak dari kampung dongeng.

“Harapan kedepan kami punya tempat atau sanggar sendiri yang bisa didatangi setiap saat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak tentang hiburan yang seru namun tetap sarat dengan nilai pendidikan”, pungkasnya. [qoh/sbc]

28 Juli 2020

Ada Potensi Hutan di Bojonegoro Untuk Di Manfaatkan Sebagai Wisata

    Selasa, Juli 28, 2020  

Reporter : Dewi Wulan

SeputarBojonegoro.com - Kabupaten Bojonegoro merupakan wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Letak Bojonegoro yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban, Nganjuk, Ngawi dan Blora menjadikan wilayah ini semakin menarik disinggahi.

Kondisi topografi yang didominasi dengan perbukitan serta kawasan hutan pada sisi sebelah utara dan selatan merupakan daya tarik yang tidak kalah dengan daerah lainnya. Begitu juga dataran rendah yang berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, menjadi alasan utama wisatawan berkunjung ke Bojonegoro.

Kondisi lingkungan hutan yang tampak asri, membuat para pengemudi yang melintas di area hutan watu jago ini untuk berhenti sejenak melepaskan lelah ataupun mendinginkan mesin mobilnya. Begitu juga perlintasan dari Bojonegoro ke arah Kabupaten Ngawi, perjalanan akan melewati sebuah daerah yang sudah tidak asing lagi yaitu hutan watu jago

Disampaikam oleh Wahyu Setiawan, Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia, mengemukakan bahwa kawasan hutan watu jago ini bisa diwujudkan menjadi lokasi rest area, dengan memberikan beberapa pembenahan lokasi secara bertahap sambil menata lingkungan, kondisi sosial masyarakat hutan.

"Sambil membeli aneka makanan atau sekedar ngopi, pedagang yang berjualan pun bisa mendapatkan berkah dengan dagangannya," terangnya.

Dipaparkan oleh Wahyu Setiawan bahwa Area Watu jago ini, sangat cocok serta bisa dibuat semacam Rest Area, Disamping kondisi lingkungan hutan yang asri, masyarakat dikawasan ini banyak yang menjual makanan serta minuman

Watu Jago, berada di kawasan BKPH Ngelo, KPH Padangan , yang lokasinya di Kecamatan Margomulyo , tepatnya desa Meduri dan Sumberjo. Kegiatan Pariwisata di seputar kawasan hutan ini bisa juga dikembangkan menjadi lokasi wisata kuliner ataupun ruang pamer produk dari hutan seperti souvenir tonggak jati ataupun hasil olahan tanaman hutan seperti minyak kayu putih ataupun minyak sereh.

Waka Adm Perhutani KPH Padangan, Yeni Ernaningsih menyampaikan pihaknya sangat mendukung sekali jika kawasan area hutan watu jago ini menjadi tempat kawasan wisata, karena disamping melibatkan masyarakat sekitar hutan juga menjadikan hutan lebih terjaga dan lestari.

Begitu juga dengan masyarakat yang berdagang kuliner di wikayah tersebut juga snagat mendukung jika wilayah watu Jago digunakan sebagai Hutan wisata. "Yang berjualan disini rata rata warga sekitar daerah sini, kalo pas hari libur pengunjungnya banyak, walau hanya ngopi saja," Kata pak No salah satu Pedagang Makanan di watu jago.

Wahyu setiawan, juga menambahkan bahwa dirinya siap membantu untuk mewujudkan impian ini, tentunya bersama Perhutani, masyarakat hutan bersinergi membuat kawasan wisata yang asri dan terawat sehingga pengembangan wisata di Bojonegoro dapat bermanfaat bagi kelangsungan kesejahteraan masyarakat. [ang/sbc]

09 Februari 2020

Tradisi “Pleretan” Bentuk Syukur di Musim Tanam Padi

    Minggu, Februari 09, 2020  

Reporter: Abdul Qohar

SeputarBojonegoro.com - Warga desa Ngujo kecamatan Kalitidu kabupaten Bojonegoro pagi ini Minggu, 09 Februari 2020 menggelar tradisi "Pleretan" yang merupakan wujud syukur atas berkah pada musim tanam padi tahun ini. 

Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun sejak nenek moyang terdahulu, Sejumlah warga yang memiliki garapan padi mengadakan syukuran (Pleretan) bersama-sama di balai desa setempat. 

Zainudin, kepala desa Ngujo menuturkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan berkah sehingga para petani bisa panen dengan hasil yang menggembirakan serta harapan para petani supaya terhindar dari segala jenis penyakit tanaman hingga panen nanti”. 

Acara syukuran pleretan digelar secara sederhana di Balai Desa Ngujo, setiap warga yang datang membawa masing-masing nampan berisi Pleret dan makanan lain. 

Setelah dibacakan do'a warga yang ikut hadir dalam acara ini memakan sedikit nampan yang berisi pleret dan sisanya akan dibawa pulang kerumah mereka masing-masing, harapannya mendapatkan berkah dan melimpah.


Pleret itu sendiri sebenarnya merupakan sejenis panganan tradisional yang berbahan dasar ketan, mula-mula ketan digiling dijadikan tepung dan diolah sedemikian rupa, hingga menghasilkan bermacam-macam, mulai dari warna, bentuknya pun ada yang seperti daun, ulat, begitu juga pembuatannya juga dari pelepah pisang. [qoh/sbc]

24 Agustus 2019

Keindahan Dua Gunung di Bojonegoro Selatan

    Sabtu, Agustus 24, 2019  

Oleh : Bang Doel

SeputarBojonegoro.com - Pragelan, sebuah desa yang terletak di paling ujung barat kecamatan Gondang, desa yang berbatasan dengan desa Deling kecamatan Sekar, yang terkenal dengan wisatanya yaitu Atas Angin. Desa Pragelan ini adalah sebuah desa yang terdiri dari dusun Krajan sebagai jantungnya desa Pragelan, dusun Bluru, Tretes, Bladogan, dan Randupitu yaitu dusun yang beratasan langsung dengan desa Deling kecamatan Sekar.

Dibalik terisolirnya desa ini menyimpan keindahan yang sangat menarik untuk digali, yaitu keindahan alamnya dan salah satu bukti sebagai keindahanya yaitu ada dua gunung yang berdiri tegak nan hijau yang tampak dari bukit Atas Angin, dan menjadi salah satu spot yang paling indah saat pagi hari saat kita berada di desa Pragelan, saat matahari terbit dicelah-celah diantara dua gunung yaitu Gunung Lawang dan Gunung Kendil.

Sabagai salah satu bukti adalah dengan membuat gebrakan beberapa hal untuk desa Pragelan, yang paling tampak dan pertama kita lihat pada saat ke desa Pragelan adalah adanya embung disebelah kiri jalan tepat dikaki gunung Kendil dan pembangunan embung tersebut adalah lahan tanah Tanah Khas Desa, (TKD).



Kepala Desa Pragelan, Marji, merelakan bengkoknya untuk dijadikan embung untuk penyimpanan air agar disaat kemarau diharapkan dari air yang ada diembung tersebut bisa mengaliri sawah warga yang mengalami kekeringan. Sebagai Kepala Desa, dirinya berharap dengan dibangunnya Embung itu selain sabagai saran peningkatan produktifitas pertanian juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan tempat pemancingan ikan,

Disamping sisi-sisi embung itu akan didirikan gazebo dan warung sabagai tempat jualan warga desa, karena selain penghasil jagung dan padi desa Pragelan juga sangat cocok untuk tanaman buah semangka, nah... masih ada satu lagi desa Pragelan juga akan tampak indah saat kita mengambil gambarnya dari sisi barat yaitu dari jalan yang menuju arah dusun Bladogan.

"Jadi, dua gunung antara Gunung Lawang dan Gunung Kendil akan tampak indah jika dilihat dari  sana," jelas Marji.


Bagi para pecinta wisata alam, jangan sampai ketinggalan menikmati keindahan pancaran alam dari dua gunung ini,  pasti pengunjung akan terpana dan terpesona oleh indahnya yang bagai lukisan alam. [red/sbc]


Foto : alamasedy.com

10 Februari 2019

SareNgat Pasar Digital Ajang Promosi Produk Lokal Desa Mojodeso

    Minggu, Februari 10, 2019  
SeputarBojonegoro.com - Kegiatan yang digagas oleh POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Mojodeso Kecamatan Kapas  ini merupakan sebuah terobosan untuk mengajak masyarakat mandiri dan berdaya di tengah arus globalisasi yang semakin mewabah di hadapan kita.

Konsep SareNgat (pasar minggu) ini berupa  pameran kuliner dan produk-produk lokal khas warga setempat.

Antusiasme warga masyarakat ternyata cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya respon masyarakat sekitar dan luar daerah yang ikut berpartisipasi dan meramaikan acara tersebut.

Beni Farisandi wakil ketua POKDARWIS mengungkapkan untuk pembelian produk tidak menggunakan uang tunai, melainkan menggunakana koin yang telah di tukarkan saat pengunjung masuk area Telaga Payung.

"Cara tukar koin ini kami lakukan untuk menambah daya tarik pengunjung sekaligus membedakan sistem jual beli dengan pasar-pasar lainnya, selain itu SareNgat disini merupakan pasar digital satu-satunya di kabupaten Bojonegoro," ujarnya.


Kegiatan tersebut juga didukung oleh Pemerintah Desa Mojodeso dengan memberikan fasilitas area atau tempat di sekitar Telaga Payung untuk dijadikan tempat jajanan kuliner dan produk-produk warga sekitar

Kegiatan SareNgat ini rencananya akan berlangsung tiap hari Minggu setiap bulannya dan dimulai pukul 07.00 hingga 12.00 siang hari.

"Kegiatan SareNgat saat ini baru merupakan soft launching dan untuk launching utamanya sendiri dilakukan bulan Maret oleh Kementrian Pariwisata RI," Pungkasnya. (Wnq/SBC)

20 Desember 2018

Festival Bengawan Meriahkan Akhir Tahun 2018

    Kamis, Desember 20, 2018  

SeputaBojonegoro.com  - Festival Bengawan di Kabupaten Bojonegoro yang akan dilaksanakan pada 29 dan 30 Desember 2018 mendatang akan menghadirkan sastrawan kondang serta hiburan kesenian tradisional hingga festival perahu hias.

Ketua Panitia Festival Bengawan 2018, Didik Wahyudi mengatakan festival kali ini akan lebih menarik dibanding tahun-tahun sebelumnya.  Karena ini adalah yang pertama para peserta secara mandiri swadaya akan bersaing memperebutkan kejuaraan dengan kategori desa dan umum dengan hadiah uang pembinaan puluhan juta dan trophi.

"Kami akan mengundang para seniman lukis dan sastrawan untuk meramaikan festival ini lebih menggugah hati," kata Didik.

Festival perahu hias menyusuri bengawan solo dari Sale, desa Sukoharjo kecamatan Kalitidu sampai Taman Bengawan Solo (TBS) di utara pasar kota, Panitia juga mengundang para seniaman lukis dan sastrawan untuk memeriahkan Festival ini. Lukisan dari para seniman rencananya dilelang dan hasil lelang akan didonasikan untuk sedekah budaya dan untuk pelaksanaan Festival Bengawan pada tahun berikutnya.

"Rencana kita juga mengundang duta budaya serta seni semua kabupaten bantaran sungai," ucapnya.

Pihak optimis festival bengawan kali ini lebih menarik dan heboh dengan pesan moral menjaga keindahan dan kelestarian Bengawan Solo dengan tidak membuang sampah ke sungai.

"Karena sungai ini telah memberikan penghidupan sejak zaman dulu sampai sekarang," pungkasnya. (Abl/SBC)

16 Desember 2018

Ingin Kenalkan "Cethe" kepada Masyarakat Luas

    Minggu, Desember 16, 2018  
SeputarBojonegoro.com - Melukis adalah sebuah seni menggambar menggunakan cat warna di atas kanvas. Namun, terdapat suatu budaya melukis yang unik di Nusantara, yakni menggunakan ampas kopi di sebuah batang rokok.

Sebagai salah satu komunitas pecinta kopi, ANGOP ingin memperkenalkan budaya “nyethe” ini kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya.

"Nyethe itu kebiasaan di Jawa Timur, di mana para kaum pria berkumpul dan meminum kopi, setelah itu ampas kopinya digunakan untuk melukis di batang rokok," ujar Shohib kepada SeputarBojonegoro.com

Lomba ajang kreasi "nyethe" yang baru pertama kalinya diadakan di kabupaten Bojonegoro ini digelar bersamaan dengan rangkaian acara ngopi bareng serta ngobrol tentang perkopian di Indonesia oleh Ronggo Putro & Bryan Nainggolan (DONGENG KOPI) dari Yogyakarta. (Sabtu 15/12/18) 

Acara yang digelar di halaman Gedung Pusat Pengembangan Industri Kreatif (PPIK) kabupaten Bojonegoro berlangsung meriah. Tak kurang dari 50 peserta ikut serta meramaikan adu bakat melukis menggunakan bahan dasar ampas minuman kopi di atas media lima batang rokok yang disediakan panitia tersebut.

"Tak ada tema khusus. Lukisan bebas saja yang penting pola yang jelas, rapi dan tentu saja bernilai seni," pungkasnya. (Abl/SBC)

08 Desember 2018

Festival "NYETHE" Pertama Kalinya di Bojonegoro

    Sabtu, Desember 08, 2018  
sumber foto : google
SeputarBojonegoro.com - Komunitas pecinta kopi di Bojonegoro Jawa Timur, yang menaman dirinya Komunitas ANGOP (Ayo Ngopi) dalam waktu dekat akan menggelar festival menarik yang menjadi salah satu agenda langka, bahkan bisa yang pertama kali di Kabupaten Bojonegoro.

Kegiatan spektakuler sebagai ajang kreasi dan inovasi ampas kopi itu dikemas dalam “Lomba Nyethe, Ngopi Bareng dan Live Musik”.

Kegiatan bertajuk ‘Festival Nyethe’ akan di selenggarakan di halaman gedung pusat pengembangan Industri Kreatif (PPIK) Jl. Veteran Bojonegoro, pada hari sabtu tanggal 15 Desember 2018 mendatang.

Kegiatan ini baru ada pertama kali diadakan di Bojonegoro, pesertanya umum tidak hanya untuk pecinta kopi yang ada di Kabupaten Bojonegoro namun juga Jawa timur dan Indonesia.

Tujuannya untuk melestarikan seni budaya dan alam, juga merekatkan persaudaraan antar pemuda yang kritis dan nyeni.

Menurut Shohib, selaku ketua panitia acara ini mengatakan, kegiatan ini adalah keprihatinan perilaku pemuda era kini yang mulai bersikap pragmatis, instan, karena kebanyakan mengonsumsi media sosial atau internet tanpa ada filterisasi. Akibatnya, mereka lupa, tidak memikirkan seninya berproses untuk hasil karya seni yang nyeni dan bermanfaat. budaya corat-coret yang selama ini dikonotasikan negatif, harus dipermak menarik dan dibuktikan bahwa corat-coret adalah bagian dari aktivitas seni. Ungkapnya kepada SeputarBojonegoro.com.

Dan juga untuk memperkenalkan kekayaan bangsa, suatu kebiasaan yang sudah melekat kepada penikmat kopi, yakni budaya seni nyethe, atau orang Bojonegoro biasa menyebutnya dengan "bolot".

Selain itu, agenda ini juga bagian dari promosi batik khas Kabupaten Bojonegoro. Sebab, Bojonegoro memiliki khazanah budaya berupa batik Jonegoroan.

Untuk pendaftarannya, Rp. 15.000. Itu untuk peserta dapat secangkir kopi, 2 batang rokok, serta peralatan untuk nyethe. Untuk motifnya bebas dan durasi membatik rokok sekitar 2,5 jam.

Dalam kegiatan ini, akan dimeriahkan pula dengan pertunjukan musik akustik dari Hey Rocky Brother, dan Stand Up Comedy, serta ada pula diskusi tentang kopi, dengan. Narasumber Dongeng Kopi dari Yogyakarta. Sehingga bagi yang tdak ikut lomba nyethe, bisa ngopi bareng, ngobrol bareng, nongkrong bareng, dan diskusi bareng, dengan hiburan musik akustik.

Bagi yang berminat, bisa langsung menghubungi panitia di nomor 085731421046 dan 085733505052. (Abl/SBC)
© 2018 SeputarBojonegoro.comDesigned by Bloggertheme9